Kamis, 18 Maret 2010

Perselingkuhan AS dengan Islam Fundamentalis

Judul: Devil's Game, Orchestra Iblis
Penulis: Robert Dreyfuss
Penerjemah: Asyhabudin dan Team SR-Ins Publishing
Penerbit: SR-Ins Publishing, Yogyakarta
Cetakan: Pertama, Maret 2007
Tebal: lviii+486 Halaman
Peresensi: Ahmad Luthfi
http://suaramerdeka.com/

DALAM penulisan sejarah perang dingin dan tatanan dunia baru, terdapat satu episode penting yang tidak terekam, yaitu cerita tentang Amerika Serikat yang mendanai dan mendorong aktivitas fundamentalisme Islam (ektrem kanan) yang dilakukan secara terbuka dan vulgar maupun secara secret operation.

Selama perang dingin berlangsung dalam rentang waktu sejak 1945 hingga 1991, musuh yang dihadapi Amerika Serikat bukan hanya Uni Soviet, tetapi juga para pemimpin dunia Arab yang tidak menyetujui secara total kebijakan Amerika Serikat atau segala hal yang menentang hegemoni Barat, terutama hegemoni Amerika Serikat.

Para pemimpin yang berideologi nasionalisme, humanisme, sekularisme dan sosialisme sangat dicurigai dan ditakuti oleh kekuatan fundamentalisme muslim yang baru lahir. Tak pelak di seluruh wilayah itu, sayap kanan Islam melancarkan perang melawan para penganjur ideologi Barat di Timur Tengah. Pergolakan ini dijadikan kesempatan empuk oleh Amerika Serikat dengan desain politiknya untuk berpihak pada gerakan Islam kanan. Dari sinilah, perselingkuhan antara Amerika Serikat dengan Fundamentalisme Islam terjadi.

Perselingkuhan Amerika Serikat berpihak pada gerakan Islam kanan tidak lain untuk mengegolkan agenda besarnya menghancurkan Uni Soviet di sepanjang perbatasan sisi selatan. Kenyataan ini telah memunculkan ide bahwa Islam sendiri mampu memperkuat strategi bergaya ''Maginot Line'' dan secara berangsur-angsur ide sabuk hijau di sepanjang ''lingkar Islam'' juga terbentuk. Ide tersebut tidaklah sekadar defensif belaka, karena Amerika Serikat membayangkan bahwa para muslim yang gelisah di negara-negara Asia Tengah dan Uni Soviet bisa menjadi penghancur Uni Soviet itu sendiri. Asumsi inilah yang akhirnya memotifasi Amerika Serikat untuk bergerak mendorong ke arah religious extremist. Begitulah kira-kira isi buku ini.

Megaproyek

Perselingkuhan Amerika Serikat ini tentu dilancarkan untuk mendukung megaproyek menghancurkan Uni Soviet di Timur Tengah. Seorang William Casey sebagai nomor satu di CIA merayu kongres Amerika untuk menjadi provider senjata bagi para mujahidin dengan senjata antipesawat terbang buatan mereka untuk merontokkan pesawat tempur Uni Soviet. Casey juga melobi kongres untuk menyediakan advisor dan instruktur cerdas untuk memberikan ''perkuliahan strategi perang'' kepada para gerilyawan. Casey juga melarang bagi gerilyawan menggunakan unsur keamerikaan. Tidak ada senjata dengan warna dan bau Amerika, apalagi tentara Amerika yang terjun secara langsung dalam kancah pertempuran.

Dendam kesumat Amerika terhadap Uni Soviet disebabkan karena pernah membuat Amerika Serika kerepotan di Vietnam. Dengan itulah Amerika Serikat me-launching gerilyawan di kawasan Tajikistan dan Uzbekistan yang merupakan dua daerah yang dihuni oleh para muslim lentur dan lemah yang hidup di bawah Soviet. Pemilihan tempat ini dengan alasan mata rantai pasukan Soviet yang berada di Afghanistan dalam menerima suplai peralatan perangnya. Tugas penyerangan ini dibebankan kepada tokoh yang merupakan favorit dan leader para mujahidin yaitu Gulbudin Hikmatiyar. Dalam misi ini penyerangan ke pemukiman Tajikistan sangat berhasil sehingga Casey sangat kegirangan dan langkah selanjutnya dia mengadakan kunjungan rahasia ke Pakistan dan menyusuri perbatasan Afghanistan bersama dengan Presiden Zia yang mempunyai proyek Islamisasi negara untuk meninjau dan melihat para mujahidin.

Untuk mendukung misinya, Amerika lalu merekrut para muslim militan dan radikal dari semua kawasan untuk bergabung dengan para mujahidin Afghanistan sehingga antara 1982 sampai dengan 1992 telah terekrut sekitar 35.000 muslim militan dan radikal dari 43 negara muslim baik dari Timur Tengah, Afrika Utara dan Timur, Asia Tengah dan Asia Timur jauh termasuk Indonesia setelah mereka melewati pembai'atan untuk terlibat di kancah peperangan bersama para mujahidin Afghanistan. Sepuluh orang dari seribu mujahid di didik secara khusus di ratusan madrasah yang dibangun oleh militer Zia di sepanjang perbatasan Afghanistan. Pada akhirnya lebih dari 100.000 muslim militan dan radikal yang mempunyai semangat jihad yang tinggi melawan ''Atheisme State'' di mata para mujahidin dan ''Communisme Peril'' di mata Amerika (halaman xxiii).

Pada waktu itu, tidak satu pun dari pemain Seperti CIA, M16, dan ISI memperhitungkan dampak dari sebuah megaproyek ini. Mereka tidak perna melakukan kalkulasi matematis dan sosial bahwa sebenarnya para sukarelawan yang datang ke Afghanistan yang kemudian dikenal dengan sebutan Arab-Afghans, mempunyai hidden agenda yang sangat mungkin kebencian mereka terhadap Soviet akan diaplikasikan pada pemerintahan negeri mereka dan termasuk juga kepada Amerika Serikat sendiri.

Amerika Serikat baru sadar dan terjaga dari tidurnya setelah konsekuensi dan konsesi dari pelatihan para muslim militan radikalis di laboratorium terbuka Pakistan dan Afghanistan telah merontokkan gedung WTC 11 September 1993 dan membunuh enam orang serta melukai lebih dari seribu orang yang dikenal dengan tragedi WTC I, mungkin relefan pepatah ''senjata makan tuan'' di sandang oleh negara Amerika dari kejadian tersebut. Kondisi ini kian diperparah dengan adanya tragedi serupa pada 11 September 2001 yang kemudian dikenal dengan sebutan WTC II.

Dari kejadian di atas kemudian presiden Amerika Serikat George Bush mengumandangkan perang terhadap terorisme. Infasi tentara Amerika Serikat ke Irak, Usamah bin Ladin, dan Afghanistan merupakan rangkaian kekecewaan terhadap fundamentalisme Islam yang pada awalnya didanai dan dilatih oleh Amerika Serikat. Perselingkuhan Amerika Serikat dengan Islam fundamentalis akhirnya berakhir antiklimaks.

Dengan demikian, meskipun buku ini tidak secara eksplisit membeberkan perselingkuhan Amerika Serikat dengan Islam fundamentalis di Indonesia, kehadirannya tetaplah penting. Buku ini ditulis bukan untuk dilupakan, tetapi untuk menyingkap tabir gelap perselingkuhan politik dan ekonomi Amerika Serikat dengan Islam fundamentalis yang sudah berlangsung selama 60 tahun.

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir