JANGAN KAU MATIKAN DULU
Di
tengah nilai rupiah yang terus memasok nadi pembeli
Seolah
bunda menegurku dengan mesra
Bagaimana
kabarmu hari ini sayang,
Halus,,lembut,,dan
tak akan ada yang bisa membeli kata-kata itu
Aku
pun membalas dengan lemparan senyum balita
Keringatku
mulai keluar dari ujung dahi
Dengan
kepala tertunduk bagai budak yang belum di beli
Ketika
itu aku menunduk bukan atas nama hormat
Bukan
pula bakti …
Tapi
menutupi raut dosa yang selama ini bersembunyi
Sebuah
gulungan tembakau masih ku genggam erat di tangan kiri
Dengan
sebuah korek api gas yang masih mencintai tangan kananku
Aku
berbohong …
Bahkan
berkali-kali …
Bahkan
sebanyak tembakau yang telah habis termakan nafasku
Antara
nafas dan nafsu …
Nafas
yang menghirup, dan nafsu yang menyuruh ingin terus menghirup
Sejenak
aq pernah ingin mematikan apa yang ku hirup
Tapi
dia mengeluarkan air mata,, bahkan aku ikut sakit karena tangisannya
Bunda
maafkan aku …
Aku
belum pernah bisa penuhi anganmu akanku
Bahkan
seolah aku berjalan dan terus berjalan dengan anganku
Sering
aku merasa pintar didepan orang-orangku
Tapi
aku adalah manusia yang paling bodoh ketika melihat kedua matamu
Bunda
maafkan aku …
Terimalah
dia sebagai teman dari anakmu
Teman
yang mungkin bisa membantu mencapai anganmu
Aku
adalah tembakau, dan tembakau adalah aku
Dengan
peranmu sebagai gas korek api
Aku
tak akan berguna …
Tanpa
teguranmu, Bunda….
Aku dan tanda Tanya ?
Memang bukan untuk yang pertama kali
Aku
seperti ini
Entah
Melayang tanpa sayap
Barhayal
tanpa nyata
Berlayar
tanpa perahu
Bahkan
terus bertanya tanpa ada jawaban
Memang
bukan untuk yang pertama kali
Aku
teguk segelas air, tapi tawar……
Aku
telanjang ditengah terpaan angin, tapi dingin……
Bakan
aku coba pejam mata dalam bising, tapi tetap gelap….
Aku
dengar suara itu,
Suara
yang meneriakkan kata 'pasti'
Dan
memang bukan untuk yang pertama kali
Tapi
pernah, atau ada ?
sebuah
Tanya, dengan satu kata
atau
satu kata yang bisa bertanya
tanpa
ada tanda Tanya
aku…….
Mungkin
memang tak butuh sebuah jawaban
Karena
antara aku dan tanda Tanya,
Bukanlah
sebuah pertanyaan…
Pula
bukan salah,
Kalau
kita terus mencari jawaban
Karena
sebuah jawaban belum tentu adanya pertanyaan,,
Bingung??
Dan memang konyol !!
memang
bukan untuk yang pertama kali
Aku….
Entah
tertawa karena bingung..
Menangis
karena sedih..
Dan
diam karena…
Aku
memang tak tahu jawaban,,
Bahkan
aku gak butuh,,
Karena
aku tahu..
Dan
itu cukup
Rahasia
nurani antara aku dan bodohmu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar