Senin, 22 November 2010

Membahasakan 1000 Jejak Pram

Judul Buku : 1000 Wajah Pram dalam Kata dan Sketsa
Penyunting : Astuti Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Tebal : xvi+504 halaman
Harga : Rp. 80.000
Peresensi: Engkos Kosnadi*
http://oase.kompas.com/

100 Wajah Pram dalam Kata dan Sketsa, Ini sebuah buku yang saya kategorikan sebagai salah satu “babad pram” yang ditulis oleh sekitar 68 orang yang pusparagam dari mulai wartawan, pemimpin redaksi, pustakawan, guru, sahabat, pengagum, pemerhati, adik, anak dan cucu dan beberapa orang sahabat dekat pram dan banyak profesi lainnya, jadinya ‘gado-gado ala pramis’. Buku yang disajikan khusus sebagai kado peringatan 100 hari meninggalnya Pramoedya Ananta Toer ini memang terkesan terburu moment, sehingga banyak detail yang terlewatkan dari mulai tidak seragamnya siapa jatidiri penulis sampai beberapa kata yang salah ketik walaupun jumlahnya minimal, mungkin ini lagi-lagi gaya ‘pramis’ yang menjadi ciri dalam kebebasannya dalam menulis. Mungkin mereka ingat pesan Pram “masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri”. (JL, 147) dan buku ini buktinya!

Bagi pembaca karya tulis Pram dalam sejumlah buku ‘best seller’nya kita pasti agak heran karena tak akan menemukan kejutan-kejutan dalam buku ini selain sebuah bahasa seragam dari para ‘iner circle’ dan pengagum yang sangat minim dalam menghidupkan dan mewujud ulang Pram sebagai manusia biasa [mungkin pram sudah tak biasa] terkecuali ada di tulisan sang Adik Soesilo Toer dengan 38 point-nya selebihnya testimony pertemuan dan puisi-puisi yang mengagungkan, padahal Pram berkata “Aku merindukan satu karya yang akan membikin negerinya menyambutnya dengan segala kebesaran.”(BM, 83)

Saya menangkap dua tulisan yang menjadi entry point dari sejumlah tulisan terkumpul yang satu ada pada tulisan Eka Budianta yang mengusulkan dan mengharapkan sebuah penghargaan Bintang Mahaputra untuk Pramoedya Ananta Toer, asumsinya begini “sepanjang abad 20, hanya ada 3 nama besar yang membuat bangsa Indonesia terhormat dan bangga di dunia: Kartini, Soekarno,, dan Pramoedya.

Ketiga orang ini membuktikan bahwa Indonesia mampu menyumbangkan inspirasi yang sangat berharga kepada masyarakat internasional.” Dan “ Pram menulis novel, cerita pendek dan esai yang diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Selama beratus tahun, berikut beratus bahasa yang tumbuh dan mati di kepulauan Indonesia, baru karya-karya sastra Pramoedya yang mampu menembus pasar internasional. Lebih dari 40 bahasa menyebar luaskan karya dan pikiran Pramoedya” dan tentunya dia satu-satunya oran Indonesia kandidat Nobel Susastra. Ini sangat masuk akal karena pemerintah seperti kata Pram jangan sampai “olehnya yang tajam ditumpulkan, yang tumpul di tajamkan, yang kecil dibesarkan, yang besar dikecilkan”. (ASB, 2) sehingga akan menjadi pertanyaan besar kita, seberapa terbuka Pemerintah Indonesia menghargai karya anak bangsa sekelas Pram? Semua harus proporsional dan memakai kamata yang lebar dalam melihat hal ini. Pesan Pram kan jelas bahwa kita“harus adil sudah sejak dalam pikiran, jangan ikut-ikutan jadi hakim tentang perkara yang tidak diketahui benar-tidaknya.” (BM, 105)

Point kedua adalah tulian kawan Zen Rahmat Sugito yang berharap dan mendeklarasikan tanggal meninggalnya Pram (30 April) ditahbiskan menjadi Hari Kliping Nasional, Zen beralasan bahwa “mengingat ketekunan dalam mengkliping warisan ensiklopesi yang masih terbuka untuk dirampungkan dan Pram berjasa dalam tradisi megkliping, mengkliping pada akhirnya menjadi bagian tak terpisahkan dari proyek besar membangun manusia Indonesia yang berkeadaban, punya ingatan yang panjang, tidak mudah dikangkangi oleh rezim yang doyan mengelapkan sejarah.

Dengan membangun tradisi mengkliping kemungkinan sejarah hanya menjadi milik para pemenang bisa diminimalisir”. Saya ingat tulisan di Rumah Kaca “Orang menjadi besar karena tindakan besar, pikiran besar, jiwa besar. Sebaliknya dari orang kecil” tulisnya. “adalah tidak adil karena tulisan kecil, aku mendapatkan hukuman besar”. (RK, 313) dan kliping memainkan perannya disini. Lagi-lagi usul ini menjadi logis karena memang kita belum punya ‘hari yang begituan’ di Indonesia, mengkliping adalah sebuah pekerjaan pengabdian pada catatan peradaban baik bangsa maupun personal warga Negara, jadi saya termasuk yang sepakat dengan ide tersebut, entah pemerintah?

Membaca alur hidup Pram memang tak hanya selesai dengan membaca riwayat hidup dan karyanya yang dihadirkan 11 halaman Asep Sambodja di akhir buku, tapi ‘babad pram’ ini menjadi lengkap jika ‘pramis’ hingga semua pengikut dan pembaca pram dapat mentrafsirkan muatan-muatan kekuatan bahasa Pram dalam konteks perjuangan hidup keseharian hingga kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Ini project besar kita semua! Karena yang kita biasa ketahui selama ini dilingkup pembaca setia Pramoedya Ananta Toer (PAT) sekelas dengan para sastrawan dunia seperti Guter Grass (Jerman), Albert Camus, Jean Paul Sartre (Perancis), Multatuli (Belanda), John Steinbeck (Amerika), Rabindranath Tagore (India), Gao Xinjian (Cina), Gabrel Garcia Marques (Kolombia) dan Jose Samarango (Portugis) an sich. Sang Pahlawan Asia ini [mungkin] memang berkelas dan duduk sama tinggi dalam singgasana sastrawan dunia, tapi disinilah letak beban berat ‘pramis’ untuk bisa berkata bahwa Indonesia kaya dan sorga para penulis tak hanya Pramoedya Ananta Toer yang selalu kita banggakan sebagai [kontestan] Nobel Sastra, prediksi Pram benar bahwa “Manusia terlalu sering bertepuk hanya sebelah tangan” (BM, 9)

Pada akhirnya, buku 504 halaman dengan 1 bahasa Jawa, 16 bahasa Inggris dan 52 tulisan berbahasa Indonesia ini menjadi sebuah oase pelipur kangen dan rindu pada kupasan-kupasan Pramoedya Ananta Toer, sejumlah ‘pramis’ pastinya menjadikannya pelengkap koleksi perpustakaan pribadi. Tapi intinya kita harus kembalikan pada pesan-pesan pram bahwa kita yang menjadi bagian sejarah harus membaca dan banyak membaca, enulis dan lebih banyak lagi menulis karena “Progresivitas sejarah adalah gerak hidup manusia di selingkupan bumi, garis hidup kemanusian. Progresivitas sejarah akan berjalan terus dengan hukum-hukumnya sendiri” (RK, 321) dengan ini kita akan bertemu dengan Pramoedya Ananta Teor dengan wujud lain.

*) Pembaca Setia Buku-buku Pram, kini sedang menulis Biografi dan Pemikiran Ki. Hadjar Dewantara
Blog: http://ramaprabu.multiply.com e-mail : lord.ramaprabu@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir