Prof. Dr. Sri Wulan Rujiati Mulyadi *
http://hermankhan.blogspot.com/
1. Pendahuluan
Penelitian naskah Melayu yang termasuk dalam sastra lama di Indonesia sebenarnya sampai sekarang belum dapat dikatakan banyak, jika dibandingkan dengan khazanah naskah sastra lama yang terdapat di tanah air kita, serta jika dibandingkan dengan khazanah naskah sastra lama yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Orang telah beberapa kali mencoba untuk memperkirakan jumlah naskah Melayu yang masih ada.
Sampai sekarang, angka yang menunjukkan jumlah naskah yang tersebar ini tidak pasti. Ada yang menyebut jumlah 4.000 (Chambert-Loir, 1980), ada yang memperkirakan 5.000 (Hussein, 1974: 12), bahkan ada yang menduga sampai 10.000 (Jones, 1980). Jumlah negara yang memiliki naskah ada dua puluh delapan, yaitu Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Belgia, Brunei Darussalam, Cekoslowakia, Denmark, Hongaria, Indonesia, Inggris, Irlandia, Italia, Jerman Barat, Jerman Timur, Malaysia, Mesir, Norwegia, Polandia, Perancis, Rusia, Singapura, Spanyol, Sri Lanka, Swedia, Swiss, dan Thailand (Chambert-Loir, 1980: 27). Miller (1982) menambahkan Australia.
Peta penyebarluasan di Indonesia juga belum dapat diketahui dengan pasti. Selain di Museum Nasional Jakarta, naskah Melayu juga terdapat di Aceh, Nusa Tenggara Barat, dan Ambon dalam jumlah kecil maupun besar. Namun jumlah terbesar tersimpan di Museum Nasional Jakarta (Rujiati-Mulyadi, 1980, 1981, 1984). Diperkirakan di tempat-tempat lain di Indonesia juga masih ada. Secara lisan pernah terbetik berita mengenai masih adanya naskah pribadi di daerah-daerah Minangkabau dan Bangka. Sayangnya informasi tertulis mengenai hal seperti itu tidak banyak tersedia.
Daftar naskah yang paling tua yang biasa disebut ialah daftar Valentyn (1726: 26–27) dan daftar Werndly (1736: 343–357). Sebenarnya, sebelum kedua daftar ini ada, suatu daftar naskah Melayu, Arab, dan Jawa yang pernah dimiliki oleh Antoine de St. Martin dan yang didaftar oleh Melchior Leydecker pada tahun 1696 (Haan, 1900: 297– 308) terlebih dahulu diketahui. Jumlah naskah dalam daftar ini sebanyak 89 buah, 60 di antaranya ialah naskah Melayu. Naskah Melayu yang didaftar oleh Valentyn berjumlah 26 dan 69 terdapat dalam tulisan Werndly.
Awal penghimpunan naskah Melayu agaknya dimulai dari keinginan untuk menyimpan suatu koleksi kenangan dari perjalanan ke daerah-daerah “Timur Jauh”. Keinginan untuk menghimpun ini agaknya dimulai pada akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17. Hal ini berlanjut pada abad ke-18. Berdasarkan berita yang ada, orang baru mulai dengan giat mencari, mengumpulkan, dan menyalin naskah-naskah Melayu pada abad ke-19 untuk berbagai tujuan; antara lain juga untuk diangkut ke luar Indonesia, yang pasti ialah ke Belanda dan ke Inggris. Bahkan usaha penyalinan naskah juga diusahakan oleh pemerintah Belanda sendiri (Voorhoeve, 1964: 256–266). Kebanyakan para kolektor adalah mereka yang bekerja di kalangan agama yang juga “sibuk” menyusun kamus bahasa, mereka yang bekerja di kalangan pemerintahan, mereka yang mempunyai perpustakaan pribadi, tentara, dan berbagai badan swasta. Hal ini dapat diturut dari berbagai daftar atau katalog yang mulai ditulis pada abad ke-19, misalnya dari daftar tertua mengenai naskah Melayu yang terhimpun di London, (Tuuk, 1849, 1866), di Jakarta oleh Cohen Stuart pada tahun 1871 (Ronkel, 1909), dan di Berlin (Hurgronje, 1884).
2. Penelitian Naskah Sebelum Kemerdekaan
Bahasa yang dipakai dalam puluhan naskah Melayu lama menjadi bahan masukan bagi Werndly (1736) dalam menyusun buku tata bahasanya. Lama sesudah itu, yaitu pada tahun 1821, John Leyden ialah orang pertama yang menerjemahkan Sejarah Melayu ke dalam bahasa Inggris (Teeuw, 1961: 16). W.R. van Hoevell juga tertarik dengan menerjemahkan Syair Bidasari dalam bahasa Belanda pada tahun 1854 (Teeuw, 1961: 55).
Penelitian mengenai naskah-naskah Melayu yang berkembang sejak abad ke-19 dapat diikuti dalam berbagai terbitan seperti dalam BKI (Bijdragen tot Taal, Land-en Volkenkunde); JSBRAS (Journal of the Straits Branch, Royal Asiatic Society), kemudian menjadi JMBRAS (Journal of the Malayan [Malaysian] Branch, Royal Asiatic Society) yang sampai sekarang masih terbit; JSRAS (Journal of the Royal Asiatic Society); TBG (Tijdschrift voor Indische Taal, Land en Volkenkunde); VBG (Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen); VKI (Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor de TaaI, Land en Volkenkunde).
Disertasi pertama mengenai naskah Melayu baru disusun pada akhir abad ke-19, yaitu disertasi Ronkel yang meneliti Hikayat Amir Hamzah (1895). Jauh sesudah itu baru muncul disertasi-disertasi lain mengenai Abdul Rauf (Rinkes, 1909), Cerita Panji (Rasser, 1922), Kitab Seribu Masail (Pijper, 1924), Sejarah Banjarmasin (Cense, 1927), Hamzah Fansuri (Doorenbos, 1933), Syair Kompeni Berperang (Rusconi, 1935), Sejarah Kutei (Mees, 1935), Hikayat Iskandar (Leeuwan, 1937), Hikayat Hasanudin (Edel, 1938), dan Samsuddin Pasai (Nieuwenhuyze, 1945). Tiga disertasi mengenai bahasa juga memakai naskah-naskah Melayu sebagai masukan (Emeis, 1945; Dankmeyer, 1945; dan Roolvink, 1948).
Sementara itu naskah-naskah lama cukup banyak menjadi bahan kajian bagi Klinkert (1893) dan Wilkinson (1901) dalam menyusun kamusnya yang sangat berguna bagi para peneliti naskah Melayu. Suatu tinjauan umum mengenai sastra Melayu oleh Hooykaas (1937) dan sejarah sastra Melayu himpunan Winstedt (1939) banyak mempergunakan naskah-naskah Melayu sebagai bahan masukan.
3. Penelitian Sesudah Kemerdekaan
Disertasi sesudah tahun 1945 ialah mengenai Hikayat Aceh (Iskandar, 1959), Assar al Insan (Tudjimah, 1961), Syair Perang Mengkasar (Skinner, 1963), Hikayat Banjar (Ras, 1968), Hikayat Ibrahim Ibn Adham (Jones, 1968), Pernyataan Sejarah Negeri Johor (Kratz, 1973), Tuhfat al Nafis (Matheson, 1973), Hikayat Muhamad Hanafiah (Brakel, 1975), Undang-undang Malaka (Liaw Yock Fang, 1976), Hikayat Tanah Hitu (Manusama, 1977), Hikayat Sri Rama (Ikram, 1978, diterbitkan 1980), Bustanussalatin (Grinter, 1979), Hikayat Hang Tuah (Sulastin, 1979, diterbitkan 1982), Adat Raja-raja Melayu (Sudjiman, 1979, diterbitkan 1983), Hikayat Indraputra (1980, diterbitkan 1983), Masalah Hikayat (Ismail Hamid, 1981), Silsilah Melayu dan Bugis (Beardow, 1982), Puisi Melayu Tradisional (Harun Mat Piah, 1982), Panji Narawangsa (Abdul Rahman Kaeh, 1983).
Sebelum tahun 1945, semua disertasi disusun di negeri Belanda. “Peta” ini berubah sesudah kemerdekaan. Selain beberapa disertasi yang ditulis di negeri Belanda, terdapat beberapa disertasi yang ditulis di Amerika, Australia, Indonesia, dan Inggris. Perlu dicatat bahwa dalam disertasi-disertasi tersebut ada beberapa yang menelaah atau membicarakan naskah Melayu tua. Salah satu naskah tua yang dibahas adalah Hikayat Muhamad Hanafiah yang telah menjadi milik Cambridge University Library pada tahun 1632 (Brakel, 1970: 56). Naskah kuno lain dimiliki oleh Bodleian Library di Oxford yang mencantumkan tahun 1633, yaitu naskah Hikayat Sri Rama (lkram, 1980: 72). Naskah Hikayat lndraputra yang bertahun 1700 yang disimpan di Perpustakaan KITLV, Leiden, telah dipilih dari 30 naskah yang tersebar di delapan negara untuk dikaji lebih lanjut (Rujiati-Mulyadi, 1983). Di luar disertasi-disertasi ini, cukup banyak terbitan yang membicarakan atau memuat teks naskah-naskah Melayu.
Di negeri Belanda, di samping karangan-karangan yang terdapat dalam majalah BKI, perlu dicatat juga terbitan yang memuat kajian dan “potret” mengenai dua naskah tulisan Arraniri oleh Voorhoeve (1955), suatu terjemahan dalam bahasa Melayu abad ke-16 mengenai Burda al Busiri (Drewes, 1955) dan Hikayat Patani (Teeuw dan Wyatt, 1970). Suatu seri baru yang dinamakan Bibliotheca Indonesica yang terdiri atas hasil-hasil kajian naskah, antara lain naskah-naskah Melayu diusahakan oleh KITLV di Leiden sejak menjelang tahun 1970-an. Kajian-kajian mengenai naskah Melayu itu ialah kajian-kajian mengenai Hikayat Banjar, Hikayat Patani, Hikayat Indraputra, dan Hikayat Ibrahim. Belanda dan Prancis juga banyak menaruh perhatian mengenai Indonesia. Menjelang tahun 1970-an, terbit majalah Archipel yang banyak memuat tulisan tentang berbagai segi kebudayaan Indonesia, tidak terkecuali sastra, termasuk sastra Melayu lama. Perlu dicatat pula terbitan mengenai Hikayat Dewa Mandu (Chambert-Loir, 1980).
Informasi yang banyak tentang hasil kegiatan naskah dan sastra Melayu lama berasal dari Malaysia. Jasa paling besar dalam upaya ini diberikan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur. Dalam majalah Dewan Sastra banyak dimuat artikel hasil penelitian mengenai sastra lama. Di samping itu, Dewan Bahasa dan Pustaka banyak menerbitkan buku-buku yang berisikan hasil kajian dan suntingan naskah-naskah Melayu, seperti Bustanussalatin (Iskandar, 1966), Tajussalatin (Khalid Hussein 1966), Hikayat Iskandar Zulkarnaen (Khalid Hussein, 1967), Bustanussalatin (Jones, 1974), Hikayat Misa Jayeng Kusuma (Abdul Rahman Kaeh, 1976), Ruba‘i Hamzah Fansuri (Hasjmi, 1976), Cerita Sulung Jawa (Jamilah Ahmad, 1978), Hikayat Indraputra (1979), Sulalatussalatin (Samad Ahmad, 1979), Hikayat Parang Puting (Jamilah Ahmad, 1980), Hikayat Sempurna Jaya (Jamilah Ahmad, 1980), Kisah Pelayaran Muhammad Ibrahim Munsy (Mohammad Fadzil Othman, 1980), dan Cerita-cerita Panji Melayu (Harun Mat Piah, 1980).
Selain Dewan Bahasa dan Pustaka, ada beberapa penerbit lain yang mengusahakan penerbitan sastra Melayu. Karya sastra yang diterbitkan antara lain Sejarah Melayu (Shellabear, 1982), Syair Ken Tambuhan (Teeuw, 1966), dan Hikayat Merong Mahawangsa (Siti Hawa Saleh, 1970). Kalau sebelum tahun 1945 Singapura banyak mencetak hasilhasil sastra lama, baik dalam huruf Latin maupun dalam huruf Jawi (cetakan baru), kini Liaw Yock Fang (1975) telah menerbitkan Sejarah Sastra Melayu yang banyak dipakai di Indonesia. Penelitian-penelitian baru mengenai sastra lama sesudah buku Sejarah Sastra Melayu tulisan Winstedt (1940) telah diusahakan untuk dimasukkan dalam kajiannya.
Bagaimana mengenai dunia penelitian naskah Melayu Indonesia? Sukar untuk mendapatkan bahan tentang sastra dan naskah lama yang ditulis pada tahun 1945-an. Situasi masyarakat pada waktu itu rupanya tidak memberi peluang untuk usaha ini. Baru pada tahun-tahun sesudah 1950 mulai terdapat tulisan-tulisan mengenai sejarah Melayu (Situmorang dan Teeuw, 1952) dan Hikayat Abdullah (Datuk Besar dan Roolvink, 1952). Terbitan-terbitan dalam huruf Jawi yang dapat memberi “latihan” bagi para calon peneliti naskah Melayu hanya terdapat pada tahun 1960-an, seperti Hikayat Abdullah, Hikayat Hang Tuah I dan II, Hikayat Si Miskin, dan Hikayat Lima Tumenggung yang diterbitkan oleh Gunung Agung dan Djambatan, Jakarta. Dari sekian banyak naskah Melayu di berbagai penjuru dunia, belum banyak yang diteliti orang. Menurut catatan Ismail Hussein (1974: 12), dari 5.000 naskah Melayu yang ada, hanya terdapat 800 judul yang dapat dilacak. Dari 800 judul ini baru sekitar 100 judul yang sudah diteliti (Fang, 1975: iii).
Tulisan-tulisan mengenai sastra Melayu, termasuk penelitian mengenai naskah, secara sporadis dapat ditemukan dalam majalah-majalah yang pada umumnya tidak lama hidup, seperti Bahasa dan Budaya (1952–1962), Pustaka dan Budaya (1960–?), Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia (1963–1968, 1977–?), Manusia Indonesia (1967–?), Bahasa dan Kesusastraan (1967–1974), Bahasa dan Sastra (1975–?), Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia (1980-sekarang).
Balai Pustaka rupanya tidak terlalu tertarik untuk menerbitkan hasil-hasil sastra lama. Beberapa tahun yang lalu telah terbit kembali Abu Nawas (Iskandar, 1981) dan Hikayat Kalilah dan Daminah (Baidaba, 1982). Sejak 1978 sampai saat ini, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Proyek Penelitian Buku Sastra Indonesia dan Daerah telah menerbitkan sekitar tiga puluh hasil transliterasi naskah-naskah Melayu. Naskah yang diterbitkan antara lain Hikayat Dewa Mandu, Hikayat Hang Tuah I dan II, Hikayat Nabi Jusuf, Hikayat Raja Jumjumah, Hikayat Si Miskin, Kisah Syah Merdan, Lakon Jaka Sukara, Pak Belalang, Pantun Melayu, Salasilah Kutei, Sejarah Tambusai, Silsilah Kutei, Silsilah Raja Sambas, Syair Anggun Cik Tunggal, Syair Burung Nun, Syair Bidasari, Syair Carang Kulina, Syair Perang Wangkang, Syair Raja Siak, Tajussalatin, serta Undang-undang Piagam, dan Kisah Negeri Jambi.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Proyek Penelitian Buku dan Sastra Indonesia dan Daerah pada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa sejak 1978 juga telah menerbitkan hasil-hasil kajiannya mengenai naskahnaskah Melayu. Kajian ini antara lain mengenai Hikayat Bakhtiar, Hikayat Gulam, Hikayat Kalilah dan Daminah, naskah undang-undang dalam sastra Indonesia lama, serta pengarang Melayu dalam Kerajaan Riau dan Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Proyek Media Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga pernah menerbitkan suatu antologi mengenai Syair Simbolik (Jusuf, t.t.). Di luar proyek-proyek pembangunan, rupanya hanya beberapa penerbit saja yang “berani” menerbitkan hasil kajian mengenai naskah lama, seperti naskah Sang Kantjil (Dipodjojo, 1956), Tajussalatin (Dipodjojo, 1981), Kesusastraan Indonesia Lama pada Zaman Pengaruh Islam I (Dipodjojo, 1981), dan Pohon Perhimpunan (Junus (Ed.), 1983).
Bagaimana situasi dunia naskah di Riau ini? Dari 108 naskah yang terdaftar dalam “Naskah Kuno Daerah Riau” (Hamidy dkk., 1982/1983), hanya 21 yang tulisan tangan, selebihnya berupa cetak baru dan cetakan. Tidak terlalu banyak memang. Akan tetapi, jelas kekayaan itu sudah merupakan suatu modal yang sangat berharga. Mungkin juga masih banyak naskah yang tersimpan di tangan para peminat dan pencinta budaya lama di Riau ini. Naskah tersebut tidak usah dihimpun di satu tempat, karena agaknya tidak mungkin dilaksanakan. Usaha awal cukup berupa pencatatan supaya diketahui “pola penyebaran naskah lama” di seluruh daerah Riau. Sementara itu, usaha pengkajian perlu digalakkan dan kemudian diumumkan. Modal yang diperlukan ialah ketekunan, kesempatan, dan kemampuan untuk meneliti bermacam-macam corak tulisan itu. Daerah Riau yang pernah menjadi pusat kebudayaan Melayu saat ini menjadi pusat penelitian dan pengkajian kebudayaan Melayu (Melayulogi). Bangsa Indonesia dan semua peminat serta pengagum kebudayaan Melayu menunggu hasilnya.
___________________________________________
* Prof. Dr. Sri Wulan Rujiati Mulyadi, lahir di Gorontalo pada 17 September 1929. Pernah menjabat sebagai Lektor Kepala di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Tahun 1959 lulus dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra UI dan tahun 1980 menyelesaikan program doktoral di School of Oriental and African Studies, University of London.
Beberapa karya ilmiahnya pernah dimuat dalam Jurnal Analisis Kebudayaan, Bibliotheca Indonesica, Dewan Bahasa dan Pustaka, dan sebagainya.
Beberapa jabatan yang pernah dipegang antara lain Kepala Pusat Penelitian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Yassin, Sekretaris Perhimpunan Persahabatan Indonesia Belanda, Wakil Ketua Himpunan Pembina Bahasa Indonesia.
__________
Makalah ini disampaikan pada Seminar “Masyarakat Melayu Riau dan Kebudayaannya”, yang diselenggarakan di Tanjung Pinang, Riau, Indonesia, pada tanggal 17 – 21 Juli 1985. (Dengan penambahan multilink dari MelayuOnline.com)
Mengingat pentingnya makalah ini, Redaksi MelayuOnline.com memuat ulang dengan penyuntingan seperlunya.
Kumpulan makalah (prosiding) seminar ini telah dibukukan dengan judul “Masyarakat Melayu dan Budaya Melayu dalam Perubahan”, dengan editor Prof. Dr. Heddy Shri Ahmisa-Putra, setelah dilakukan penyuntingan ulang pada klasifikasi dan urutan pada daftar isi, bahasa, maupun perubahan judul. Editor juga memberikan Wacana Pembuka dan Wacana Penutup serta Kata Pengantar pada setiap bagian. Diterbitkan oleh Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM), Edisi Eksklusif (Hard Cover), 965 halaman.
Seluruh makalah pada buku tersebut akan dimuat berdasarkan urutan bagian secara bergantian. Buku tersebut terdiri atas 36 (tiga puluh enam) makalah pilihan yang terbagi dalam 8 (delapan) bagian yakni, 1) Sejarah dan Keragaman Kesulatanan Melayu; 2) Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia; 3) Sastra Melayu dan Sastrawan Melayu; 4) Naskah Melayu dan Penelitiannya; 5) Seni Pertunjukan Melayu; 6) Kepribadian, Adat Istiadat dan Organisasi Sosial Melayu; 7) Teknologi Melayu; dan 8 ) Melayu dan Non-Melayu.
Dijumput dari: http://hermankhan.blogspot.com/2010/12/penelitian-naskah-melayu-sebelum-dan.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Musthafa
A Rodhi Murtadho
A Wahyu Kristianto
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Wachid BS
Abdullah al-Mustofa
Abdullah Khusairi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimanyu
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Maulani
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adrian Ramdani
Ady Amar
Afrizal Malna
Agnes Rita Sulistyawati
Aguk Irawan Mn
Agus R. Sarjono
Agus Riadi
Agus Subiyakto
Agus Sulton
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahm Soleh
Ahmad Farid Tuasikal
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Luthfi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadie Thaha
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rasyid
AJ Susmana
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander Aur
Alexander G.B.
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Rif’an
Aliela
Alimuddin
Alit S. Rini
Alunk Estohank
Ami Herman
Amich Alhumami
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminudin TH Siregar
Ammilya Rostika Sari
An. Ismanto
Anaz
Andaru Ratnasari
Andhi Setyo Wibowo
Andhika Prayoga
Andong Buku #3
Andrenaline Katarsis
Andri Cahyadi
Angela
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Sudibyo
Anton Wahyudi
Anwar Holid
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Zulkifli
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayu Utami
Azyumardi Azra
Babe Derwan
Bagja Hidayat
Balada
Bandung Mawardi
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Setiawan
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Bernadette Lilia Nova
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Bhakti Hariani
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budi Winarto
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Bustan Basir Maras
Camelia Mafaza
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Choirul Rikzqa
D. Dudu A.R
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Darmanto Jatman
Dedy Tri Riyadi
Delvi Yandra
Denny JA
Denny Mizhar
Dewi Anggraeni
Dian Basuki
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dian Yanuardy
Diana AV Sasa
Dinar Rahayu
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Warsidi
Edy Firmansyah
EH Kartanegara
Eka Alam Sari
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil Amir
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F. Budi Hardiman
Fadly Rahman
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fani Ayudea
Fariz al-Nizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatkhul Aziz
Felix K. Nesi
Film
Fitri Yani
Franditya Utomo
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Garna Raditya
Gde Artawan
Geger Riyanto
Gendhotwukir
George Soedarsono Esthu
Gerakan Surah Buku (GSB)
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Tri Atmojo
H. Supriono Muslich
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim H.D.
Hamberan Syahbana
Hamidah Abdurrachman
Han Gagas
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hasan Aspahani
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Helvy Tiana Rosa
Helwatin Najwa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendriyo Widi Ismanto
Hepi Andi Bastoni
Heri Latief
Heri Listianto
Herry Firyansyah
Heru Untung Leksono
Hikmat Darmawan
Hilal Ahmad
Hilyatul Auliya
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husnun N Djuraid
I Nyoman Suaka
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilenk Rembulan
Ilham khoiri
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santosa
Imelda
Imron Arlado
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Margareta
Indra Darmawan
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ingki Rinaldi
Insaf Albert Tarigan
Intan Hs
Isbedy Stiawan ZS
Ismail Amin
Ismi Wahid
Ivan Haris
Iwan Gunadi
Jacob Sumardjo
Jafar Fakhrurozi
Jajang R Kawentar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean-Marie Gustave Le Clezio
JJ. Kusni
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Julika Hasanah
Julizar Kasiri
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kadir Ruslan
Kartika Candra
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Ketut Yuliarsa
KH. Ma'ruf Amin
Khaerudin
Khalil Zuhdy Lawna
Kholilul Rohman Ahmad
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Krisandi Dewi
Kritik Sastra
Kucing Oren
Kuswinarto
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lenah Susianty
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
M Shoim Anwar
M. Arman A.Z.
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Harya Ramdhoni
M. Kasim
M. Latief
M. Wildan Habibi
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria hartiningsih
Maria Serenada Sinurat
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Marsus Banjarbarat
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masriadi
Mawar Kusuma Wulan
Max Arifin
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Mezra E. Pellondou
Micky Hidayat
Mihar Harahap
Misbahus Surur
Moh Samsul Arifin
Moh. Syafari Firdaus
Mohamad Asrori Mulky
Mohammad Afifuddin
Mohammad Fadlul Rahman
Muh Kholid A.S.
Muh. Muhlisin
Muhajir Arifin
Muhamad Sulhanudin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Azka Fahriza
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naskah Teater
Nezar Patria
Nina Setyawati
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noor H. Dee
Noval Maliki
Nunuy Nurhayati
Nur Haryanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurudin
Octavio Paz
Oliviaks
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Panda MT Siallagan
Pandu Jakasurya
PDS H.B. Jassin
Philipus Parera
Pradewi Tri Chatami
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R Sutandya Yudha Khaidar
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmadi Usman
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rahmat Sutandya Yudhanto
Raihul Fadjri
Rainer Maria Rilke
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridha al Qadri
Ridwan Munawwar
Rikobidik
Riri
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rizky Andriati Pohan
Robert Frost
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Romi Febriyanto Saputro
Rosihan Anwar
RR Miranda
Rudy Policarpus
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Gerilyawan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra
SelaSastra ke #24
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Subhan SD
Suci Ayu Latifah
Sulaiman Djaya
Sulistiyo Suparno
Sunaryo Broto
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunudyantoro
Suriali Andi Kustomo
Suryadi
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susi Ivvaty
Susianna
Susilowati
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Bahri
Syam Sdp
Syarif Hidayatullah
Tajuddin Noor Ganie
Tammalele
Tan Malaka
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Tengsoe Tjahjono
Th Pudjo Widijanto
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tiya Hapitiawati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Joko Susilo
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi
Umar Kayam
Undri
Uniawati
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Vyan Tashwirul Afkar
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyudin
Wannofri Samry
Warung Boenga Ketjil
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Web Warouw
Wijang Wharek
Wiko Antoni
Wina Bojonegoro
Wira Apri Pratiwi
Wiratmo Soekito
Wishnubroto Widarso
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Wing King
WS Rendra
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosi M. Giri
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Yuyu AN Krisna
Zaki Zubaidi
Zalfeni Wimra
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhaenal Fanani
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Zulhasril Nasir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar