Jumat, 20 Januari 2012

Naskah Teater Anak: Bunglon Dan Kupu-Kupu

Karya: Rodli TL
http://sastra-indonesia.com/

Sinopsis
Pada sebuah taman bunga, Kupu-Kupu berterbangan. Bunga-Bunga menyambut mesrah tarian Kupu-Kupu yang datang di pagi itu. Bunga dan Kupu-Kupu hidup saling menghargai dan menolong. Mereka hidup saling bergantung antar sesama.

Di tengah kecerian isi taman. Ada dua ekor Bunglon yang sedang mengintai Kupu-Kupu yang sedang menari. Namun mereka tidak bisa menangkapnya. Dua Bunglon itu pun lalu bertengkar, saling menyalahkan. Mereka memutuskan untuk berpisah.

Bunglon besar bergerak lagi mengejar Kupu-Kupu yang sedang berterbangan. Bunglon Besar kehabisan tenaga, dan tidak bisa menangkapnya. Sedang Bunglon Kecil mengamati Kupu-Kupu yang sedang berterbangan. Ia mencari Kupu-Kupu yang lelah dan hinggap di atas ranting bunga. Bunglon Kecil berhasil menangkap Kupu-Kupu Kuning.

Kupu-Kupu Kuning berdo’a pada Tuhan agar diberi pertolongan. Pertolongan Tuhan pun datang. Bunglon Besar berusaha merebut Kupu Kuning dari tangkapan Bunglon Kecil. Bunglon Kecil pun langsung melepaskannya. Dan Kupu-Kupu Kuning terbang tinggi.
Bunglon-Bunglon itu bertengkar lagi

Setting
Pada taman bunga di pagi hari

Tokoh
1. Kupu-Kupu yang sedang hidup bersama saling menolong.
2. Bunga-Bunga yang senantiasa menyambut mesrah kehadiran Kupu-Kupu pada taman
3. Bunglon-Bunglon, binatang yang rakus, senantisa berusaha memangsa Kupu-Kupu. Dan sukanya bertengkar antar sesama Bunglon.

Adegan Satu

Kupu-Kupu berterbangan di taman. Mereka menari dan menyanyi

1. Kupu-Kupu : Kini kami yang terbang
Riangkan bunga-bunga
Yang mulai berkuncup mekar

2. Bunga-Bunga : Kupu-Kupu, selamat datang!
Ayo hinggaplah padaku
Ku kan berikan sari madu

Kupu-Kupu berterbangan sedang bunga-bunga menggapai-gapai
merayu Kupu-Kupu
lambaikan senyum yang merdu

3. Bunglon Besar : Ohoi, kamilah para Bunglon
Hidup kami yang melata
tak halangi tuk memangsa

4. Para Bunglon : Klesat-klesot gerak kami pada tanah
Tapi kadang sampai pada pucuk cemara

Klesat-klesot gerak kami mengendap-endap
Memangsa belalang, Kupu-Kupu hap hap

Mangsa kami tak mengira
bahwa kami berada dibalik rerumputan, menempel pada batang pohon

Berubah-berubah,itulah warna kami
menyerupai benda-benda yang kami singgahi

bunglon itu lalu pergi bersembunyi
bunga-bunga mekar bermunculan menyambut Kupu-Kupu yang terus berterbangan dan kadang-kadang hinggap pada pohon dan bunga-bunga

5. Bunga-Bunga : Wahai Kupu-Kupu, pagi ini sungguh kami merasa
riang karena kalian tak pernah bosan bertandang
kemari

6. Kupu-Kupu : Kami akan merasa merindukanmu para bunga,
bukankan kami sedikit memilki hidup yang
bergantung pada kalian?

7. Bunga Mawar : Bungaku terasa layu bila sepagi tak ada hadirmu
wahai temanku Kupu-Kupu

8. Kupu Putih : Juga sayapku seakan terkulai kalau tah sentuh sari-
sarimu

9. Bunga Mawar : Benarkah ucapanmu wahai temanku

10. Kupu Kuning : Pernahkah kami bohongi kalian wahai bunga-
bunga yang indah

11. Bunga Melati : Kalian memang teman yang baik tak pernah
menyakiti sesama apalagi berkata bohong.

12. Kupu Merah : Kita berharap terus untuk berbuat baik dan selalu
berkata yang jujur. Karena kebaikan dan kejujuran
membuat hidup menjadi indah dan damai. Kita
akan selalu menjaga cinta kasih dan saling
menolong.

13. Bunga Bougenvil : Begitu sebaliknaya, menyakiti sesama adalah
perbuatan yang amat merugi bagi diri sendiri.
akan tak memiliki teman yang mau diajak bermain
apalagi menolong dikala membutuhkannya.
Bohong di hari depannya penuh dengan sesal
karena semua menjauhinya.

14. Kupu Hitam : Mungkin perjamuan ini bisa kita lanjutkan esok
pagi. Selamat tinggal sampai bertemu dikala surya
menghangatkan isi taman ini

15. Bunga Matahari : Bersama embun yang usai mandikan dedaunan dan
bunga-bunga kami ucapkan selamat jalan

16. Bunga-Bunga : Sampaikan salam kami pada setiap apapun yang
kalian jumpai dan kalian singgai. Salam canda-
tawa hidup riang nan damai.

Kupu-Kupu berterbangan meninngalkan bunga-bunga yang melambaikan daunya tertiup angina

Adegan Dua

Bunglon-bunglon bermunculan dari persembunyiannya

17. Bunglon Besar : Bodoh, bodoh hari ini kita amat bodoh. Kita terlalu
banyak perhitungan untuk menangkapnya

18. Bunglon Kecil : Aku pikir itu harus kita lakukan. Kita akan
menjadi lebih ceroboh kalau tak hati-hati

19. Bunglon Besar : Bukankan kita sudah perpengalaman berpuluh-
puluh tahun untuk menangkap Kupu-Kupu

20. Bunglon Kecil : maksud kamu kemudian kita sudah lihai dalam
memangsanya

21. Bunglon Besar : Tentunya begitu dong

22. Bunglon Kecil : Perlu kita ingat mereka Kupu-Kupu hidupnya
` tidak hanya di taman ini saja, mereka banyak
bergaul dengan makluk hidup lain. Tentunya ]
semakin lama mereka semakin pandai, apalagi
hanya menghindari dari jebakan-jebakan kita. Aku
yakin mereka telah banyak belajar dari
pengalaman nenek-moyangnya dan tentunya di
tambah dengan pengalaman-pengalaman baru yang
mereka dapatkan dari lingkungan sekitar.

23. Bunglon Besar : Halaaaa, omomng kosong! Nyatanya kita tidak
berhasil menangkapnya

24. Bunglon Kecil : Hari ini kita tidak berhasil, lalu kita belajar dari
kegagalan. Besok kegagalan itu tidak akan
terulang. Akan tetapi kalau kita tak terpelajar,
hanya landasan pokoknya menangkap, kita akan
selamanya tidak akan behasil.Ingat keberhasilan
itu didapatkan kalau ada usaha belajar yang
sungguh-sungguh

25. Bunglon Besar : Sudah diam, aku tak mau mendengarkan kata-kata
mutiaramu lagi. Aku pergi

(pergi diiringi musik)

(satu persatu bunglon itu pergi)

Adegan Tiga

Bunglon Besar termangu sendiri di tinngalkan bunglon-bunglon yang lain

26. Bunglon Kecil : Beginilah kehidupan kami para Bunglon, selalu tak
mau berfikir panjang, dan selalu suka bertengkar.
Makanya kalian akan sulit menemukan kami hidup
bergerombol seperti Kupu-Kupu, Burung, Ikan,
Semut dan binatang- binatang yang lain. Hidup
kami suka menyendiri atau paling banyak adalah
sepasang. Karena hidup bersama dengan sesama
selalu menghadirkan pertengkaran- pertrengkaran.

27. Bunga-Bunga : ( bernyanyi)
Inilah bunga warna-warni berkuncup
membangunkan matahari
Embun-embun bercengkrama
pada rerumputan

28. Bunglon Kecil : (bernyanyi)
Klesat klesot hap hap
Klesat klesot hap hap
Klesat klesot hap hap

29. Kupu Kuning : (bernyanyi)
Jangan-jangan kau gigit aku
Jangan-jangan kau gigit aku
Jangan-jangan kau gigit aku
Lepaskan aku, aku ingin terbang menghias taman!

30. Bunglon Kecil : Kulitku lebih indah dari tarian sayap-sayapmu
Aku tidak membutuhkan indah warnamu

31. Kupu Kuning : Alangkah indah kalau taman ini kita hias bersama.
Kau hiasi batang, cabang dan ranting pepohonan
dengan keindahan kulit dan tajam matamu. Kau
mainkan musik dedaunan yang mulai mengering
dengan suara-suara lompatanmu

32. Bunglon Kecil : Aku tak butuh bujukanmu, semanis apapun kata-
katamu tidak akan menggerakkan hatiku untuk
mengurungkan menikmati lezatnya dagingmu
ketika berada dimulutku

33. Kupu Kuning ` : (bernyanyi)
Jangan-jangan kau gigit aku
Jangan-jangan kau gigit aku
Jangan-jangan kau gigit aku
Biarkanlah aku terbang, aku ingin menghias taman

34. Bunglon Kecil : Jangan kau berteriak-teriak. Kau tak kan bisa lepas
dari tangkapanku, sebelum kau ku masukkan ke
dalam perutku. Aku beri kesempatan kau untuk
berdo’a pada Tuhan

35. Kupu Kuning : (berdo’a) Tuhan kalau aku harus menghadapMu
hari ini. Berikanlah cara yang terbaik untuk
kembali kepadaMu. Tapi Tuhan, kalau kehidupan
itu masih baik untukku maka berilah kekuatan
kami untuk mampu bertahan dalam menghadapi
ujian ini

Adegan Empat

Tiba-tiba segerombolan Kupu-Kupu datang berterbangan beriring-iringan dengan bunglon-bunglon yang mengendap-endap

36. Kupu-Kupu : (bernyanyi)
Kupu-Kupu berterbangan.
Sayapnya indah
bentuk tubuh yang sintal.
Wahai bunglon, tak tertarikkah kalian memangsa
Kami

37. Beberapa Kecil : Wahai Kupu-Kupu teruslah bernyanyi. Sebentar
lagi kalian akan Tertangkap, dan kami akan
memakan kalian tak tersisakan

38. Para Bunglon : (bernyanyi)
Ohoi kamilah para Bunglon
Hidup kami yang melatah
tak halangi tuk memangsa
jenis serangga yang berterbangan

klesat-klesot gerak kami pada tanah
tapi kadang sampai pada pucuk cemara

39. Kupu-Kupu : Ayo kejarlah kami. Kami yakin kalian tak bisa
menagkap kami. Hidup kami tebang, sedang kau
melata

40. Bunglon-bunglon : Jangan sombong pasti kami menangkap kalian

41. Kupu-Kupu : Terbanglah terbanglah kalau kalian bisa sepertiku

Bunglon Kecil teperangah melihat banyak Kupu-Kupu berterbangan menari-nari di udara
Beberapa saat kemudian Kupu-Kupu itu sudah lenyap dari pandangannya

Satu-persatu bunglon bertemu dan menghampiri bunglon yang sedang membawa mangsanya

42. Bunglon Besar : Ternyata pandai kau menipu. Kau tak mau ikut
bersama kami Lantaran kau mau mengambil
kesempatan pada kesempitan kami. Kami yang
mengejar mangsa dari satu pohon ke pohon yang
lain, lalu kau yang menagkapnya untuk kau
nikmati sendiri

43. Bunglon Kecil : Jangan kalian berprasangka buruk padaku. Kupu
Kuning ini aku tangkap bukanlah dari
segerombolan Kupu-Kupu yang kalian kejar. Aku
telah menangkapnya sebelum segerombolan Kupu-
Kupu itu melintas pada taman ini.

44. Bunglon Besar : Kau jangan mungkir. Sekarang serahkan kupu
kuning ini pada kami

45. Teman Bunglon : Ayo serahkan cepat! daripada kami akan
melukaimu

46. Bunglon Kecil : Kalau kalian menginginkannya. Inilah kupu
kuning ini aku lepas dan tangkaplah kalau kalian
menginginkannya
Bunglon Kecil melepaskan kupu kuning lalu terbanglah kupu kuning itu ke udara.
Mereka para Bunglon mengamati kupu kuning menari diangkasa lalu di ikuti Kupu-Kupu lain.

47. Bunglon Besar : Kau belum pandai! Mengapa kau lepaskan kupu
kuning itu?

48. Bunglon Kecil : Kalian sendiri yang belum pandai, tak bisa
menagkap Kupu-Kupu yang sudah tak bertenaga
untuk terbang dari kejaran kalian.

49. Bunglon Besar : Tenaga Kupu-Kupu itu kembali pulih karena ia
beristirahat dalam cengkeramanmu. Sebagai
gantinya maka kau yang akan menjadi mangsaku

50. Bunglon Kecil : Tangkaplah aku kalau kamu merasa yang paling
berkuasa

Bunglon-bunglon itu terus berkejaran akan tetapi si bunglon kecil selalu bisa mengecoh dan mentertawakannya.

Bunglon besar beserta temannya semakin marah dan semakin lama ia kehabisan tenaga.

51. Bunglon Kecil : Ayo tangkaplah kalau kamu merasa kuat dan
berkuasa. Ternyata amarahmu manangkapku tak
didukung dengan tenaga yang kuat. Kau tenyata
juga lemah, lalu kenapa selalu sombong. Ayo
tangkaplah wahai bunglon berbadan besar tapi
bertenaga cindil. Ayo tangkaplah aku dan
santaplah dagingku sebagai ganti daging Kupu-
Kupu itu!

Bunglon Kecil terus mentertawakan Bunglon Besar dan teman-temannya.
Bunga-bunga pun tersenyum melihat kelakuan para bunglon.

52. Bunga-Bunga : (bernyanyi)
Wahai para bunglon
Janganlah berterngkar

Wahai para bunglon
Janganlah berbohong

Hiduplah saling berteman
Hiasi hidup bergandeng tangan

Kupu-Kupu berdatangan bersorak-sorai menari

Tamat

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir