Selasa, 03 Februari 2009

Belajar 'Tango' dengan Avi Basuki

M. Arman A.Z.
http://www.lampungpost.com/

DARI segelintir penulis cerpen asal Indonesia yang menetap di luar negeri dan memublikasikan karya-karyanya di koran dan majalah dalam negeri, salah satunya adalah Avi Basuki. Dia punya latar belakang profesi yang kompleks.

Merintis karier sebagai peragawati, kemudian menekuni sinematografi, menulis cerpen dan memublikasikannya di media massa nasional, dan Agustus lalu menerbitkannya dalam buku kumpulan cerpen bertajuk Tango.

Kumpulan cerpen ini dipilah menjadi dua bagian: "Tango" dan "Bukan Tango". Ditilik dari subjudulnya, jelas subjudul pertama bertema seputar tarian tango dan subjudul kedua jauh dari nuansa tango.

Cerpen pertama dalam buku ini ini adalah "Tango". Tema cerpen ini terbilang klise, berkisah tentang tokoh aku-wanita yang hendak pergi meninggalkan sebuah kota.

Yang membuat cerpen ini menarik adalah bertaburannya istilah-istilah tango seperti milonga, sacada, boleo, dan sebagainya. Tokoh aku-wanita, menjelang kepergiannya entah ke mana, membolak-balik kembali kenangannya tentang seorang lelaki yang pernah mengajaknya menari tango dan meninggalkan kesan mendalam.

Cerpen kedua, "Una Noche Con La Realidad (Satu Malam Bersama Kenyataan)" tak jauh berbeda dengan cerpen pertama. Berkisah tentang tokoh aku--wanita yang kesengsem dengan seorang penari tango lelaki berwajah murung bernama Arturo yang sering dia jumpai di lantai dansa langganannya. Dia terpesona dengan lelaki itu dan berhasrat ingin menari bersamanya.

Dan setelah keinginannya tercapai, Arturo, lelaki impiannya itu menghilang begitu saja, menyisakan kisah cinta yang tak selesai.

Bahkan dalam tango pun, ada dominasi kaum adam terhadap kaum hawa. Simak saja kalimat langsung berikut ini yang diucapkan penari tango pria ketika berdekapan dengan penari wanita: "Jangan biarkan matamu lari ke tempat yang lain, biarkan aku saja yang harus melihat manusia-manusia lain yang berdansa di belakangmu. Biarkan aku jaga kaki-kakimu agar tidak terpeleset dan tetap berdiri tegak. Biarkan aku jaga tubuhmu supaya tidak berbenturan dengan lelaki-lelaki lain yang berdansa di sekitarmu. Biarkan aku menentukan langkahmu. Biarkan aku menguasaimu. Biarkan aku memilikimu di lantai dansa ini." (hlm. 7)

Cerpen "Muerte Del Angel (Kematian Seorang Malaikat"), terbilang unik. Bermain-main dengan imajinasi. Tentang seorang lelaki penari tango bernama Alejandro yang menjelang kematiannya ditemani seorang malaikat wanita. Alejandro yang menghabiskan malam-malamnya di lantai dansa, tepat di usia lima puluh sekarat karena terlalu banyak bercinta dengan sekian banyak wanita yang pernah jadi pasangan dansanya. Jalan cerita yang dari awal realis, di pertengahan hingga akhir cerita jadi surealis.

Dimulai dari malaikat wanita yang menjelma jadi manusia biasa, bersama Alejandro menjadi sepasang penari tango yang dikagumi sekian pasang mata, hingga akhirnya Alejandro terbunuh entah oleh siapa. Ketika semua orang sibuk menerka-nerka siapa pembunuh Alejandro, tiba-tiba hujan darah tumpah dari langit dan membuat orang-orang lari ketakutan.

Mayoritas cerpen Avi bermain dengan narasi dan dia memperhatikan betul detail-detail cerpennya. Semua sisik melik tokoh, setting, dipaparkan dengan jelas.

Mungkin sebagian pembaca akan agak terganggu dengan cerpen "Anjing Kecil yang Tinggal Sendiri". Cerpen ini bertele-tele dan berlarut-larut dalam bercerita. Kejutan di akhir cerita pun klise, kala si anjing kecil menatap cermin barulah dijelaskan bahwa dia anjing malang berkaki tiga.

Cerpen "Kutukan Jengkol", "Sampul Tampak Depan", "Silikon", dan "Skandal" adalah potret buram kehidupan masyarakat hedonis kota besar, dalam cerpen-cerpen ini ber-setting Jakarta. Avi seakan merekam ulang kejadian di sekitarnya dalam teks. Menceritakan tentang perselingkuhan, gadis model yang mencari tambahan penghasilan dengan menjual tubuh atau wanita simpanan yang ingin selalu tampil sempurna di mata kaum lelaki dan perempuan. Avi membumbui kisah-kisah itu dengan anekdot dan ironi yang meninggalkan kesan dalam.

Sementara itu, penempatan cerpen "Makam tak Berpagar" sebagai cerpen penutup buku ini memang tepat. Bertemakan hakikat pulang seorang anak perantau yang telah melanglang ke berbagai penjuru mata angin, lalu kembali ke kampung halaman, ziarah ke tempat eyangnya. Di mana dalam silsilah keluarga pun ada konflik dan silang sengkarut.

Sayang, dalam buku ini tak saya temukan beberapa cerpen Avi yang pernah dipublikasikan di beberapa media dan menurut saya lebih kuat dan menarik di banding segelintir cerpen dalam buku ini, seperti cerpen "Klik!", "Perempuan", dan "Ombra (Bayangan)". Sayangnya lagi, jika diperhatikan daftar riwayat pemuatan cerpen, ada beberapa judul yang terbalik penyusunannya alias tidak berurutan. Editor buku ini tampaknya kurang jeli memperhatikan.

Avi, lewat Tango-nya, mengenalkan budaya lain atau lokalitas lain dari kampung dunia. Avi tanpa terkesan menggurui pembacanya memaparkan apa dan bagaimana tango, juga kehidupan manusia-manusia yang berkecimpung dalam kehidupan malam di Negeri Piza itu. Kita juga akan memahami definisi tango dalam berbagai sisi: Sebagai sebuah pikiran sedih di mana dengannya kita bisa berdansa atau arti dari setiap Tango adalah menanti untuk bisa berdansa lagi.

Dalam wawancaranya dengan sebuah media massa nasional, Avi mengaku bahwa kumpulan cerpen Tango dimaksudkan menghibur. Boleh jadi pembacanya akan terhibur.

Sebagaimana tarian tango sendiri, yang zaman sekarang bukan lagi sekedar tarian. Ia telah menjadi gaya hidup masyarakat kelas atas di kota-kota besar.

Jadi salah satu ajang gaul dan adu prestise pada saat membuka dan menutup pesta yang digelar kaum-kaum berkelas. Sementara itu, untuk kalangan awan, lumayanlah untuk menambah wawasan pembacanya mengenai seluk beluk tango seraya membayangkan tubuh-tubuh yang meliuk-liuk romantis, berani, dan sensual.

Inilah daya tarik tango, yang mampu memesona jutaan mata. Promosi budaya secara tidak langsung.

Bukan tanpa bekal yang cukup jika Avi berani mengupas tango ke dalam cerpen-cerpennya. Dia mengaku serius mempelajari tarian satu ini. Bahkan, selain menuangkannya dalam cerpen, Avi yang belajar menulis sejak masih model dan berguru kepada Seno Gumira Ajidarma, juga membuat beberapa film pendek yang bertema tango. Bahkan di mata Avi, menulis cerpen itu seperti bertango, kita berkhayal dan masuk dunia lain.

Apakah setelah Tango, Avi akan menekuni jenis tarian lain seperti salsa, rumba, waltz lalu menerbitkan kumpulan cerpen dengan judul yang sama? Atau apakah nun jauh di seberang sana, terbersit dalam benak Avi untuk menulis cerpen-cerpen dengan tema berbagai macam tarian di Indonesia, memublikasikannya di media massa setempat, lalu menerbitkan kumpulan cerpen yang diberi judul salah satu tarian di Indonesia seperti seudati, gambyong, kecak, atau yang lainnya? Ah...

Judul buku: Tango
Pengarang: Avi Basuki
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Agustus 2006
Peresensi: M. Arman A.Z., lahir di Telukbetung, 30 Mei 1977. Karya-karyanya terdokumentasi di sejumlah antologi dan kumpulan cerita.

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir