Minggu, 30 Juni 2013

Melezatkan Pelajaran Sastra di Sekolah

Adrian Ramdani
http://www.kompasiana.com/adrianramdani

Pelajaran sastra. Memang ini seolah suatu pelajaran yang kurang diminati banyak siswa sekolah. Mereka lebih cenderung memilih pelajaran yang menantang dan bersifat ilmiah. Matematika, Fisika, Kimia, merupakan pelajaran favorit yang dianggap paling digemari dan memberikan manfaat yang lebih dari sebuah puisi atau cerpen. Pelajaran sastra dirasa hanya diberikan sebagai pelengkap dan termasuk bagian dari pelajaran bahasa Indonesia. Porsi yang diberikan seolah-olah dianggap tidak terlalu penting nantinya atau dengan kata lain tidak menunjang untuk kehidupan masa depan.

Ketika pelajaran sastra -merupakan bagian dari pelajaran bahasa Indonesia- diberikan seolah hanya penyelipan dari pelajaran tentang bahasa. Memang teori-teori yang diberikan begitu menumpuk dengan diriingi sedikitnya aplikasi dan tidak seperti pelajaran lainnya, sehingga perkembangan pemikiran pun kosong. Tugas yang diberikan pun hanya menyangkut pembuatan suatu karya sastra yang instant dan tidak melalui suatu proses. Proses yang diperlukan untuk membimbing siswa agar menumbuhkan jiwa pembebasan yang lepas setelah kepala-kepalanya dipadati oleh celoteh-celoteh teori yang “klasik” dari buku. Dan jika tugas ini diberikan yang akhirnya selesai dikerjakan oleh siswa, diberikan penilaian yang sama dengan tugas pelajaran lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan esensi sastra itu sendiri, yang tidak bisa diukur dengan angka. Sebenarnya inilah sesuatu yang dashyat dari sastra. Menumbuhkan pemikiran yang bebas dan hakikat kehidupan yang alami.

Ketika sastra diajarkan, ketika itu pula kebosanan biasa melingkupi suasananya. Cara pengajaran materi yang berulang-ulang memang membuat para siswa menjadi bosan. Siswa yang telah berat otaknya, ditambah lagi pelajaran sastra yang menurut mereka membosankan dari segi cara mengajarkannya. Inilah kendala-kendala yang mungkin mengakibatkan pelajaran sastra kurang diminati. Biasa para guru pun agak malas ketika harus mengajarkan sastra dan hanya memberikan tugas, sehingga pelajaran sastra hanyalah sebagai pelajaran yang ‘numpang lewat’. Selain itu kurangnya pengetahuan guru mengenai sastra membuat pelajaran ini terasa monoton dan tidak akraktif. Guru pun mungkin kurang menyukai apresiasi sastra dan kurang termovitasi mengajarkan sastra sehingga mempengaruhi siswa-siswa yang menjadi ‘lesu’ untuk mempelajari sastra.

Suatu perkenalan yang unik dan mengesankan sangat perlu ketika mengenalkan pelajaran sastra ini. Hal ini dapat dijadikan sebagai sentuhan pertama yang baik. Sesuatu yang ‘nyeleneh’ bisa dilakukan guru atau agak sedikit ber-teater sambil membacakan puisi. Siswa yang tadinya ‘beku’ menjadi cair melihat tingkah gurunya yang sedang mengajarkan sastra. Mungkin cara ini agak aneh. Tapi ini ampuh.

Minat baca khususnya pada buku sastra pada siswa-siswa juga ikut mempengaruhi pengajaran sastra. Biasanya para siswa lebih perhatian pada sesuatu yang disimak daripada yang dibaca, sehingga memang situasi budaya lisan lebih berkembang pesat dari pada budaya tulisan.

Budaya bersastra dan pengapresiasiannya pada di lingkungan sekolah masih rendah. Sarana-sarana yang menunjang ke arah sana pun dirasa kurang. Perpustakaan sekolah masih dirasa minim buku-buku sastra. Kegiatan-kegiatan yang bernilai sastra pada lingkungan sekolah sebenarnya harus lebih digalakkan dan lebih terjadwal.

Adalah Kang Erwan Juhara, salah satu guru SMUN 10 di Bandung yang merupakan guru bahasa Indonesia dan berhasil menumbuhkan jiwa sastra pada siswa-siswanya. SMUN ini pun berhasil menarik perhatian banyak sastrawan dan sekolah lain yang ingin menirukannya. Kang Erwan membuat pemikiran para siswanya tumbuh berkembang dan bebas serta menyukai sastra dengan caranya tersendiri..Pelajaran sastra di sekolah itu pun menjadi pelajaran yang favorit, sehingga terasa lezat ketika mempelajarinya. Kang Erwan sendiri mempunyai yayasan dan sanggar seni yang bergerak dalam bidang seni dan sastra yaitu Yayasan Jendela Seni, suatu komunitas yang sebagian besar anggotanya berasal dari pelajar.

Para sastrawan pun telah bergerilyawan menyerang sekolah-sekolah di seluruh SMU se-Nusantara dengan membuat kegiatan bernilai sastra bekerja sama dengan majalah Horison yaitu, “Siswa Bertanya, Sastrawan Bicara”. Kegiatan ini terbilang sukses dalam menumbuhkembangkan sastra di sekolah-sekolah. Sambutan siswa-siswa ini pun sangat positif, terlihat dari banyaknya siswa yang mengikuti kegiatan SBSB di sekolahnya. Hasilnya banyak sastrawan-sastrawan muda yang mulai tumbuh dari sekolah-sekolah.

Pelajaran sastra tidak sekedar mengenal sastra kepada siswa. Mendekatkan sastra sangatlah penting, terutama nilai-nilainya yang berguna memahami hidup. Ungkapan jiwa, nuansa kehidupan, keindahan, semuanya tercipta dalam sastra. Siswa-siswa dapat mengembangkan pemikirannya serta talenta dalam menulis, sehingga dapat memaknai hidup

Mungkin kita pernah mendengar cerita mengenai Dead Poets Society, yang mengisahkan bagaimana menikmati pelajaran sastra dari seorang guru dengan cara pengajarannya yang esentrik. Di situ terlihat bahwa pelajaran sastra merupakan pelajaran yang berbeda dengan lainnya. Di saat pelajaran yang ‘berat’ bagi otak dengan tugas-tugas yang bertumpuk, datanglah pelajaran sastra yang sentuhan pertama yang ringan tetapi dengan substansi yang begitu berisi, menjelma menjadi pelajaran yang begitu menyenangkan. Di samping itu memang peran guru begitu besarnya ketika mendekatkan sastra kepada sisiwanya. Pendekatan yang dilakukan pun dengan proses yang sedikit demi sedikit tapi meyakinkan. Pada saat itulah pelajaran sastra bisa mengisi kehausan siswa-siswanya akan sesuatu yang baru. Sesuatu yang membuat ekspresi/ungkapan jiwanya keluar begitu alami yang selama ini terendap. Karena setiap jiwa mempunyai endapan kata-kata hati yang dahsyat ketika dikeluarkan.

Pelajaran sastra merupakan pelajaran yang ‘lezat’ jika kita benar-benar tahu cara menikmatinya. Tidak kala lezat dengan pelajaran lainnya. Bahkan mungkin ini yang terhebat dari yang lainnya. Dari segi subtansinya pun sangat berbobot, jika kita membidiknya dengan tepat. Dengan sastra kita dapat menggambarkan suatu keindahan hidup yang benar-benar harmonis. Hal ini juga yang ingin disampaikan para sastrawan dengan kegiatan SBSB-nya. Kegiatan yang benar-benar ingin mengenalkan sastra kepada para siswa. Bagaimana nikmatnya sastra pun dipaparkan dengan begitu bersahaja oleh Taufik Ismail, Putu Wijaya, Sutardji Calzoum Bahri, dan lain-lain.

Guru harus dituntut menguasai pengetahuan sastra, teori, sejarah, dan kritik sastra dengan seksama dengan mengikuti perkembangannya dari waktu ke waktu. Mencintai sastra secara pribadi dengan tulus berpengaruh juga agar lebih semangat dalam pengajaran sastra. Apresiasi yang mendalam mengenai suatu karya sastra dapat menjadi pegangan dalam membimbing siswa untuk mengenal sastra.

Cara pengemasan pengajaran sastra harus dilakukan lebih variatif dan menarik. Mungkin ini agak sedikit popular (pop). Pengemasan ini dirasa sangat perlu, mengingat dunia mereka penuh dengan warni-warni kehidupan yang ngepop. Lalu kenapa tidak ketika mengajarkan sastra mencoba mengenalkannya secara ngepop tanpa menghilangkan esensi sastra itu sendiri. Misalnya mengenalkannya pada syair-syair lagu pop yang sekarang ini sering memakai puisi sebagai andalan lagu seorang penyanyi atau grup band. Mudah-mudahan siswa-siswa tadi menjadi tertarik untuk mempelajari dalam lebih dalam lagi.

Peran guru salah satunya seperti Kang Erwan patut diperhatikan dalam mengembangkan sastra di sekolah. Pelajaran sastra yang diberikan menjadi lezat dengan porsi yang tepat

Dijumput dari: http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2010/10/12/melezatkan-pelajaran-sastra-di-sekolah/

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir