Jumat, 21 Oktober 2011

Yang Tak Picisan dalam Roman Pergaoelan

Suryadi*
Padang Ekspres, 17 Mei 2009

BUKU ini membahas sebuah korpus karya sastra Indonesia yang muncul di akhir masa kolonial yang selama ini luput dari ‘mata (kurang) awas’ studi (sejarah) kesusastraan Indonesia karena dianggap picisan. Korpus itu disebut roman pergaoelan (RP), yang diterbitkan oleh Penerbit Penyiaran Ilmoe (1939-1942) di Bukittinggi.

Mengutip definisi dari penerbitnya sendiri, istilah roman pergaoelan kurang lebih berarti “berbagai macam warna, bentuk, dan gambaran dari pergaulan”. Tetapi di sisi lain istilah itu juga berarti sejenis “genre sastra, novel atau cerita tentang pergaulan dan hubungan [antar] sesama manusia” (p.69).

Dalam buku ini, Sudarmoko—dosen Fakultas Sastra Universitas Andalas (UNAND), sekarang jadi dosen tamu di Hankuk University, Korea—menelaah struktur dan konteks sosio-budaya dan kesejarahan RP. Ia membahas sejumlah aspek yang mendukung keberadaan RP, seperti penerbitnya, karya, pembaca, dan reaksi-reaksi politis dan literer terhadapnya.

Bab I (hlm.1-20) membahas efek kanonisasi dalam penelitian ilmiah dan kritik sastra Indonesia yang mengakibatkan karya-karya yang berada di luar mainstream menjadi terabaikan, kemudian melanjutkannya dengan paparan tentang prinsip-prinsip dasar sosiologi sastra dan ideologi dalam sastra yang menjadi landasan teoretis penelitian ini, dan diakhir dengan penjelasan mengenai struktur buku ini.

Keberadaan Penerbit Penyiaran Ilmoe (PI) dan konteks sosio-budaya dan politik yang melahirkan dan membesarkannya dideskripsikan dalam Bab 2 (hlm.21-62). Kehadiran PI tidak lepas dari perkembangan kota Bukittinggi (Fort de Kock) di awal abad ke-20 yang pada dekade-dekade berikutnya ikut menggairahkan pertumbuhan usaha penerbitam/percetakan pribumi. Bab ini memberi gambaran historis yang multi dimensi seputar usaha ini di daerah pada zaman kolonial: tentang para penggiat dan latar belakang pendidikan dan ideologi mereka, pemodalnya, produk-produk yang dihasilkannya dan strategi pemasarannya, serta pengawasan-pengawasan politis yang dilakukan Pemerintah Kolonial.

Bab 3 (hlm.63-112) menganalisa aspek intrinsik RP. Sebelum membahas aspek intrinsik empat contoh RP yang telah dipilih, penulis melukiskan kemunculan genre ini, dengan berbagai macam nama, di Sumatera pada tahun 1930-an. Hal itu dimulai dari terbitnya Madjalah Dunia Pengalaman sebelum kemudian muncul beberapa nama lain seperti Lukisan Pudjangga, Tjedrawasih, Gubahan Maya, dan Mustika Alhambra. Kemudian genre ini muncul pula di Padang di tahun 1940-an yang diberi nama Roman Indonesia (p.63-4).

Empat contoh RP yang dibahas penulis adalah Angkatan Baroe (Hamka, 1939), Kamang Affair (Martha [Maisir Thaib], 1939), Joerni-Joesri (Matu Mona, 1940), dan Rahasia Pembongkaran (Surapati, 1941). Sudarmoko menyajikan sinopsis keempat roman itu, menganalisa tema-tema utama masing-masing teks dan membahas pandangan ideologi (pengarang) yang terepresentasi di dalamnya. Ia menunjukkan bahwa hakikat RP adalah representasi dunia pergerakan dan nasionalisme anak muda bumiputera di daerah dalam ranah literer yang mencoba ‘melawan’ wacana politik, budaya, dan sastra bentukan kolonialis Belanda yang didominasi oleh pusat (Batavia).

Bab 4 (hlm.113-45) berisi paparan historis mengenai reaksi-reaksi seputar RP: yang berupa polemik menyangkut estetika dan dampak sosial genre ini maupun yang berupa reaksi politis dari Pemerintah Kolonial Belanda (dan kemudian Jepang) terhadapnya. Dalam bab penutup (Bab 5; hlm. 147-53) penulis antara lain menyatakan bahwa penelitan terhadap korpus RP telah memberi kontribusi dalam membuka pembicaraan yang lebih luas dan dalam mengenai sejarah kesusatraaan Indonesia dan keberadaan penerbit karya sastra di daerah, di luar lingkungan Balai Pestaka.

Buku ini memperkenalkan kepada kita banyak nama pengarang sastra Indonesia yang, karena karya-karya mereka diletakkan di luar karya-karya mainstream, tidak dikenal namanya dalam peta historis kesusatraan Indonesia, seperti Aziz Thaib, Maisir Thaib (Martha), Thaher Samad, Tamar Djaja, St. R. Alamsjah, M. Kasim, Hs. Bakry, D. Umri, Mohd. Hasan Tansa, Mahals, Aminar, Nuraji ZR, Merayu Sukma, SZ Kamisir, Fajoermiah, Suara Sutji, dan Roma-Nita – untuk sekedar menyebut beberapa nama.

Buku yang juga berisi ilustrasi ini—aslinya adalah thesis MA Sudarmoko di Universitas Leiden (2005)—berhasil mengungkapkan sisi-sisi lain dari dinamika dunia kesusastraan Indonesia di akhir zaman penjajahan. Seperti diungkapkan Umar Junus dalam pengantarnya (hlm. ix-xiii), Sudarmoko, yang dinilai berani keluar dari mainstream penelitian kesusaatraan Indonesia yang sangat bersifat kanonik (warisan kolonialisme Belanda), berhasil menggambarkan dimensi lain kesusastraan Indonesia di akhir zaman penjajahan.

Dalam pemahaman yang luas istilah kanon (canon) merujuk kepada pengakuan yang bersifat melembaga terhadap daftar karya yang dianggap patut dicontoh, seperti karya-karya yang merupakan sastra nasional sebuah negara. Istilah kanon juga merujuk kepada system of rules untuk menciptakan karya-karya tersebut. Secara tradisional kanon sastra dimaknai sebagai susunan kronologis para pengarang terkenal dan karya-karya sastra utama yang tetap bertahan dalam ujian waktu karena nilai guna intrinsiknya yang terkait selama beabad-abad oleh suatu kesatuan budaya.

Namun belakangan ini pandangan di atas telah diserang oleh kritikus yang berargumen bahwa kanon tradisional itu pada dasarnya adalah semacam konstruksi sosial yang, karena kecenderungannya mengeyampingkan minoritas tertentu, merefleksikan relasi kuasa ketimbang nilai-nilai estetika. Sudarmoko tampaknya adalah salah seorang dari golongan penggugat itu. Lewat buku ini ia mengungkapkan aspek estetika, sosial, budaya, ekonomi, politik, ideologi, bahkan agama yang amat menarik di balik kehadiran sebuah korpus ‘sastra pinggiran’ yang disebut roman pergaoelan, yang selama beberapa dekade (sengaja) dilupakan karena sudah terlanjur dicap picisan.
_________________
*) Suryadi, alumnus Fakultas Sanstra UNAND, dosen dan peneliti pada Faculteit Geesteswetenschappen Universiteit Leiden, Belanda
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2009/05/buku-yang-tak-picisan-dalam-roman.html

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir