Kamis, 07 Oktober 2010

“Kawin Paksa” Ilustrasi Cerpen

(Tanggapan untuk Binhad Nurrohmat)
Rikobidik *
http://umum.kompasiana.com/

Apa yang diuraikan Binhad mengenai ilustrasi cerpen Kompas semakin meneguhkan keyakinan saya, yaitu ada sesuatu pada cerpen-cerpen Kompas.

Bagaimanakah menanggapi isu dan gosip (di kalangan) seni rupa dan sastra terhadap ilustrasi cerpen seperti yang diungkapkan Binhad di Kompas 5 Juli lalu ini? Artikel ini adalah upaya untuk mengurainya.

Ilustrasi Cerpen vs Berita Foto

Saya setuju dengan pernyataan Binhad mengenai medium yang berbeda antara Lukisan dan tulisan. Namun, Binhad keliru jika menganggap sifat kevisualan gambar ilustrasi cerpen membuat penangkapannya lebih langsung daripada teks cerpen. Sebab, baik gambar ilustrasi cerpen maupun teks cerpen tetap memerlukan proses “membaca” untuk menangkap isinya, tak cukup hanya dengan “melihat” bentuk gambarnya saja. Lagi pula, penangkapan yang tergesa-gesa terhadap yang visual pun kerap menipu, bukan? Nah, pada titik inilah kita bisa memulai sebuah refleksi: apakah “status” lukisan sebagai ilustrasi cerpen di Kompas?

Agaknya, pengimbuhan ilustrasi cerpen adalah sebuah spekulasi mencobamiripkan cerpen dengan rubrik berita. Sebagai sebuah media massa terkemuka di Indonesia, pengimbuhan ilustrasi cerpen pada cerpen Kompas pasti punya motif tertentu. Dapatlah saya katakan bahwa Kompas mencoba “menerabas” sesuatu yang sudah diwanti-wanti Ludwig Wittgenstein supaya tidak mencampur-adukkan (“mengawin-paksakan”) dua atau lebih Language-Games.

Oleh karena itu, pengimbuhan ilustrasi cerpen hanya dapat dikategorikan sebagai family resemblance (kemiripan keluarga—Wittgenstein, 1997) ketika dicoba miripkan dengan tampilan rubrik berita. Berita foto pada berita tulis adalah hasil proses seleksi ketat redaktur foto yang diimbuhkan pada tulisan. Berhubung berita foto pada berita tulis dan ilustrasi cerpen pada cerpen itu hanyalah mirip, maka tentu ada perbedaannya, yaitu proses penciptaan & pengimbuhannya. Nah, perbedaan inilah yang membuat upaya pencobamiripan ini mengundang rasa penasaran dan bersifat unik seperti yang dinyatakan Binhad. Sebab, ilustrasi cerpen bagi cerpen & berita foto bagi berita tulis berada pada Language-Games yang berbeda.

Cerpen vs Berita Tulis

Cerpen dan berita tulis memiliki Language-Games yang berbeda. Bahkan, aturan-aturan dalam pengonstruksian narasi pada cerpen lebih “longgar” dibandingkan berita tulis. Maka, jika kita kerap mudah terpukau oleh provokasi headline berita tulis yang harus patuh kepada fakta, kenapa judul cerpen yang merupakan karya fiksi tidak bisa berlaku serupa atau melampauinya?

Jika Binhad mengatakan ilustrasi cerpen lebih “mejeng” ketimbang cerpennya, pertanyaan kritis yang bisa diajukan adalah ada apa dengan cerpen kita?

Ilustrasi cerpen menjadi tampil memikat tentu berkat kemampuan deskripsi-impresionistik pelukisnya. Di situ ada intelektualitas, imajinasi, dan seleksi yang tumpah total pada kanvas. Ada detil-detil khas yang mungkin tak ditemuinya pada pelukis lain yang ingin ditonjolkannya. Kekuatan deskripsi-impresionistik pada ilustrasi cerpen ini yang barangkali membuatnya menjadi “tuan rumah”.

Oleh karena itu, dugaan Binhad tentang kecenderungan cerpenis yang ingin ilustrasi cerpen menjadi peneguh eksistensi cerpen mengundang satu pertanyaan lagi: tak cukupkah bahasa bagi mereka (cerpenis—R)?

Sebab, bukankah “penerjemahan setepat-tepatnya” isi cerpen melalui ilustrasi cerpen justru “memerkosa” cerpen itu sendiri? Atau, jika Binhad mengatakan ilustrasi cerpen adalah “penglaris” cerpen, bukankah hal ini mengindikasikan ada sesuatu pada daya deskripsi-impresionistik cerpen-cerpen Kompas? Kini, tanpa disadari, status ilustrasi cerpen yang dipaksakan kehadirannya oleh Kompas itu seolah-olah menjadi sparring-partner bagi cerpen-cerpen Kompas.

“Kawin Paksa” Ilustrasi Cerpen

Di sinilah letak problem etis antara ilustrasi cerpen dan cerpen Kompas. Tarik-menarik antara ilustrasi cerpen dan cerpen barangkali telah diperhitungkan oleh Kompas. Karena itu, menurut saya, ilustrasi cerpen pada cerpen Kompas sesungguhnya adalah sebuah “kawin paksa”. Memang benar tidak ada kontrak atau perjanjian apa pun antara cerpenis dan ilustrator. Sebab, pelaku “kawin paksa” ini adalah Kompas sendiri. Dan, “Pameran Ilustrasi Cerpen Kompas” seolah-olah merupakan upaya penebusan dosa.

Antara ilustrasi cerpen dan cerpen memang memiliki sifat & karakter empiris yang berbeda. Namun, dalam dunia pemikiran kontemporer, baik yang berbentuk visual maupun yang berbentuk huruf (Binhad menyebutnya tekstual) tetap saja sama-sama teks. Sebab, proses “membaca” dan “memahami” ilustrasi cerpen pun sesungguhnya dilakukan melalui dan dengan bahasa.

Jadi, tugas cerpenis sepenuhnyalah yang harus membuat cerpennya lebih “mejeng”, provokatif, melariskan dan meneguhkan cerpennya sendiri dengan menggunakan modal yang telah diberikan padanya, yaitu bahasa!

*) Kritikus Seni, Penggulat Filsafat Bahasa.

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir