Jumat, 14 Januari 2011

Sasana Elegi Sebuah Negeri

Sabrank Suparno
http://sastra-indonesia.com/

“Lain lubuk lain belalang…
…lain pula ikan dan pemancingnya.”

Menapaki awal tahun baru 2011, mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Jombang menorehkan catatan tersendiri dalam percaturan perteateran Indonesia. Program pementasan’Elegi Sebuah Negeri’ yang di gebyakkan oleh angkatan 2008 di Aula Depag Jombang selama 3 hari lalu seolah penyambung tongkat estafet adik kelasnya (angkatan 2009) yang menuntaskan pementasan ‘Teatrikalisasi- Puisi pada 6 Januari 2011 di gedung PSBR Jombang.

Elegi Sebuah Negeri ialah serangkaian serial pementasan teater yang terinci sebagai berikut: Tanggal 7 Januari mementaskan ‘Gerr’ karya Putu Wijaya, tanggal 8 Januari melakonkan ‘Opera Primadona’ karya N. Riantiarno, dan terahir tanggal 9 Januari memainkan ‘ Orkes Madun II Atawa Umang Umang.

Pengemasan tiga naskah teater di atas sebagai sarana penggemblengan (bolding) mahasiswa STKIP. Yang mana, untuk menanamkan loyalitas cinta tanah air, tidak harus diekspresikan dengan protes kekerasan. Ada banyak cara. Terutama bagi kaum intelektual muda mendatang, diperlukan pergeseran teori ke arah radikalisme meruang (inheren, terutama krisis diri).

Dengan berteater, kepribadian akan terbentuk secara akselerativ. Dimana pemaknaan hidup disinaui secara ecrytur tubuh, ketatagan dialek, ketepatan fluktuasi intonasi serta eksplorasi segala gerak-posisi. Bahkan ketika meramu selingkup akting saja, tak lepas dari olah rasa (nyetem roso, yoga, mereflexikan vibrasi getaran dalam tubuh dengan yang di luar tubuh). Perpaduan keseluruhan berpentas menjadi pararel jagat panggung yang berpengaruh pada kwalitas kekhusyukan sikap. Pada tataran kekhusyukan inilah jiwa menjelma serupa (basis) tanggung jawab handal. Ya, tanggung jawab yang dahsyat akan mampu bersikap tegas pada diri sendiri sekali pun.

Khatam bagi generasi 2000an untuk mengaji kondisi Sosial-Politik di Indonesia. Marah memerah pun tidak akan digubris, sebab pelaku sejarah yang berlangsung masih dihuni sang tokoh yang budek kesadaran. Tokoh yang dilahirkan pra 65. Pemimpin masa ini lebih merealisasikan kecekaman jiwanya dalam bayang bayang komunis. Yang mosi, was was, iri pada sesama telah terpupuk sejak dalam kandungan.

Pun juga demo atas berbagai keselentangan kebijakan ‘penguasa’di negeri ini. Mogok makan sampai mati pun tidak akan direspon. Sebab pemimpin serta aparat, berkarakter tidak siap didemo. Atau tidak memahami arti demo. Maka, demo dianggap mengganggu keamanan negara yang harus diblackklise. Sungguh! Kebobrokan negara yang sempurna. Yang dianggap mengusik kedudukan penguasa akan segera dicarikan keranjang sampah untuk dibuang. Sementara yang seolah tak bermasalah, sewaktu waktu bisa dicutat jika kemudian berseberangan dengan penguasa.

Pada naskah ‘Gerr’ misalnya, karya Putu Wijaya, seluruh awak teater dari pemain hingga bagian lighting tak hanya obsesi demam panggung, namun secara langsung mereka meniti tiap sesi peralihan adegan yang langsung diflourkan dengan tubuh dan suara. Naskah seperti menggelitik, meresap ke guratan relung-relung jiwa. Bagaimana mereka harus tanggap menerima perubahan hidup yang mendadak dan janggal. Bima sebagai sosok upnormal (melampaui kewajaran alamiah) sebagai sosok orang yang hidup lagi, setelah mati. Betapa tidak. Keluarga Bima sulit menerima kenyataan untuk berdampingan dengan Bima yang sudah pernah mengalami kematian. Sebuah proses (takdir) tersendiri. Substansi lakon naskah Gerr ini berusaha menyelipkan satu kata’kemungkinan’ dalam rencana panjang menejemen hidup. Sisi baliknya, agar manusia tidak terjebak menuhankan diri dengan kekuatan programnya, bahwa tetap ada hal yang tak terduga.

Lain Gerr, lain pula Opera Primadona. Naskah karya N. Riantiarno yang didalangkan sutradara Gunari Anggariono, diadaptasikan dengan teater tradisi Gambus Misri. Yang mana Gambus Misri merupakan salah satu teater tradisi yang pernah berjaya di Jombang sekitar 1957 hingga 1990. Konon, Gambus Misri ini menelorkan aktor Srimulat kawakan di antaranya Cak Asmuni.

Dari Opera Primadona ini, pemain dipahamkan perihal trik-intrik perhelatan di atas panggung dengan apa yang terjadi dibelakang pentas sekaligus. Diana sebagai primadona dalam aktris Gambus Mawar Bersemi tak rela jika posisinya tergeser oleh akting Susana dengan segala kelebihan auranya. Diana pun melakukan segala cara untuk menyingkirkan Susana. Sebagaimana tradisi masyarakat yang under intelek, tidak memiliki politik jitu, melainkan lebih ke dukun membeli santet. Anding cerita ini mengerucut pada rumus kebenaran dan ketulusan pasti menang dan kekal hingga usia senja. Bahkan sampai berumur nenek peot pun, Susana masih bermegalomania- ekstas dengan kebesarannya zaman muda dulu.

Pementasan tiga lakon teater awal tahun baru 2011 lalu, diharapkan sebagai wahana pemantik kreativitas mahasiswa STKIP lebih lanjut. Satu joule energi saja yang mereka jalin bersama kawan dalam rangka menuntaskan lakon, akan menjadi tungku bara yang menggodok intelektual-moral lebih matang. Dalam skala besar, mereka bersama sedang mengkontruksi sejarah Indonesia mendatang dari keterbengkelaian dekontruksi besar besaran dari para pemimpin sekarang yang dibiarkan pun akan segera mati.

Berteater artinya merumuskan bahwa hal yang tak bisa dikatan harus dijaga dengan diam. Juga menguak adanya obyek yang tampak dalam cermin sesungguhnya lebih dekat. Agar tidak tercipta suatu generasi yang berpijak pada kepingsangan masa lalu yang kemudian berada pada budaya kemarahan dan penyesalan yang membahayakan (Saduran Galaksi Simulacra: Jean Baudrillard. Terjemahan Galuh E Akoso dan Ninik Rochani Sjam. LKiS).

Pada saatnya kebenara pasti datang. Berteater, seperti menabung gerak tubuh dan suara yang elevasi-voltasenya akan meledak jauh di zaman mendatang. Saat itulah tabungan virtual akan mengambil alih hal yang realita.

*) Sabrank Suparno, lahir di Jombang 24 Maret 1975. Redaktur Bulletin Lincak Sastra. Beralamat di Dowong RT/RW: 08/02, desa Plosokerep, Sumobito, Jombang. Email: sabrank_bre@yahoo.com

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir