Selasa, 02 November 2010

Mendambakan Pemimpin Muda

7 Hari Kepergian Pramoedya Ananta Toer
Susianna
http://www.suarakarya-online.com/

Tujuh hari sudah sastrawan legendaris Pramoedya Ananta Toer menghembuskan nafas terakhir dalam usia 81 tahun, tepatnya pada Minggu (30/4) lalu di rumahnya bilangan Utan Kayu, Jakarta Timur. Berita meninggalnya sastrawan kelahiran Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 ini, menjadi perhatian dunia, yang seakan ikut menangis kehilangan seorang calon nominasi penerima hadiah Nobel.

“Saya lihat di internet, hampir semua surat kabar terkemuka mancanegara menulis berita kepergian Pram. Antara lain, Washington Post, New York Times, dan kantor berita terkenal seperti AFP, AP, Reuter, termasuk BBC London juga mengulas karyanya,” papar Eka Budianta, sastrawan yang sangat dekat dengan almarhum.

Sejak Pram dirawat di RS St Carolus hingga dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakata Pusat, sepertinya pers Indonesia, baik media cetak maupun elektronik tidak mau kebobolan berita tentang kepergian sastrawan kondang ini. Berbeda di zaman Orde Baru, nama Pramoedya merupakan alergi bagi pers nasional. Sebagai mantan tapol/napol yang pernah dipenjara di Pulau Buru, Pram dikenal aktif dalam organisasi Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang bernaung di bawah Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dalam buku “Mendengar Pramoedya” yang ditulis Eka Budianta dan diluncurkan pada HUT ke-80 Pram, 6 Februari 2005 lalu, Eka mengungkapkan, seorang karyawan universitas di Yogyakarta dihukum 8 tahun penjara ketika mengadakan diskusi tentang buku “Bumi Manusia” karya Pram. “Padahal seluruh dunia mengakui karya Pram yang telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa,” ujar konsultan pembangunan dan kolumnis majalah Trubus itu.

Sebelum meninggal, Pram menulis dua pesan kepada Eka. Pertama, perhatikan materi geografi Tanah Air sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kedua, adakan Kongres Pemuda agar muncul sosok pemuda yang siap tampil menjadi pemimpin. Anak muda, kata Pram, adalah mahkota setiap bangsa yang paling dicintai. Tak heran, banyak kalangan anak muda melayat dan hadir ke pemakaman Pram.

“Sekarang kita tunggu dengan berdebar-debar setelah Pram meninggal, apakah dukungannya itu surut atau makin maju. Kita tidak tahu sejak 2-3 tahun terakhir ini, banyak pendukung Pram yang sangat peduli pada kemanusiaan,” ujar Eka yang rajin berdiskusi dengan almarhum.

ka menilai, Pram adalah orang yang paling mencintai Indonesia secara tulus. Eka pernah bertanya: “Pram, apakah perlu kita memikirkan begitu serius tempat-tempat lain di luar yang kita ketahui.”

Pram menjawab, “Papua, Aceh dan tempat-tempat lain, saya pikirkan senti demi senti.”

Itulah sebabnya Pram bisa membuat Ensiklopedi Indonesia yang lengkap, dikerjakan sendiri. Namun kepergian Pram masih menyisakan tugas yang terbengkalai menulis Kamus Geografi Indonesia.

Semasa hayatnya, Pram menulis lebih dari 50 buku, dan sejumlah cerpen serta artikel lainnya. Salah satu karyanya yang tercatat sebagai novel besar adalah “Bumi Manusia”, tetapi dilarang beredar. Menurut Eka, tidak ada satu pun novel di Indonesia dan Asia Tenggara yang bisa menandingi novel tersebut, khususnya dari segi isi dan penggalian informasi. Nyatanya, banyak di antara karya Pram, termasuk yang dilarang terbit, memperoleh penghargaan dari luar negeri. Di antaranya Ramon Magsaysay (19 Juli 1995). Namun ada yang protes, antara lain Mochtar Lubis (alm), penandatangan Manifes Kebudayaan (Manikebu) yang juga pernah penerima hadiah yang sama. (Manikebu lahir 17 Agustus 1963, kemudian dibubarkan oleh Presiden Soekarno lewat pengumuman di RRI, 18 Mei 1964).

Eka pernah bertanya kepada Mochtar Lubis atas penolakan itu. Jawab Mochtar, ia menyesalkan panitia tidak melihat masa lalu Pram yang pernah mengganyang orang-orang Manikebu.

Karya Inspiratif

Kritikus sastra HB Jassin memberi catatan pada novelet “Keluarga Gerilya” karya Pram dalam cetakan ke-3 (1952), bahwa buku ini adalah suatu analisa jiwa revolusi yang murni dan merupakan suatu dokumentasi manusia Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya.

Ditegaskan Jassin, buku ini menggambarkan ketelitian observasi dan pengetahuan Pram mengenai kesejarahan, semangat zaman, keadaan di front, jalannya pertempuran, dan cara tentara Belanda melakukan hukuman mati terhadap pahlawan pejuang kita dan sebagainya. Disimpulkan Jassin, “Keluarga Gerilya” adalah suatu pustaka yang bernilai sastra.

Dalam buku “Apa dan Siapa” (disusun majalah “Tempo), dalam catatan tentang sosok HB Jassin, novel “Bumi Manusia” dinilai tidak mengandung hal-hal yang melanggar hukum. Pelarangan terhadap buku itu, menurut Jassin, lebih banyak karena ditulis oleh bekas tokoh Lekra. (Bersama 19 seniman lainnya, Jassin ikut menandatangani Manikebu).

Cerpenis kondang Hamsad Rangkuti (63 tahun) menilai, Pram adalah sastrawan besar Indonesia. Cerpen-cerpen dan novelnya sangat inspiratif hingga mampu memberikan inspirasi kepada pengarang. “Saya tidak melihat karyanya mengandung politik, walaupun orangnya politik. Karangannya bercerita tentang manusia,” ujar Hamsad yang mengaku sudah membaca karya Pram sejak di bangku SMP.

Lain halnya cerpenis Gerson Poyk (75 tahun), salah seorang penandatangan Manikebu, justru mengingatkan perlunya berhati-hati atas tumbuhnya bibit-bibit berbahaya dalam novel Pram yang sepertinya menebarkan kebencian terhadap militer, kebencian terhadap orang kaya dan sebagainya. Ini dibuktikan dengan mengalunnya lagu “Internationale” yang dilantunkan anak-anak muda ketika pemakaman Pram. Terlepas dari itu, Gerson berpendapat bahwa dugaan ini masih perlu didiskusikan dan diteliti secara mendalam.

Sejak duduk di bangku SMP, Gerson sudah membaca karya Pram. Di antaranya yang cukup menarik perhatian Gerson adalah saat Pram mengusulkan supaya kapal angkatan laut membawa sastrawan keliling Indonesia untuk mengenal tanah airnya. “Saya sangat tertarik dan itulah sebabnya saya suka keliling Indonesia,” ujar Gerson sambil tersenyum.

Dunia berduka karena kepergian Pram. Segores tinta emas pun telah digoreskan Pram di blantika sastra Indonesia. “Mengarang adalah tugas nasional bagi saya. Akibat dari pengalaman yang panjang, maka saya katakan, mengarang adalah profesi. Saya hidup dan mau karena mengarang dan saya konsekuen terhadap akibat yang saya peroleh,” kata Pram dalam buku “Mendengar Pramoedya”. Selamat jalan Pram!

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir