Selasa, 20 September 2011

Pengikut Sesat Sang Penyair

D. Dudu AR
http://nasional.kompas.com/

Puisi atau sajak adalah kumpulan larik, bait, syair yang ditulis dari renungan penyair. Pengalaman hidup seorang penyair dikontemplasikan sebagai bahan atau endapan yang kemudian ditulis dalam bentuk karya sastra puisi atau sajak. Banyak kata-kata indah, pilu, miris, berontak, dan gundah menghiasi puisi atau sajak. Tidak mudah mewujudkan kata-kata bermetafora dalam sebuah puisi, perlu proses dan perenungan untuk mengungkapkannya, sehingga menghasilkan puisi yang mapan, terutama bagi para pemula. Menulis puisi perlu sensitivitas jiwa, hal ini diperlukan untuk memudahkan seseorang dalam membaca ruang lingkungan dan pustaka serta mengendapkan bahan renungan yang pada akhirnya menghasilkan kiasan-kiasan (metafora) natural. Metafora yang alami akan terasa dahsyat tatkala pembaca mengapresiasi hasil karya puisi tersebut. Berbeda dengan metafora yang dibuat-buat, rasanya hambar dan janggal.

Penyair yang berpengalaman tidak gegabah mencurahkan renungan-renungannya ke dalam puisi. Banyak hal yang harus diperhatikan selain mengungkapkannya ; semiotika, sintaktis, metafora, alegori, unsur intrinsik-ekstrinsik, rancang bangun, dan semuanya itu dibiarkan mengalir. Setelah puisi dibuat, kemudian diendapkan, lalu direvisi sebagai bentuk evaluasi sebelum dipublish ke wilayah publik adalah hal yang lumrah dilakukan seperti penyair-penyair ternama masa lalu seperti Chairil Anwar penyair angkatan 45. Hal tersebut dilakukan semata-mata keperluan tela’ah akhir si penyair terhadap karya puisinya, agar benar-benar layak dikonsumsi pembaca (apresiator).

Karya puisi maestro sangat digemari para pemula, banyak yang dapat dipelajari, sebagai referensi dan tentunya inspirasi dalam perjalanan seseorang yang ingin serius belajar membuat puisi atau sajak. Tidak sedikit pula yang mengkultuskan salah satu penyair yang dielu-elukan pengikutnya. Hal ini tidak disadari oleh beberapa kalangan yang merasa ‘mazhab’ mereka yang paling hebat dalam kesusasteraan Nusantara ataupun dengan alasan lainnya. Bagi saya, tidak perlu mengkultuskan penyair manapun, kecuali Allah SWT. Rupanya, ada yang dilupakan oleh sebagian penyair ini tentang ayat “para penyair yang diikuti orang-orang sesat”.

Patut direnungkan oleh kita semua, sebuah ayat Al Qur’an yang sangat wajib dibaca oleh setiap muslim yang menyukai sastra khususnya. Ayat tersebut menggugah hati saya yang senang mengapresiasi salah satu karya sastra yaitu puisi. Untuk itu sebagai pribadi merasa perlu menelusur dan menela’ahnya agar tidak salah tafsir.

Setelah berdiskusi dengan Drs. Edi Hendri M. M. Pd., salah satu Dosen UPI Kampus Tasikmalaya dan Pemuka Agama, Kamis (07/09), memberi pencerahan dan pemahaman kepada saya yang hampir stagnan. Satu pertanyaan gundah saya seputar ayat di atas, dijelaskan sangat rinci dan lengkap oleh beliau. Kenapa ayat Al Qur’an (Asy-Syu’ara, 26 : 227) menyatakan penyair itu diikuti orang-orang sesat? Beliau menjelaskan, pertanyaan semisal ini pernah ditanyakan Hasan bin Tsabit sebagai sahabat sekaligus penyair Nabi ketika turun ayat yang mencela penyair jahiliyah, dan Rasulullah saw menegaskan: “bukan kamu yg dimaksud!”. Di zaman Imam Ali bin Abi Thalib pun ada penyair pecinta Ahlulbait namanya Farazdaq yang berusia panjang hingga masa cucu Imam Ali yakni Imam Ali Zainal Abidin (yang juga sangat piawai dalam bersyair). Salah satu puisi Farazdaq yang mahsyur adalah qashidahnya yang menyanjung Imam Ali Zainal Abidin di hadapan penguasa pembenci ahlulbait sehingga penguasa itu merasa dipermalukan .

Menurut beliau, para mufasir mejelaskan arti kalimat mengembara di tiap lembah ayat di atas, para penyair yang diikuti orang-orang sesat itu suka mempermainkan kata-kata yang mereka sendiri tak tahu makna dan tujuannya, hanya ekspresi angan-angan dan tidak didasari keyakinan apa pun, kecuali mengobral kata-kata hampa. Intinya, setiap kata-kata yang terkandung dalam sebuah puisi harus dipertanggungjawabkan secara horizontal maupun vertikal. Artinya, visi dan misi yang ingin disampaikan si penyair harus sesuai dengan aqidah keyakinan dan tidak hanya fokus kepada permainan-permainan kata yang omong kosong belaka. Agar dirinya dan yang menela’ah karyanya tidak terjebak kepada khayal dan angan yang justeru menenggelamkan hakikat kebenaran kepada lembah kesesatan. Apalagi membangkang kebenaran yang telah diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam Al Qur’an.

Beliau juga melanjutkan penjelasannya tentang tradisi syair atau karya sastra Imam Ali, Hasan bin Tsabit maupun Farazdaq (yang didedikasikan untuk kebenaran) diteruskan oleh para pemikir sufi. Mereka menyusun gagasan-gagasan dakwah dan tarbiyah dalam bentuk puisi yang berpengaruh luas di kalangan umat Islam. Kebiasaan membuat nadzam (puitisasi) untuk mempermudah mempelajari ilmu-ilmu fiqh, sharaf-nahwu (tata bahasa Arab), dan ilmu-ilmu lain yang terwariskan hingga kini di lingkungan pesantren-pesantren Salafiyah (konvensional-tradisional) merupakan contoh nyata. Termasuk juga penggunaan-penggunaan aforisma (kata-kata mutiara) dari kitab-kitab susunan para ulama sufi klasik. Sebab titik-tolak dari karya sastra sufi adalah Alquran surat Asy-Syu’aro, terutama ayat 224-227.

Oleh karena itu, penyair dan puisi sufi, selalu punya visi dan misi yang jelas. Puisi-puisi mereka bertujuan mendorong kemuliaan akhlak dan semangat pembenahan masyarakat. Di luar ekstrimitas temporer, beberapa penyair sufi dalam menafsirkan kaidah dan aplikasi iman dan ibadah ritual, seperti Ibnu Arabi ( abad 13), Jalaluddin Rumi (abad 14), dll., beberapa penyair sufi malah cenderung konvensionalis-puritanis. Seperti karya-karya Hafidz, Saadi, Firdausi, Fariduddin Attar, Al Junaid, Bisyr Harits, dan sebagainya.

Jadi, maksud penyair yang diikuti orang-orang sesat, seperti dijelaskan ayat di atas adalah orang-orang yang memintal angan dan khayalnya ke dalam puisi tanpa substansi kebenaran yang diusung dalam karyanya. Mereka berputar-putar saja dalam metafora yang kosong, hampa, dan salah kaprah secara semantik (pemaknaan). Sesuai dengan tujuan para pendahulu (Islam), puisi adalah salah satu media sastra untuk menuangkan ungkapan-ungkapan tentang kemuliaan, kebenaran, dan pembenahan moral masyarakat yang sepatutnya kita tiru pada era sekarang.

Pada dasarnya, kesesatan dan manusia itu seperti dua sisi mata uang, sangat dekat jaraknya. Baik yang berstatus tukang becak, tukang sampah, pemuka agama, guru, menteri, presiden, dsb, bisa tersesat dan selalu diikuti setan. Karena, setan akan selalu menjerumuskan makhluk Tuhan, seperti janjinya, mulai tidak sujud (hormat) di depan Adam hingga akhir dunia, bukan penyair saja. Selama kebenaran-kebenaran yang menjadi ayat Tuhan tidak dipegang, di sanalah setan beraksi, menggoda siapa saja tanpa melihat status sosial seseorang. Yang penting manusia-manusia tersesat, jatuh ke lembah maksiat agar menemani setan dan konco-konconya di neraka laknat.

18 September 2010
_________________________
*) PENULIS adalah guru SDN. Perumnas 1 Cisalak Kecamatan Cipedes dan Pimpinan Pondok Media (Citizen Journalism Forum). Karya puisi dan artikelnya dimuat di HU. Kabar Priangan, Harian Pagi Radar Tasikmalaya, HU. Kabar Cirebon, Majalah Ekspresi Denpasar Bali, dan website nasional.

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir