Selasa, 08 Maret 2011

Menelanjangi Benny Arnas

Ellyn Novellin
http://sastra-indonesia.com/
Judul : Bulan Celurit Api
Penulis : Benny Arnas
Tebal : 130 halaman
Edisi : cetakan I, 140 mm x 210 mm
Oktober 2010
Penerbit : Koekoesan

Ada pikiran menggelitik ketika saya membaca judul buku ini. Bulan Celurit Api, semacam sarkasme yang manis, atau, absurditas yang unik, atau apalah yang bisa mewakili “misteri” dari judul tersebut.

Saya tidak ingin mengunggulkan sang penulis ataupun mengkritisinya. Sebab, selain tidak memiliki teori/kajian/ilmu tentang bagaimana menilai karya, bukan juga karena Benny adalah sahabat saya. Tetapi saya hanya mengungkapkan pendapat sebagai pembaca biasa. Dan pembaca biasa umumnya hanya mengandalkan rasa dalam menikmati sebuah karya.

Gaya tutur narasi yang dihadirkan (sebagian besar berupa puisi liris) dan khas melayu memberi kekuatan tersendiri dari karakter yang dimiliki Benny. Benny menarikan kata seelok gemilau seorang perempuan muda. Pesan lain yang saya baca, Ia berhasil mengangkat “harta terpendam” daerahnya menjadi sesuatu yang tak bisa dibiarkan hilang begitu saja. Nuansa lokal yang merupakan budaya daerah, wajib kita lestarikan.

Di beberapa cerpennya, seperti Percakapan Pengantin, Tukang Cerita, saya mendapati ending “misterius”. Meninggalkan kesan yang tak sudah-sudah. Keliaran Benny saya dapati juga di Malam Rajam, Perkawinan Tanpa kelamin, dan Dua Beranak Temurun. Gojlokan (gurauan)Satire Benny sampaikan dalam Bulan Celurit Api, Percakapan Pengantin, Hari Matinya Ketib Isa, dan Di Larang Meminang Gadis Berkereta Unta. Selain usaha “mendongkrak” pandangan dalam Tentang Perempuan Tua dari Kampunng Bukit Batu yang Mengambil Uang Getah Para dengan Mengendarai Kereta Unta Sejauh Puluhan Kilometer ke Pasar Kecamatan (Duh, Mas Benny.. panjang banget judulnya…), Bujang Kurap, Kembang Tanjung Kelopak Tujuh, dan Sajak-sajak yang Mengantarmu Pulang. Walau saya akui saya tidak bisa memetak-metak (karena memang tak ada pemetakan dalam karya sastra)cerpen mana yang menyajikan konflik sosial, mana yang menyajikan konflik/pergolakan batin, dansebagainya, saya berani mengatakan apa yang saya tulus tersebut di atas, itulah yang saya rasakan.

Sebuah firasat, atau yang lebih sering dikenal dengan insting_Semua orang pernah mengalami itu dan semua orang juga memiliki hal tersebut. Sebuah pertanda akan terjadinya sesuatu sebelum kita mengalaminya. Seperti itulah yang dialami Mak Muna tentang kehidupan zaman sekarang yang (maaf) amburadul ketimbang saat Mak Muna muda dulu. Meski Mak Muna tak menyentuh langsung bagaimana hiruk pikuk dan kegaduhan zaman, tetapi Mak Muna tahu, bahwa polah tingkah anak-anak muda(zaman sekarang) mengkhawatirkan dan rawan terhadap konflik. Sebuah pembelajaran bahwa, modernitas tak harus dilakoni dengan meninggalkan unsur-unsur kebaikan yang dibawa dari masa lalu.

Anda tahu bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan menggunakan berbagai cara dan alat? Ya, saya yakin Anda semua menjawab sama, “Ya, saya tahu.” Secara kasat mata memang kita hanya memiliki indera pengucap(lidah_mulut) dan gerak sebagai alat stimulus untuk mendapatkan tanggapan/respon dari yang lain. Kita tahu, bahwa ucapan bisa dilakukan lewat pandangan mata, serta perkataan batiniah atau semacam telepati yang kita “isyaratkan” sebagai bentuk “take and give” dalam berkomunikasi. Dan, hal semacam itu coba diangkat Benny dalam Percakapan Pengantin. Sepasang yang cacat dan miskin yang (tentu saja) mendapat perlakuan yang tidak adil dalam hidupnya(ini bukan gejala, tetapi sudah menjadi tradisi bagi masyarakat saat ini yang lebih berfokus pada pola pandang Independent_Individualitas dalam hidupnya). Seruan untuk mencermati kehidupan sepasang pengantin ini (dan orang-orang yang memiliki nasib serupa dengan mereka)agar tak kita siakan sebelah mata, karena mereka memiliki hak yang sama sebagai manusia dan hamba Tuhan. Berhak mendapatkan kesetaraan perlakuan yang sama dan layak di masyarakat. Sama seperti kita.

Kebersihan hati dan kesabaran yang tangguh adalah senjata yang ampuh dalam menghadapi “kekejaman” dunia. Tentang Perempuan Tua dari Kampunng Bukit Batu yang Mengam bil Uang Getah Para dengan Mengendarai Kereta Unta Sejauh Puluhan Kilometer ke Pasar Kecamatan. Memberi pelajaran, bahwa seberat apapun beban kehidupan, hendaknya kita tak melupakan “radar” yang dititipkan Tuhan dalam hati kita. Tetap menjaga hati dari dendam, kecewa, amarah, dan putus asa. Cerpen yang sangat mendidik.

Bujang Kurap dan Kembang Tanjung Kelopak Tujuh, membuat saya menjadi tahu tentang “pesan daerah” Lubuk Linggau yang tak pernah saya tahu sebelumnya. Benny berhasil mengangkat mitos masyarakat setempat(atau bahkan di luar Lubuk Linggau) dan usaha “melunturkan ketakutan” yang ditanam secara mentradisi oleh masyarakat setempat.

Sampai dimana kita memaknai cinta dan kasih sayang jika hal itu kita maharkan pada terenggut tidaknya keperawanan dari perempuan yang kita gadang menjadi teman hidup. Kesucian tidak terletak dari bagaimana kondisi fisik(maaf, bukannya saya mengamini orang-orang yang sengaja memberikan kesuciannya secara sengaja), tetapi lebih dari bagaimana ikhwal muasal, atau bagaimana penerimaan kita atas apa yang sebenarnya tak bisa kita terima. Bagaimana kita menyikapi sesuatu yang di luar kehendak manusia.

Benny berhasil “plin-plan” dalam Dua Beranak Temurun. Selain itu, dia bisa “mengacau” pikiran pembaca pada saat mengikuti alur ceritanya. Di satu sisi menjadi tokoh A, di sisi lain menjadi tokoh B, dan yang saya sebut “berhasil mengaduk” adalah bagaimana ia mempertemukan dua tokoh dalam suasana “intern” masing-masing penokohan dalam satu tempat, namun tetap bisa menyajikan suasana kedua tokoh sedang “bercakap”. Kontemplasi tentang kehidupan yang dramatis, sebenarnya tak lepas dari lajur-lajur yang kita lalui setiap harinya.

Selebihnya, saya hanya bisa menyarankan Anda, segeralah mendapatkan buku cerdas dan mendidik ini. Banyak hal yang kita temu dan pelajari untuk dijadikan sebagai bahan renungan. Realis yang Surealis,juga, Surealis yang Realis. Cerpen-cerpen yang hebat.

Babat, Desember 2010
*) Peresensi ini sebelumnya memakai nama pena “Lina Kelana” tanah kelahirannya di daerah Babat, Lamongan, Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir