Jumat, 10 September 2010

Seni Urban Dan Bahaya Sastra Seksual

Para buruh pabrik geram melihat maraknya sastra erotis
Reiny Dwinanda
http://www.infoanda.com/Republika

Tinggal di kota besar, apalagi di ibukota, waktu seperti berjalan lebih cepat dari yang sebenarnya. Dihadapkan pada aktivitas rutin yang menyita waktu, warga kota pun hanya punya sedikit kesempatan untuk dirinya sendiri. Sempatkah mereka berkesenian, atau membaca karya sastra?

Kesenian boleh jadi menduduki nomor urut kesekian pada agenda harian masyarakat kota. Meski begitu, bukan berarti mereka tak dapat mengapresiasi seni dan sastra. Dengan ‘rayuan’ yang pas, warga kota rela menyediakan waktunya untuk mengapresiasi seni dan sastra.

Sedikit banyak, fenomena itulah yang terjadi di Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung. Alia Swastika memotret gambarannya di Yogya. Dia adalah pemerhati studi kultural sekaligus penggerak Rumah Seni Cemeti.

Alia melihat ide kesenian yang coba ditampilkan seniman tak berhasil dibaca jelas oleh masyarakat. Cap elitis menempel erat pada profesi seniman. Kondisi itu diperparah oleh ketidakbiasaan masyarakat melihat seni selain lukis dan patung.

”Sementara, yang Rumah Seni Cemeti tampilkan adalah seni rupa kontemporer berupa grafis, drawing di atas kertas, serta seni instalasi,” kata Alia.

Rumah Seni Cemeti tak membiarkan kondisi itu berkepanjangan. Kampanye yang menyentuh langsung masyarakat lantas digelar silih berganti. ”Dari kampanye ini, pasar seni rupa kontemporer akhirnya terbentuk,” kata Alia, pemakalah pada Konferensi Internasional HISKI dengan tema Sastra dalam Konteks Perkotaan: Industrialisasi dan Urbanisme, yang digelar di FIB UI, Depok, 8-10 Agustus 2007.

Pelibatan warga suburban Bantul, Yogyakarta, dalam proses produksi karya seni rupa merupakan bagian dari kampanye Rumah Seni Cemeti. Dari situ, masyarakat kemudian mendapat pencerahan tentang seni rupa kontemporer. ”Diajak terlibat dalam penciptaan seni instalasi dari bambu, warga Bantul mendapatkan pemaknaan baru dan teknik baru dalam mengolah bambu,” kata Alia.

Seniman Rumah Seni Cemeti juga berhasil menggandeng masyarakat untuk mendesain sebuah area taman main anak di Bantul. Program ini berjalan bukan tanpa kendala. Persoalan persepsi taman main mencuat. Orang-orang tua menginginkan anaknya bisa bermain di taman seperti dirinya dulu.

Namun, dalam pengamatan para seniman, fasilitas taman main seperti itu tidak mendorong anak untuk banyak bergerak dan mengasah kreativitasnya. ”Dengan kekuatan argumentasinya, seniman mampu menyamakan ide dengan warga Bantul untuk menciptakan taman main yang lebih dari sekadar lahan berisikan patung-patung binatang yang bisa ditunggangi,” kata Alia.

Sastra juga merupakan bagian ranah seni yang cukup berhasil menjaring minat warga kota. Fenomena itu tidak terjadi begitu saja. Dorongan yang kuat dari para sastrawan telah membuat mata masyarakat terbuka dan akhirnya mencintai aktivitas baca dan tulis.

Kesadaran itulah yang menggugah penulis sastra Islami, Helvy Tiana Rosa, beserta relawan Forum Lingkar Pena (FLP), untuk bergerak. Mereka kemudian menularkan kemampuannya menulis kepada masyarakat luas. ”Di tahun 2003 saja anggota kami sudah mencapai 5000 orang. Tujuh ratus di antaranya tercatat sebagai penulis produktif,” kata Helvy, pada forum yang sama.

Selain berhasil menjaring peminat baca dan tulis di kota-kota besar, FLP juga menyapa warga Indonesia yang tinggal di luar negeri. Buruh migran yang rata-rata berprofesi sebagai pembantu rumah tangga di Hongkong dan Arab Saudi cukup banyak yang menemukan keasyikan menulis. Mereka lantas menerbitkan antologi cerpen bersama.

FLP termasuk gerakan fenomenal komunitas sastra. Mereka membuat lingkaran jejaring calon pengarang, penerbit, dan pembaca. ”Karya sastranya ditulis oleh kalangan sendiri, diterbitkan sendiri, dan diserap oleh pasar anggota FLP,” tutur Helvy, mantan pemimpin redaksi majalah Anida.

Selama 10 tahun kehidupan FLP, sudah 600 buku dihasilkan awaknya. Yang belum laik terbit juga banyak. Genrenya tak melulu Islami seperti yang digulirkan Helvy, Asma Nadia, dan Mutmainah — tiga penggagas FLP. ”Ada yang menggarap tema Islam, sekuler, seks yang dituturkan secara metafora, sampai fiksi ilmiah,” Helvy membeberkan.

Kendati beda-beda genre, para awak FLP terekatkan oleh satu kesamaan. Mereka merupakan orang-orang yang menulis untuk pencerahan diri dan masyarakat. ”Seburuk apapun tulisan mereka, tak ada satupun yang memberikan kontribusi pada perusakan moral anak bangsa,” tegas Helvy yang kini menjadi anggota Majelis Sastra Asia Tenggara.

Kalangan pekerja pabrik juga bisa tampil sebagai penyair atau sastrawan yang patut diperhitungkan. Mereka banyak menerbitkan buku dan kini ikut melahirkan Jurnal Sastra Boemipoetra yang menemani Jurnal Kalam dan Majalah Sastra Horison, dan mencoba membangun tradisi sastra yang lebih sopan dengan ikut menggulirkan gerakan anti sastra seksual, yang kini ramai dipolemikkan.

Sejak tahun 1995, komunitas sastra buruh tersebar di pinggir-pinggir kota. Mereka berkibar di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Solo, Kudus, dan kota-kota sentra industri lainnya. ”Kantong-kantong kesenian macam inilah yang justru dapat berperan besar dalam meningkatkan apresiasi sastra di masyarakat,” kata Wowok Hesti Prabowo, penyair buruh.

Di mata Wowok, saat ini Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan Komunitas Utan Kayu (KUK) cenderung bergerak mendominasi standar estetik dan ideologi komunitas sastra di Tanah Air. Polah tersebut dianggapnya justru memberangus keberagaman. ”Keberagaman harus dihargai,” katanya.

Bagi buruh, lanjut Wowok, sastra adalah perjuangan, meski tak seefektif pemogokan. Itu pula yang membuat mereka geram melihat munculnya sastra erotis yang cenderung mengeksploitasi seks bebas dan tubuh perempuan. ”Ketika itu ditulis, disebarkan, dan dipuji sebagai yang bagus dan moderen, berati sudah menjadi ideologi. Itu berbahaya,” tegas Wowok.

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir