Rabu, 02 Juni 2010

Masih Dihuni Muka Lama

Risang Anom Pujayanto
http://www.surabayapost.co.id/

”Sebagian besar sastrawan Surabaya dihasilkan dari lomba baca puisi, tapi lomba baca puisi 2009 kemarin seperti tidak ada yang bisa diharapkan untuk memunculkan nama baru di kancah kesusastraan daerah maupun nasional,” kata Ketua Dewan Kesenian Surabaya (DKS), Sabrot D Malioboro saat memberikan sambutannya di acara Malam Sastra Surabaya (Malsasa) 2009, di pendapa Taman Budaya-Jatim (29/12). Malsasa 2009 diharapkan dapat kembali memotivasi geliat kesusastraan Surabaya ke depan, lanjutnya.

Seperti Malsasa 2007 yang bertajuk ’Surabaya 714’, Malsasa 2009 juga menggelarpentaskan puisi dan geguritan. Hanya saja cerita pendek (cerpen) atau cerita cekak (cerkak) tidak kembali ditampilkan. Ini bukan menjadi masalah karena konsep awal Malsasa yang dilakukan sejak tahun 1989 memang adalah sekumpulan penyair untuk turut berpartisipasi merayakan hari jadi kota pahlawan. Dengan versi khas penyair, mereka menulis dan membacakan puisi.

Khusus Malsasa 2009 yang dilaksanakan di pendapa Taman Budaya-Jatim ini diikuti oleh 26 penyair dan penggurit dari 11 kota di kawasan Jatim. Penyair dan penggurit dari Banyuwangi, Blitar, Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan, Caruban, Surabaya, Malang, Ngawi, Madiun dan beberapa kota lainnya, selain berkumpul untuk mempersembahkan sesuatu untuk kota Surabaya, ajang ini juga menjadi ajang menjalin tali silahturrahim antar-seniman Jatim.

Beberapa nama yang ikut dalam barisan Malsasa 2009 ini. Antara lain; AF Tuasikal, Akhudiat, Anas Yusuf, Aming Aminoedhin, Bagus Putu Parto, Bambang Kempling,Bonari Nabonenar, Budi Palopo, Beni Setia, Fahmi Faqih, Hardho Sayako SPB, Herry Lamongan, J F X. Hoery, Kusprihyanto Namma, Tan Tjin Siong, Tengsoe Tjahjono, Rusdi Zaki, Ribut Wijoto, R Giryadi, Sabrot D, Malioboro, Samsudin Adlawi, Suharmono Kasijun, Pringgo HR, Puput Amiranti, W Haryanto, dan Widodo Basuki.

Sementara sebagai variasi pemeriah acara Malsasa 2009, Sanggar Alang-Alang pimpinan Didit HP juga turut mengisi acara. Dengan alat tradisional, mereka memainkan irama lagu-lagu daerah Jatim. Dua penari semakin melengkapi acara kesenian malam itu menjadi menjadi semakin meriah.

Ketua Forum Sastra Bersama Surabaya, Aming Aminoedhin menjelaskan, Malsasa 2009 ini dimaksudkan untuk kembali membisikkan sastra kepada telinga masyarakat. Pasalnya, gaung sastra di Surabaya dan Jawa Timur kurang terdengar lagi. Suaranya sangat lirih. Kalau pun ada, gregetnya masih melingkupi area intern.

”Saya tidak melihat signifikansi penyelenggaraan kegiatan sastra di Jawa Timur, khususnya di Surabaya,” tegas Aming Aminoedhin.

Sejatinya, penyelenggaraan sastra di Surabaya dan Jatim tidak bisa dikatakan minim. Tercatat setiap bulan ada diskusi sastra dalam ’Halte Sastra’. Baru-baru ini, Festival Seni Surabaya 2009 juga menggelar lomba nembang macapat, lomba geguritan, dan lomba maca crita cekak dengan bahasa Jawa Suroboyoan. DKS juga menggelar baca puisi pada pertengahan Desember 2009. Sementara di tingkat Jatim ada Festival Bazar Tantular yang diselenggarakan di Museum Mpu Tantular. Dalam festival ini juga masih mengikutkan bidang sastra. Kendati begitu, kata Aming, tidak adanya output yang jelas dalam semua pagelaran sastra tersebut membuat sastra tidak terlihat ketimbang seni-seni lainnya.

”Barangkali fakta kegiatan tersebut sanggup membuktikan bahwa sastra Jawa Timur tidak lesu darah. Hanya gaungnya saja yang kurang bergairah,” kata pria yang pernah dijuluki sebagai ’Presiden’ Penyair Jatim itu.

Melihat acara Malsasa 2009 dapat dikatakan terdapat beberapa hal menarik untuk dicatat. Pertama, penyair dan penggurit yang berpartisipasi merupakan seniman sastra senior. Kedua, semacam aktualisasi diri karena ternyata ada penyair atau penggurit yang mampu membacakan masing-masing karyanya dengan baik. Ketiga, sastra Surabaya dan Jatim masih berhenti pada lingkaran genre persajakan. Sempat keluar, berkembang, tapi kembali lagi. Bagi sastrawan Surabaya; sastra adalah puisi, tanpa kebalikan. Keempat, semangat tinggi sastrawan Jatim tak pernah mati.

Khusus pernyataan terakhir, bahwa dikatakan semangat tidak pernah mati karena kegiatan Malsasa meskipun berbekal dengan dana minim, terlebih didanai secara mandiri, tetapi perhelatan acara Malsasa 2009 masih bisa berlangsung dengan lancar dan meriah.

”Dari dulu untuk membuat buku antologi puisi, Kami selalu patungan sendiri. Ini jika dikatakan sebagai proyek, maka proyek merugi. Meski begitu, Kami ingin membuktikan dedikasi Kami kepada dunia kesusastraan Surabaya dan Jatim,” papar Aming Aminoedhin. Setidaknya, Malsasa 2009 mampu memberi warna baru dan sanggup membuat angin segar dalam peta pentas sastra Surabaya dan Jatim, imbuhnya.

Upaya mengadakan Malsasa 2009 ini tidak sia-sia. Teknik pembacaan puisi yang meliputi penampilan panggung, vokalisasi, ekspresivitas sangat mendukung suasana atas teks. Aming Aminoedhin, misalnya. Eksplosivitas pembacaan puisi Aming yang meledak-ledak dengan suara menggelegar, kadangkala disertai dengan satu kakinya terangkat di atas kursi menunjukkan bahwa puisi merupakan persoalan serius yang mencengkeram problematika kehidupan.

Sementara Sabrot D Malioboro sebaliknya. Kelugasan teknik pembacaan menjadi kekuatan tersendiri dalam mentransfer isi puisi yang diharapkan kepada pendengar. Mendayu-dayu, tenang seolah berada di tanah lapang yang penuh kebebasan. Bebas mencerap apa saja tanpa ketakutan. Baris kata cinta itu membahana di samudera luas. ’Bulan berlayar’.

Lain Aming Aminoedhin, lain Sabrot D malioboro, lain pula Akhudiat. Salah satu sesepuh Bengkel Muda Surabaya itu menggunakan kekuatan prolog sebagai penghantar masuk ke dalam pembacaan puisi. Persoalan kiamat 2012, teleskop hubble, dan kelakar cerdas merespon tata cara kesetiaan Aming dalam berpuisi pun terlontar dari mulutnya serupa gerbong panjang. Rentetan narasi sebelum dirinya membacakan salah satu puisi yang pernah dibuatnya.

”Ketika buih di laut menjelma kata Allah, dan di atasnya berdiri Aming yang sedang membaca puisi,” begitu akhir prolog Akhudiat.

Berbicara Malsasa, sejatinya tema yang diangkat berkisar tentang lingkungan dan habitus Surabaya. Entah berkisar tentang kebersihan, kesemerawutan, kekumuhan, kekasaran, sumpah serapah kota, keserakahan, sejarah dan sebagainya asalkan akrab dengan keSurabayaan.

Dan, antologi puisi Surabaya Kotaku di tahun 1989 yang di dalamnya ada nama-nama sastrawan besar seperti Aming Aminoedhin, Ang Tek Khun, Viddy Alymahfoedh Daery, Roesdi-Zaki, Jil P Kalaran, Pudwianto, dan Herry Lamongan menjadi peletak tradisi Malsasa yang digelarpentaskan hingga saat ini. Namun karena watak dasar seorang seniman yang tak mau dikotak-kotakan, maka tematik ini pun menyebar ke berbagai arah, seperti percintaan, daun, bulan, mentari, gunung, bahkan kata dengan segala keampuhan daya ungkapnya.

”Ijinkan Saya membuka Malsasa 2009 ini dengan puisi Akhudiat yang berjudul Keindahan Ada Di Mana-Mana,” kata Aming Aminoedhin. Bersama kita buka majelis puisi ini, Selamat Menikmati.

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir