Senin, 22 November 2010

Bahasa Tegal dan Tradisi Tulis

Suriali Andi Kustomo
http://www.suaramerdeka.com/

TIGA belas tahun yang lalu, saya memberi kata pengantar buku Roa, sebuah buku karya sastra terjemahan. Namun bukan buku terjemahan sastra asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya – dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, Perancis, Jepang, atau bahasa lain sebagaimana karya Pramoedya Ananta Toer, Ahmad Tohari, Mochtar Lubis, Goenawan Mohamad, dan sastrawan Indonesia lainnya.

Buku itu tidak lain adalah kumpulan puisi terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Tegal alias Tegalan! Lanang Setiawan yang menjadi penerjemah merangkap editor berhasil merayu sejumlah kawan: Yono Daryono, Nurhidayat (Poso), Nurngudiono, Roffie Dimyati, Hartono Ch. Surya, dan saya sendiri, bergabung di gerbong penerjemahan fenomenal itu.

Tidak tanggung-tanggung yang diterjemahkan puisinya adalah karya penyair besar Indonesia seperti Chairil Anwar, Rendra, Taufik Ismail, Hartono Andangdjaja, Yudistira ANM Massardi, F. Rahardi, dan penyair lainnya.

Seperti sudah dapat diduga, penerjemahan itu pun tanpa kulonuwun kepada para penyair atau ahli warisnya. Pokoknya, diterjemahkan. Dalam pengantar Roa (Mimbar Pengajian Seni dan Budaya, Tegal, 1994), saya mengingatkan bahwa puisi terjemahan tersebut bisa jadi sampah belaka jika upaya itu sekadar mencari efek komedikal dari bahasa Tegalan. Terlebih bila penerjemahan tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan nuansa dan makna puisinya.

Namun saya pun menyambutnya dengan antusias bahwa betapa pun menulis dan membaca dengan menggunakan ungkapan dan pengucapan bahasa ibu sendiri lebih memungkinkan kita (Wong Tegal) lebih bisa menemukan diri kita meskipun kelihan norak, lucu, wagu (aneh), dan (bagi orang lain) ngisin-ngisini (memalukan).

Efek penerjemahan tersebut memang di luar dugaan. Orang terutama sejumlah sastrawan, ramai membicarakan gaya nylenehdari Tegal itu. Sejarah kemudian mencatat, bahasa (sastra) Tegal mulai banyak diperbincangkan media.

Terlebih meskipun dari sekian puisi hanya puisi Rendra yang “meledak” tetapi sempat bikin geleng-geleng kepala dan ketawa orang yang mendekarnya. Puisi Rendra — “Nyanyian Angsa,” di-traslate Lanang Setiawan menjadi “Tembangan Banyak.”

Dari kalangan seniman Tegal sendiri sebenarnya ada beberapa orang yang mempertanyakan kualitas sekaligus motivasi penerjemahan tersebut. Lutfi AN misalnya, bahkan sempat menyayangkan saya karena memberi kata pengantar buku tersebut.

Selain dianggapnya sekadar main-main saja, publikasi terhadap Roa lebih banyak diangkat dari sisi keanehan penerjemahan daripada menyoroti kualitas penerjemahan itu sendiri. Ramainya publikasi pun akhirya menyeret puisi terjemahan menjadi ikon sastra dan bahasa Tegal.

Hanya sayang, ide main-main tetapi cerdas itu bila melihat kurun waktu kemunculannya (1994), rupanya terjebak kepada keasyikan menikmati booming dan efek publikasi “kehebatan” puisi terjemahan. Meskipun tetap ada saja orang menulis dengan bahasa Tegal bahkan seperti media cetak dengan bahasa Tegal, tetapi perkembangannya lambat. Selain karena minimnya penggerak, juga tidak adanya media yang secara khusus memberi ruang bagi ekspresi bahasa Tegal.

Menulis Bahasa Tegal
Pada bagian lain pengantar Roa, saya sebenarnya memberi semacam permakluman kepada mereka yang pro maupun kontra bahwa “gerakan” ini (maksudnya penerjemahan puisi tersebut) menjadi teramat penting bagi Tegal untuk menumbuhkan “bahasa ibunya yang kalah” sekaligus menziarahi kembali bahasa dirinya yang tercerabut, walaupun harus melalui medium atau karya “orang asing”.

Strategi ini cukup realistis mengingat tradisi menulis dengan bahasa Tegal belum begitu tumbuh. Untuk mendorongnya butuh pengungkit melalui bahasa Indonesia. Transformasi ini diharapkan berjalan lebih mudah hingga menyemai minat orang Tegal menulis dengan bahasa Tegal.

Dalam pemahaman saya sekarang, upaya penerjemahan ini dalam dunia pemasaran dikenal strategi co-branding di mana produk (bahasa Tegal) yang belum dikenal mengikuti merek yang sudah dikenal (bahasa Indonesia).

Ketika produk pengikut tidak bertransformasi dan berinovasi, produk ini akibatnya hanya akan dikenang saja. Itulah sebabnya upaya-upaya menumbuhkan tradisi tulis dalam bahasa Tegal harus menjadi prioritas.

Lanang Setiawan dan kawan-kawan lain bukan tidak melakukan tetapi menurut saya kegigihan mereka masih harus diintensifkan. Artinya jangan keenakan terus menjual “produk lama” yaitu puisi terjemahan dengan segala efek geer-nya tetapi juga butuh produk baru yang lebih fresh dan otentik.

Maka itulah kemunculan cerita bersambung berbahasa Tegal, Martoloyo karya Saroni Asikin yang setiap hari dimuat di surat kabar ini patut diberi apresiasi. Bukan saja kepada penulisnya yang telah berjuang keras menggali dan menyuguhkan tetapi kepada Suara Merdeka dan para pembacanya.

Dalam catatan saya, Martoloyo adalah naskah bahasa Tegal (kontemporer) yang bukan saja menarik tetapi terpanjang yang ditulis orang.

Ini juga membuktikan bahwa ada orang yang mampu menggunakan bahasa Tegal dengan memikat dan mampu “bernapas panjang”, tidak sekadar tulisan atau puisi yang asal tulis belaka.

Di luar diskusi, kongres, penulisan yang telah ada, dan bentuk sosialisasi lain, sudah saatnya setiap orang Tegal didorong menulis dengan bahasanya.

Bebas. Tanpa perlu takut salah atau ada yang mencoba menjadi “penguasa bahasa” sebab memang tidak ada otoritas dan pembakuannya.

Kalau ada yang menulis secara kasar dan terkesan tidak menghargai sopan-santun, biarlah itu menjadi cermin diri penulisnya. Tidak perlu risau atas semua ini.

Maka ketika dalam proses menulis Martoloyo, Saroni Asikin menanyakan beberapa kata dan ungkapan bahasa Tegal, saya akhirnya bilang, “Pokoknya tulis saja, tidak perlu takut salah, asal komunikatif dipahami Wong Tegal, tidak lepas konteks, dan syukur menarik. Anda bahkan bisa mencipta bahasa Tegal menurut versi Anda sendiri !”

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir