KRT. Suryanto Sastroatmodjo
http://pustakapujangga.com/?p=641
“Cinta sangat menentukan kelanjutan proses penyebab atau proses kehidupan subyek. Sebab ketika berada di titik koordinat, kita jelas mendapati karakter diri sebenarnya atau dengan titik seimbang, cermin diri sanggup merasakan getaran kesungguhan dari sang maha Penyebab Cahaya Ilahi: Apakah kita gemetar atau semakin asyik oleh kesejukan Cahaya. Sebelum sampai ke suatu akhir bernama akibat (mati, timbangan pahala)” dikutip dari buku Kajian Budaya Semi (buku pertama Trilogi Kesadaran), bagian Kajian Sebab atas Subyek, Nurel Javissyarqi. Di situ penulis muda, merupakan intan pemikiran dan mutiara-penggagas keadilan ruh dari Lamongan, bicara tentang pemaknaan hayati.
Mungkin sepadan anggukan halus-lembut dari para pemerhati dari rana manapun di Indonesia saat ini, tatkala kita meriadukakan “Seminya Budaya” yang linuhung, setelah bertahun-tahun menjadi korban dari tikai-cidera, silang-selisih dan goda-goda membawa bangsa kita terkantuk di batu-sandung, kerikil tajam melukai tangan dan kaki dalam hal-hal menuju pada kesantunan situasi, kemuliaan akhlak, banyak pihak (pemikir, penggagas, penyumbang dan penyeimbang mantap masyarakat) dapat dikaji lewat bangsal-bangsal pustaka yang damai-arkadis.
Korolariz dari cita lembut ini, Nurel kita hadirkan dalam hasana sastra yang memiliki pijar penyalaan elok, laras zamannya. Manakala ia menyapa generasi muda di belantara Nusantara, lantaran ingin merefleksikan pijar-kata pula. Barangkali semacam renungan diri yang khusyuk, ditulis secara tepat oleh Nurel Javissyarqi: PEWAYANGAN: Mitos apakah melingkupi tubuh ini /hingga menari-nari di alam sunyi. /Mitos apakah menutupi kalbu ini /sehingga terdiam dalam ramai /dan membalut luka bakar ini? /Segalanya menuju kering serupa /tinggalkan bekas sulit terkelupas; /olehnya berjalan di belakang layar. 1999, dari bukunya; Sayap-Sayap Sembrani.
Nurel menegur para pemimpin bangsa yang sering berseteru ini, agar dapat saling mengendalikan diri, saling berkhidmat, tegar-tabah munajad agar memperolah kecerahan yang indah. Ia berseru agar apabila bangsa ini ingin jaya, kita tanggalkan mitos-mitos duniawi yang menggerogoti jiwa-raga bangsa dan gantilah dengan tafakkur, meditasi membawa kita pada kedamaian esok hari, agar apapun menyebabkan luka bakar (akibat nafsu angkara tiada kesudahan) merusak jasad, merusak kalbu; niscaya terobati.
“Langkah memberi ruang positif, sebagaimana orang sedang berjalan atau beraktivitas memberi ruang positip, di mana pemaknaan gerak ialah energi yang terlaksanakan” (dikutip dari Kajian Budaya Semi, bagian Merekonstruksi – x – = + dalam Korupsi), mendorongnya untuk mengajak bangsanya agar menciptakan kedamaian fikir, hati, nalar agar “positive thingking” menjadi acuan getar hayati, dengan harapan agar energi lebih terjaga sempurna lagi sentausa.
Dalam beberapa getar yang terbeber, Nurel berpendapat; Zaman Trawaca padang Njinglang, zaman pencerahan semesta bakal menyusuri lorong-lorong hati manusia dan tiba pada keyakinan; bahwasannya kemuliaan insan terlahir dari sikap mandiri ini. Dalam hal ini maka pola pikir umat manusia pada jaman kegelisahan justru harus diawali dari diri pribadi kita sendiri. Mengapa tidak? Karena dalam suatu sikap terkepal, membebas, terkristalisir pada era yang ada, selaras spirit jaman (Zeit-geest) yang ada, kita merasa eksis dan dari situ percayalah waktu segala kejadian di masyarakat ini dapat mengikut pola pikir paling tegas.
Barangkali, Nurel mempunyai anugerah sikap yang terbaca jelas lewat buku-bukunya, misalnya “Takdir terlalu Dini” (awal bukunya membedah tentang kemuliaan ruh dimuka bumi lestari ini), di mana Nurel mengharap Tri-dimensi penghampiran qualified ditumpah darah Nusantara kita cinta ini:
(1) Konsep “well-informed dan well educated among nations” [marilah kita tegakkan informasi sejelas-jelasnya tentang agama, budaya, adab-susila (terutama secara Islami) untuk suatu tata nilai yang hidup].
(2) Konsep tentang “inspirating and inspired” [telah teralami dan telah terilhami seluruh umat di jagadnya dengan ajaran-ajaran Islam yang kita hormati dan cintai, terutama al-Qur’an agar kehidupan insan dapat terbawa pada keluhuran, keagungan, kefitrian].
Oleh karena di sini, kita menyinggung soal “lisensi puitika” kebebasan makna, kemerdekaan mimbar, kearifan lokal sang sastrawan, maka sang waktu dapat juga merupakan kancah rohaniah juga membutuhkan discursus pula. Kalau kita mengikuti wawasan Bung Karno dalam “Di bawah Bendera Revolusi” (1960), maka dalam kapasitas pejuang, kita dapat mengharapkan adanya tiga macam gagasan terpadu yang mesti dihayati secara sempurna, yakni; nationalisme-geest (gagasan dan angan-angan nasionalis), nationale-will (kemauan dan tekad nasional) dan nationale daad (perbuatan nasional) yang kita jabarkan dalam bahasa pergaulan kita dewasa ini; angkah lan langkah sing tuwuh saka anggit (tekad timbul dari langkah untuk suatu dinamika) dan dhemen sing tumemea (rasa sayang pada gagasan-gagasan besar yang bisa diresapi maknanya), niscaya bakal mewujudkan realisasi kesejatian makna, terkabulnya aspirasi dan cita-cita luhur.
Maka Nurel Javissyarqi atau (dulu) sebagai pimpinan Komunitas Sastrawan Tugu Indonesia, Yogyakarta, 5 tahun lewat dalam nama Nurla Gautama (nama pemberian cerpenis Joni Ariadinata) bisa mewariskan martabat bathin lewat buku-bukunya yang “menggigit” di seantero pemikiran unik; akhirul kata terwujudlah semoga ide-ide tentang Nasionalisme Islamis yang kita harapkan dewasa ini; “Ayo bergeraklah, mereka dari ainul yakin menuju hakkul yakin, sempurna. Ayo, kibarkan panji-panji kemerdekaan kalbu mandiri bersemangat baja. Ayo, kita menangkan cita luhur peradaban Islam sepanjang Zaman.
Obsesi dan ketertarikan fa’al juang ialah hak bagi setiap orang yang kepingin merebut ranah ini, misalkan Iqbal, Gibran, Nietzsche dan lain-lain. Namun kreativitas sastra niscaya dapat menyapa orang dan terbawa pada dimensi yang ingin pula diejawantahkan melalui kidung-kidungnya sebagai prosa lirik dan puisi yang khas dimiliki Nurel, sebagaimana dalam Kajian Budaya Semi, yang kita haturkan ini. (Dapatkan gagasan-gagasan Nasionalisme berangkat dari lokal menuju Nasional, menggapai Internasional), niscaya menjadi tumpuan-harapan sebagai kaum usia muda dahaga saat ini, akan pijar kata Islami yang dinamikanya dapat diterbangkan oleh sayap-sayap hati terlembut.
Barangkali, banyak gayung bersambut, kata berjawab, sayap-sayap bathin dan ketakwaan menjamah ranah kerontang ini. Andai-kata kita berjalan melintasi padang-padang dan di sana terdapat sendang, telaga bening, berbahagialah kita, bahwa seteguk tirta akan dapat memberi obat dahaga tersebut, setelah kita menembangkan laguan sunyi sang kelana yang makin lama dilamun rindu, perih, duka. Niscaya, seorang kawula muda seperti Nurel ini merupakan salah satu contoh, dimana Sabda Alam menemukan ujung, dimana salam menjawab misteri hidup, lantaran tiap tapak jelajah bisa diamati pemerhati.
Apakah kita telah menangkap, apapun telah diwedarkan pada ucap-bedah atas telempap sejarah, namun kita masih membutuhkan kata-kata yang lebih nyaring berkumandang lagi, entah ditengah ratri jelaga, entah dipagi-resik, dimana andika sekalian merupakan rekan-rekan seikhawan dalam kelana ini. Demikian…wassalam.
Nagan Lor 21, Yogyakarta. Senin, 23 Mei 2005.
Makalah bedah buku KBS di UIN Yogyakarta 26 Mei 2005, bekerjasama dengan teater ESKA.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Musthafa
A Rodhi Murtadho
A Wahyu Kristianto
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Wachid BS
Abdullah al-Mustofa
Abdullah Khusairi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimanyu
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Maulani
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adrian Ramdani
Ady Amar
Afrizal Malna
Agnes Rita Sulistyawati
Aguk Irawan Mn
Agus R. Sarjono
Agus Riadi
Agus Subiyakto
Agus Sulton
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahm Soleh
Ahmad Farid Tuasikal
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Luthfi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadie Thaha
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rasyid
AJ Susmana
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander Aur
Alexander G.B.
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Rif’an
Aliela
Alimuddin
Alit S. Rini
Alunk Estohank
Ami Herman
Amich Alhumami
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminudin TH Siregar
Ammilya Rostika Sari
An. Ismanto
Anaz
Andaru Ratnasari
Andhi Setyo Wibowo
Andhika Prayoga
Andong Buku #3
Andrenaline Katarsis
Andri Cahyadi
Angela
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Sudibyo
Anton Wahyudi
Anwar Holid
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Zulkifli
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayu Utami
Azyumardi Azra
Babe Derwan
Bagja Hidayat
Balada
Bandung Mawardi
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Setiawan
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Bernadette Lilia Nova
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Bhakti Hariani
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budi Winarto
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Bustan Basir Maras
Camelia Mafaza
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Choirul Rikzqa
D. Dudu A.R
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Darmanto Jatman
Dedy Tri Riyadi
Delvi Yandra
Denny JA
Denny Mizhar
Dewi Anggraeni
Dian Basuki
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dian Yanuardy
Diana AV Sasa
Dinar Rahayu
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Warsidi
Edy Firmansyah
EH Kartanegara
Eka Alam Sari
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil Amir
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F. Budi Hardiman
Fadly Rahman
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fani Ayudea
Fariz al-Nizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatkhul Aziz
Felix K. Nesi
Film
Fitri Yani
Franditya Utomo
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Garna Raditya
Gde Artawan
Geger Riyanto
Gendhotwukir
George Soedarsono Esthu
Gerakan Surah Buku (GSB)
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Tri Atmojo
H. Supriono Muslich
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim H.D.
Hamberan Syahbana
Hamidah Abdurrachman
Han Gagas
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hasan Aspahani
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Helvy Tiana Rosa
Helwatin Najwa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendriyo Widi Ismanto
Hepi Andi Bastoni
Heri Latief
Heri Listianto
Herry Firyansyah
Heru Untung Leksono
Hikmat Darmawan
Hilal Ahmad
Hilyatul Auliya
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husnun N Djuraid
I Nyoman Suaka
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilenk Rembulan
Ilham khoiri
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santosa
Imelda
Imron Arlado
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Margareta
Indra Darmawan
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ingki Rinaldi
Insaf Albert Tarigan
Intan Hs
Isbedy Stiawan ZS
Ismail Amin
Ismi Wahid
Ivan Haris
Iwan Gunadi
Jacob Sumardjo
Jafar Fakhrurozi
Jajang R Kawentar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean-Marie Gustave Le Clezio
JJ. Kusni
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Julika Hasanah
Julizar Kasiri
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kadir Ruslan
Kartika Candra
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Ketut Yuliarsa
KH. Ma'ruf Amin
Khaerudin
Khalil Zuhdy Lawna
Kholilul Rohman Ahmad
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Krisandi Dewi
Kritik Sastra
Kucing Oren
Kuswinarto
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lenah Susianty
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
M Shoim Anwar
M. Arman A.Z.
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Harya Ramdhoni
M. Kasim
M. Latief
M. Wildan Habibi
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria hartiningsih
Maria Serenada Sinurat
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Marsus Banjarbarat
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masriadi
Mawar Kusuma Wulan
Max Arifin
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Mezra E. Pellondou
Micky Hidayat
Mihar Harahap
Misbahus Surur
Moh Samsul Arifin
Moh. Syafari Firdaus
Mohamad Asrori Mulky
Mohammad Afifuddin
Mohammad Fadlul Rahman
Muh Kholid A.S.
Muh. Muhlisin
Muhajir Arifin
Muhamad Sulhanudin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Azka Fahriza
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naskah Teater
Nezar Patria
Nina Setyawati
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noor H. Dee
Noval Maliki
Nunuy Nurhayati
Nur Haryanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurudin
Octavio Paz
Oliviaks
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Panda MT Siallagan
Pandu Jakasurya
PDS H.B. Jassin
Philipus Parera
Pradewi Tri Chatami
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R Sutandya Yudha Khaidar
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmadi Usman
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rahmat Sutandya Yudhanto
Raihul Fadjri
Rainer Maria Rilke
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridha al Qadri
Ridwan Munawwar
Rikobidik
Riri
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rizky Andriati Pohan
Robert Frost
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Romi Febriyanto Saputro
Rosihan Anwar
RR Miranda
Rudy Policarpus
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Gerilyawan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra
SelaSastra ke #24
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Subhan SD
Suci Ayu Latifah
Sulaiman Djaya
Sulistiyo Suparno
Sunaryo Broto
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunudyantoro
Suriali Andi Kustomo
Suryadi
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susi Ivvaty
Susianna
Susilowati
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Bahri
Syam Sdp
Syarif Hidayatullah
Tajuddin Noor Ganie
Tammalele
Tan Malaka
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Tengsoe Tjahjono
Th Pudjo Widijanto
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tiya Hapitiawati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Joko Susilo
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi
Umar Kayam
Undri
Uniawati
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Vyan Tashwirul Afkar
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyudin
Wannofri Samry
Warung Boenga Ketjil
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Web Warouw
Wijang Wharek
Wiko Antoni
Wina Bojonegoro
Wira Apri Pratiwi
Wiratmo Soekito
Wishnubroto Widarso
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Wing King
WS Rendra
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosi M. Giri
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Yuyu AN Krisna
Zaki Zubaidi
Zalfeni Wimra
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhaenal Fanani
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Zulhasril Nasir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar