Pamusuk Eneste *
http://www.suarapembaruan.com/
Umar Kayam bukanlah cerpenis yang produktif. Kumpulan cerpennya yang pertama, Seribu Kunang-kunang di Manhattan (Pustaka Jaya, 1972) hanya berisi 6 cerpen. Keenam cerpen ini kemudian dimuat kembali dalam kumpulan cerpen Sri Sumarah dan Cerita Pendek Lainnya (Pustaka Jaya, 1986) bersama 4 cerpen yang lain (“Sri Sumarah”, “Bawuk”, “Musim Gugur Kembali di Connecticut”, dan “Kimono Biru buat Istri”).
Kumpulan cerpen Umar Kayam terakhir, Lebaran di Karet, di Karet … (Penerbit Kompas, 2002) — yang terbit setelah Umar Kayam meninggal — memuat 13 cerpen. Ternyata 8 dari 13 cerpen itu pernah diterbitkan dalam kumpulan cerpen Umar Kayam, Parta Krama (Yayasan untuk Indonesia, 1997). Dari 5 cerpen yang ditambahkan (“Menjelang Lebaran”, “Lebaran Ini, Saya Harus Pulang”, “Lebaran di Karet, di Karet …”, “Sardi”, dan “There Goes Tatum”), ternyata satu cerpen pernah dimuat dalam kumpulan cerpen Sri Sumarah, yaitu “There Goes Tatum”.
Jadi, selama 30 tahunan usia kepengarangannya, Umar Kayam hanya menulis 22 cerpen (cerpen “There Goes Tatum” dimuat dalam Sri Sumarah dan Lebaran di Karet, di Karet …) ditambah dua novel, Para Priyayi (1992) dan Jalan Menikung (1999).
Duka Lebaran
Delapan dari 13 cerpen yang terkumpul dalam Lebaran di Karet, di Karet … berkisah seputar Lebaran dengan segala lika-likunya. Kedelapan cerpen itu adalah “Ke Solo, ke Njati”, “Ziarah Lebaran”, “Menjelang Lebaran”, “Lebaran Ini, Saya Harus Pulang”, “Marti”, “Mbok Jah”, “Lebaran di Karet, di Karet …”, dan “Sardi”.
Meski bisa menyenangkan, dalam fiksi Umar Kayam, Lebaran itu justru lebih banyak menyedihkan, mengecewakan, dan bikin trenyuh. Dari 8 cerpen bertema Lebaran, hanya cerpen “Marti” (hlm. 30-37) yang menyuguhkan kegembiraan di kala Lebaran. Selebihnya, cerpen-cerpen Umar Kayam didominasi kemuraman, kesedihan, atau (sebut saja) duka Lebaran.
Betapa tidak Tokoh ibu dan dua anaknya dalam cerpen “Ke Solo, ke Njati” (hlm.1-7) sudah memiliki karcis bus menuju Wonogiri. Namun, mereka tak bisa mudik karena tak pernah mampu masuk bus saking banyaknya calon pemudik di terminal bus. Celakanya, itu terjadi bukan beberapa hari menjelang Lebaran; justru pada hari pertama dan kedua Lebaran. Ternyata pada dua hari Lebaran itu pun masih banyak orang yang mau mudik.
Si ibu dan kedua anaknya – dengan genteyongan barang- tak mampu berdempet-dempet dengan orang lain dan selalu terpinggirkan alias tak bisa naik bus. Ke manakah sang suami dan ayah kedua anak itu? Ternyata sang suami/sang ayah sudah meninggal. Akhirnya, mereka terpaksa “pulang ke kamar sewaan yang terselip di tengah kampung agak kumuh di bilangan Kali Malang” (hlm. 2).
Begitu pula tokoh Kamil dalam cerpen “Menjelang Lebaran” (hlm. 13-23). Kamil, istrinya (Sri), dan kedua anaknya (Mas dan Ade) sudah berencana mudik. Kedua anaknya malah sudah menyiapkan ransel dan membayangkan akan naik kereta api. Namun apa mau dikata? Kamil justru di-PHK tempatnya bekerja karena “kehabisan modal untuk terus berjalan” (hlm. 20).
Apa boleh buat. Batallah rencana mudik keluarga Kamil. Nah, pembantu rumah tangga, yang sudah bekerja 10 tahunan pada keluarga Kamil terpaksa tak digaji lagi meski tetap boleh tinggal di keluarga itu.
Simak pula tokoh Is dalam cerpen “Lebaran di Karet, di Karet … ” (hlm. 46-52). Lebaran bagi dia justru mengecewakan. Ketiga anaknya bekerja di luar negeri. Pada saat Lebaran, Is (yang ditinggal mati istrinya) sangat mengharapkan kabar dari ketiga anaknya berupa surat panjang. Ternyata yang muncul cuma kartu pos bergambar dengan sedikit kata-kata.
Pada hari Lebaran, Is yang pernah bekerja di Markas Besar PBB, New York, itu tidak pergi ke makam istrinya. Dengan mobil dinas Toyota Deparlu, Is “mengebut keluar jalan raya. Dengan tegas berhenti sebentar kemudian membanting stirnya ke arah jurusan kiri. Ke Karet, ke Karet – tidak ke Jeruk Purut ke tempat Rani, melainkan ke Karet, ke Karet … Rani pasti setuju dan senang” (hlm. 52).
Yang lebih menyedihkan lagi adalah tokoh Sardi dalam cerpen “Sardi” (hlm.53-59); cerpen yang baru pertama kali dipublikasikan dalam kumpulan ini. Karena tak punya biaya untuk mudik Lebaran, terpaksalah Sardi menilep uang majikannya. Cek yang dicairkan Sardi tidak diserahkannya kepada sang majikan, tetapi dia bawa ke kampung dan dibagi-bagikannya ke handai tolan sebagai oleh-oleh. Akibatnya, Sardi tak berani lagi kembali ke Jakarta.
“Bapak, simbok, saya akan tinggal di desa saja. Mau membantu Bapak di tegal dan bikin tikar sama embok” (hlm. 59).
Ironis memang. Tempo hari, justru Sardi yang nekat mau ke Jakarta, sementara kedua orangtuanya melarangnya. Kini kedua orangtuanya yang malah heran: Sardi justru tidak ingin kembali ke Jakarta…
Pembantu vs Majikan
Berbicara seputar Lebaran, mau tak mau kita pun akan berbicara seputar pembantu rumah tangga dan majikan. Lazimnya, rumah tangga yang punya pembantu akan kerepotan menghadapi Lebaran. Pasalnya, pembantu banyak mudik Lebaran. Syukur kalau masih kembali ke rumah majikan, kalau tidak, tentu harus mencari pembantu baru.
Itulah sebabnya, nyonya rumah dalam cerpen “Ke Solo, ke Njati” sangat senang ketika pembantunya tidak jadi mudik karena tak bisa masuk ke bus yang akan mengangkutnya ke Wonogiri. “To, saya bilang apa. Saya bilang apa. Sokur tidak dapat bis kamu. Ayo sini bantu kami sini. Tuh piring-piring kotor masih menumpuk di dapur. Sana …” (hlm. 7).
Ada pula dua pembantu rumah yang mudik untuk seterusnya dan tak akan kembali bekerja ke majikannya, yakni Nem (cerpen “Lebaran Ini, Saya Harus Pulang”) dan Mbok Jah (cerpen “Mbok Jah”). Keduanya minta berhenti dari majikannya dengan alasan yang mirip.
Nem sudah bekerja pada satu keluarga selama 20 tahun, namun ingin berhenti dan pulang kampung. “Saya ini sudah semakin tua dan terus terang semakin capek, Lebaran ini, pokoknya saya harus pulang untuk seterusnya” (hlm. 28). Untunglah majikan Nem mengabulkan permintaan itu tanpa syarat.
Mbok Jah juga sudah 20 tahun bekerja pada keluarga Mulyono di kota. Namun, akhirnya Mbok Jah berhenti untuk seterusnya dan kembali ke kampungnya di desa Tepus, Gunungkidul. Mbok Jah berhenti karena “merasa semakin renta, tidak sekuat sebelumnya, Mbok Jah merasa dirinya menjadi beban keluarga itu ” (hlm. 39).
Jika Nem berhenti tanpa syarat, Mbok Jah justru dengan syarat “akan ‘turun gunung’ dua kali dalam setahun, yaitu pada waktu Sekaten dan waktu Idul Fitri” (hlm. 40). Namun, sudah dua kali Lebaran Mbok Jah sudah tidak “turun gunung”. Itulah sebabnya, keluarga Mulyono mengunjungi Mbok Jah di desa.
Pesanan
Jelaslah bahwa Lebaran itu multidimensi dan multiaspek. Unsur agama berbaur dengan unsur tradisi/kebudayaan, unsur gengsi, unsur ekonomis, dan lain-lain. Di samping menggembirakan, Lebaran pun bisa menimbulkan duka/derita, seperti kita lihat dalam sejumlah cerpen Umar Kayam di atas. Umar Kayam telah menyodori kita duka Lebaran itu meski hanya lewat cerpen/fiksi.
Tentu timbul pertanyaan. Mengapa Umar Kayam getol menulis cerpen seputar Lebaran — sampai 8 cerpen? Dalam satu wawancara, Umar Kayam (1932-2002) buka kartu. Katanya, “Teman-teman di Kompas itu yang memperlakukan saya sebagai pengarang spesialis Lebaran” (Prosa, 1/2002, hlm. 177). Dengan kata lain, cerpen yang ditulis Umar Kayam merupakan pesanan.
Meski begitu, tak bisa dimungkiri, cerpen-cerpen Umar Kayam di atas sangat menyentuh rasa kemanusiaan kita. Harus kita akui pula, Umar Kayam adalah salah satu maestro cerpen Indonesia.
*) Pamusuk Eneste adalah pengamat sastra
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Musthafa
A Rodhi Murtadho
A Wahyu Kristianto
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Wachid BS
Abdullah al-Mustofa
Abdullah Khusairi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimanyu
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Maulani
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adrian Ramdani
Ady Amar
Afrizal Malna
Agnes Rita Sulistyawati
Aguk Irawan Mn
Agus R. Sarjono
Agus Riadi
Agus Subiyakto
Agus Sulton
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahm Soleh
Ahmad Farid Tuasikal
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Luthfi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadie Thaha
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rasyid
AJ Susmana
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander Aur
Alexander G.B.
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Rif’an
Aliela
Alimuddin
Alit S. Rini
Alunk Estohank
Ami Herman
Amich Alhumami
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminudin TH Siregar
Ammilya Rostika Sari
An. Ismanto
Anaz
Andaru Ratnasari
Andhi Setyo Wibowo
Andhika Prayoga
Andong Buku #3
Andrenaline Katarsis
Andri Cahyadi
Angela
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Sudibyo
Anton Wahyudi
Anwar Holid
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Zulkifli
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayu Utami
Azyumardi Azra
Babe Derwan
Bagja Hidayat
Balada
Bandung Mawardi
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Setiawan
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Bernadette Lilia Nova
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Bhakti Hariani
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budi Winarto
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Bustan Basir Maras
Camelia Mafaza
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Choirul Rikzqa
D. Dudu A.R
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Darmanto Jatman
Dedy Tri Riyadi
Delvi Yandra
Denny JA
Denny Mizhar
Dewi Anggraeni
Dian Basuki
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dian Yanuardy
Diana AV Sasa
Dinar Rahayu
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Warsidi
Edy Firmansyah
EH Kartanegara
Eka Alam Sari
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil Amir
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F. Budi Hardiman
Fadly Rahman
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fani Ayudea
Fariz al-Nizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatkhul Aziz
Felix K. Nesi
Film
Fitri Yani
Franditya Utomo
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Garna Raditya
Gde Artawan
Geger Riyanto
Gendhotwukir
George Soedarsono Esthu
Gerakan Surah Buku (GSB)
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Tri Atmojo
H. Supriono Muslich
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim H.D.
Hamberan Syahbana
Hamidah Abdurrachman
Han Gagas
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hasan Aspahani
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Helvy Tiana Rosa
Helwatin Najwa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendriyo Widi Ismanto
Hepi Andi Bastoni
Heri Latief
Heri Listianto
Herry Firyansyah
Heru Untung Leksono
Hikmat Darmawan
Hilal Ahmad
Hilyatul Auliya
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husnun N Djuraid
I Nyoman Suaka
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilenk Rembulan
Ilham khoiri
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santosa
Imelda
Imron Arlado
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Margareta
Indra Darmawan
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ingki Rinaldi
Insaf Albert Tarigan
Intan Hs
Isbedy Stiawan ZS
Ismail Amin
Ismi Wahid
Ivan Haris
Iwan Gunadi
Jacob Sumardjo
Jafar Fakhrurozi
Jajang R Kawentar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean-Marie Gustave Le Clezio
JJ. Kusni
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Julika Hasanah
Julizar Kasiri
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kadir Ruslan
Kartika Candra
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Ketut Yuliarsa
KH. Ma'ruf Amin
Khaerudin
Khalil Zuhdy Lawna
Kholilul Rohman Ahmad
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Krisandi Dewi
Kritik Sastra
Kucing Oren
Kuswinarto
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lenah Susianty
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
M Shoim Anwar
M. Arman A.Z.
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Harya Ramdhoni
M. Kasim
M. Latief
M. Wildan Habibi
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria hartiningsih
Maria Serenada Sinurat
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Marsus Banjarbarat
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masriadi
Mawar Kusuma Wulan
Max Arifin
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Mezra E. Pellondou
Micky Hidayat
Mihar Harahap
Misbahus Surur
Moh Samsul Arifin
Moh. Syafari Firdaus
Mohamad Asrori Mulky
Mohammad Afifuddin
Mohammad Fadlul Rahman
Muh Kholid A.S.
Muh. Muhlisin
Muhajir Arifin
Muhamad Sulhanudin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Azka Fahriza
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naskah Teater
Nezar Patria
Nina Setyawati
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noor H. Dee
Noval Maliki
Nunuy Nurhayati
Nur Haryanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurudin
Octavio Paz
Oliviaks
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Panda MT Siallagan
Pandu Jakasurya
PDS H.B. Jassin
Philipus Parera
Pradewi Tri Chatami
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R Sutandya Yudha Khaidar
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmadi Usman
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rahmat Sutandya Yudhanto
Raihul Fadjri
Rainer Maria Rilke
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridha al Qadri
Ridwan Munawwar
Rikobidik
Riri
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rizky Andriati Pohan
Robert Frost
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Romi Febriyanto Saputro
Rosihan Anwar
RR Miranda
Rudy Policarpus
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Gerilyawan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra
SelaSastra ke #24
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Subhan SD
Suci Ayu Latifah
Sulaiman Djaya
Sulistiyo Suparno
Sunaryo Broto
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunudyantoro
Suriali Andi Kustomo
Suryadi
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susi Ivvaty
Susianna
Susilowati
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Bahri
Syam Sdp
Syarif Hidayatullah
Tajuddin Noor Ganie
Tammalele
Tan Malaka
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Tengsoe Tjahjono
Th Pudjo Widijanto
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tiya Hapitiawati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Joko Susilo
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi
Umar Kayam
Undri
Uniawati
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Vyan Tashwirul Afkar
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyudin
Wannofri Samry
Warung Boenga Ketjil
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Web Warouw
Wijang Wharek
Wiko Antoni
Wina Bojonegoro
Wira Apri Pratiwi
Wiratmo Soekito
Wishnubroto Widarso
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Wing King
WS Rendra
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosi M. Giri
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Yuyu AN Krisna
Zaki Zubaidi
Zalfeni Wimra
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhaenal Fanani
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Zulhasril Nasir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar