Rabu, 11 Juli 2012

Dicari: Rektor Bervisi Budaya

Udo Z. Karzi
Lampung Post, 3 Agu 2011

UTOPIA! Ya, begitulah saya memberanikan diri menulis tentang kemustahilan. Tapi, betapa pun sia-sianya melontarkan ide ini—sebagaimana ketika saya coba uji tanya gagasan ini kepada rekan-rekan—artikel ini tetap harus ditulis. Walaupun hasilnya cuma munggak-medoh alias ngalor-ngidul. Hahaa. Setidaknya untuk memberitahu pihak Universitas Lampung (Unila) bahwa ada yang terasa janggal ketika Unila menggagas universitas kelas dunia.
***

Apa boleh buat, Senat Unila telah menetapkan tiga nama calon rektor Unila periode 2011—2015 pada rapat tertutup di Gedung Rektorat, 27 Juli 2011. Tiga calon tersebut adalah Sugeng P. Harianto, Wan Abas Zakaria, dan Paul Benyamin Timotiwu. Ketiganya, apa boleh buat, berasal dari Fakultas Pertinian. Sugeng, rektor Unila saat ini, meskipun sempat menjadi dekan FMIPA, sejatinya ada staf pengajar di Fakultas Pertanian. Wan Abas, dekan Fakultas Pertanian. Lalu, Paul adalah staf pengajar Fakultas Pertanian.

Agaknya, harapan Syarief Makhya (Lampung Post, 26 Juli 2011) akan adanya pertarungan gagasan dalam persaingan di antara calon rektor Unila seperti membentur dinding kosong belaka. Rapat Senat Universitas yang tertutup, calon yang relatif homogen (dari Fakultas Pertanian), dan sulitnya akses sivitas akademika Unila untuk memengaruhi atau minimal mengawasi jalannya pemilihan rektor; membuat “pertarungan gagasan” yang dimaksud sulit berkembang. Kalaupun terjadi, hanya di lingkup kecil Senat Unila. Tidak sampai mewacana di kampus, apalagi ke luar kampus.

Saya melihat (semoga saya salah) tengah terjadi apatisme yang luar biasa dalam diri Unila. Setidaknya, hingga saat ini opini Syarief Makhya tidak mendapat tanggapan berarti dari warga Unila, baik dosen maupun mahasiswa. Boleh dibilang, pemilihan rektor sebagai sebuah rutinitas belaka seperti disinggung Syarief menemui realitasnya. Pemilihan rektor ya lumrah saja, biasa saja, tidak ada istimewanya, dst.

***

Kembali ke judul artikel ini, sebenarnya tulisan ini kelanjutan dari esai saya sebelumnya, Unila sebagai Pusat Kebudayaan Lampung? (Lampung Post, 8 April 2006) yang menggagas perlunya Unila mendirikan Fakultas Ilmu Budaya atau Fakultas Sastra, yang di dalamnya termasuk Jurusan Sastra Lampung. Jadi, inilah artikel daur ulang saja mengenai apa yang seharusnya dimiliki, dilakukan, dan dikembangkan di Unila.

Dengar-dengar Unila telah menetapkan visi menjadi 10 perguruan terbaik di Indonesia dan juga hendak go international dalam skema World Class Research University (WCRU). Saya tidak hendak mempermasalahkan mengapa 10 terbaik dan mengapa harus go internasional. Payulah sangon zamanni. Tapi, saya hanya mengherankan bagaimana mungkin Unila menjadi terbaik dan mengglobal, tetapi melupakan diri sendiri (kehilangan identitas)? Kebudayaan Lampung! Bukankah sebagai pusat kebudayaan, Unila (kependekan dari Universitas Lampung) mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan keilmuan tentang Lampung dan kelampungan?

***

Artikel ini juga terilhami oleh sebuah pertemuan. Suatu kali, tepatnya Jumat malam, 8 Juli 2011, saya dan budayawan yang juga staf pengajar Fakultas Teknik Unila Anshori Djausal diajak dosen FISIP Arizka Warganegara bertemu dengan rombongan Persatuan Sejarah Malaysia (PSM) di sebuah hotel di Bandar Lampung. Yang saya dengar, rombongan PSM ini melakukan napak tilas sejarah Melayu di Sumatera yang terbentang mulai dari Lampung hingga D.I. Aceh setelah mengikuti Kongres Masyarakat Sejarawan Indonesia dan Konferensi Nasional Sejarah IX di Jakarta, 5—8 Juli 2011.

Napak tilas, tentu hal yang serius. Akan halnya Lampung, agaknya hanya negeri numpang liyu (numpang lewat) belaka dalam lintasan sejarah Melayu tersebut. Rombongan toh tiba malam dan istirah sejenak untuk paginya melanjutkan perjalanan ke Palembang, Sumatera Selatan. Untuk sekadar tahu tentang kemungkinan ada jejak Melayu di Lampung, mereka minta bertemu beberapa orang yang “dianggap” tahu, kebetulan yang bisa ketemu malam itu saya, Anshori Djausal, dan Arizka Warganegara.

Maka, berceritalah kami tentang bahasa, sastra, dan budaya Lampung. Tentang hubungan Melayu dengan Lampung. Tentang kekhasan budaya Lampung. Tentang betapa banyaknya seniman, terutama penyair yang telah mengharumkan Lampung. Tentang betapa tingginya peradaban Lampung karena memiliki bahasa dan aksara sendiri. Bagaimanakah bahasa Lampung, saya sodorkan buku puisi Lampung saya, Mak Dawah Mak Dibingi. Seperti apakah aksara Lampung, saya coba tuliskan beberapa huruf Kaganga yang saya ingat.

Sedikit dialog.

“Lampung punya universitas?”

“Ada, nama Universitas Lampung (Unila).”

“Punya Jurusan Sejarah?”

“Oh, tidak ada. Unila tidak punya Jurusan Sejarah. Tidak punya Fakultas Ilmu Budaya atau Fakultas Sastra yang mempunyai Jurusan Sejarah, Jurusan Antropologi, Jurusan Sastra Lampung, dan lain-lain. Adanya Pendidikan Sejarah dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Lampung di FKIP.”

“Di Fakultas Pendidikan?”

“Ya, Pak.”

“Bagaimana Unila bisa mengembangkan kajian sejarah dan kebudayaan?”

“Oh, Unila punya Pusat Studi Budaya Lampung, kok.”

“…???”

“Kajian tentang budaya Lampung, sejarah, manusia Lampung, sangat minim.”

Saya ingat komentar simpatik Abdullah Zakaria Ghazali yang kebetulan duduk di samping kiri saya. “Berat. Perlu kerja keras…,” kata guru besar sejarah Universitas Malaya itu.

Sepulangnya dari pertemuan, di benak saya yang terpikir hanya satu: Kapan ya Unila mulai mengembangkan kebudayaan (Lampung) secara lebih terlembaga dalam wadah yang bernama fakultas. Jawabnya sampai sekarang masih, “Mimpi kali, ye!”

***

Menjelang pemilihan rektor Unila, saya merasa perlu mengapungkan kembali gagasan ini. Maka, saya tulis “Dicari: Rektor Bervisi Budaya!” Suatu kali Rektor Unila Sugeng P. Harianto diwawancarai Lampung Post (28 Juni 2009) tentang kemungkinan mendirikan Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu Budaya, bahkan Fakultas Filsafat untuk membangun dinamika pemikiran di (Universitas) Lampung, dia menjawab singkat, “Belum. Kita tengah melakukan penguatan kelembagaan Unila.”

Bagaimana kalau hal yang sama ditanyakan kembali kepada calon rektor Unila? Entahlah….

Udo Z. Karzi, Tukang tulis, alumnus Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila
Dijumput dari: http://ulunlampung.blogspot.com/2011/08/dicari-rektor-bervisi-budaya.html

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir