http://www.kompas.com/
Hamidah Abdurrachman
cina, malam kelabu, 13 desember 1937,
suara-suara yang tiba-tiba menyeruak kesunyian
telah mengubah peraduan menjadi persemayaman
perempuan tua, memeluk erat kedua cucu perempuannya
bersembunyi di kamarnya yang gelap
tamu yang tidak diundang, dengan seragamnya yang asing
telah meluluhlantakkan ketenangan malam
dan menukarkannya dengan tragedi,
pembantaian, pengrusakan dan pemerkosaan,
terjadi begitu nyata di depan mata sang perempuan tua,
tentara Jepang itu melepaskan semua hasrat mereka terhadap putrinya, menelanjanginya, memperkosanya dan menusuk dadanya dengan bayonet
dan menyodok botol parfum di liang vagina perempuan malang
ketiga mahluk ini akhirnya meregang nyawa dalam keaniayaan
meski berbeda tempat dan waktu
penindasan terhadap perempuan telah mewarnai setiap zaman
nyai ontosoroh, mungkin juga beribu nyai lainnya
dijual oleh orang tuanya demi melunasi hutang
menjadi gundik yang tidak memiliki hak atas apapun
termasuk cinta dan harga dirinya
ketika sang suami kembali ke tanah leluhurnya
semua harta bendanya dirampas oleh pemerintah
perempuan itu hanya mampu menyimpan lukanya diam-diam
Perempuan-perempuan lain memilih menjadi Ca Bau Kan
dari pada menahan rasa lapar dan kedinginan
Waktu yang bergulir dalam hitungan tahun
memberikan warna kehidupan yang berbeda bagi rakyat penjajahan
namun bagi perempuan2 yang ada hanyalah kematian
Jepang menjadikan perempuan-perempuan sebagai jugun ianfu
alat pemuas nafsu, budak dan tempat mereka menyimpan penyakit
yang mereka bawa dari pulau terapung
ketika mereka telah terjangkit
perempuan tersebut dibuang berserakan
bagai bangkai-bangkai bergincu
entah berapa banyak lagi
korban kekerasan dalam berbagai peristiwa
yang hanya berganti tanggal dan hari
timor timur, aceh, jakarta ...............
12-13 Mei 1998
perempuan-perempuan muda,
telah menjadi tumbal dendam etnis,
dalam batas waktu yang masih dapat disebut dengan jelas
kematian perempuan-perempuan yang meregang dalam keaniayaan, ketelantaran, atau hanya karena kecemburuan ............
aku ingatkan kalian dengan nama Marsinah, buruh perempuan yang
berhari-hari menelan kotoran anjing, menjadi tumbal kepuasan majikan dan anak-anaknya, akhirnya menyerah dalam dinginnya rawa-rawa,
perempuan-perempuan malang
di rumah mewah, di gubuk reot
di lorong-lorong kota
di kantor bertingkat
di hotel-hotel
di sawah tegalan
bahkan ditempat tidur
ada yang mampu bertahan
ada yang memilih diam
ada yang lari dari kenyataan
ada yang balas dendam
dan kekerasan tidak pernah berhenti
menjadi perempuan adalah takdir.
menjadi perempuan adalah pilihan yang telah ditetapkan
dengan seribu kepasrahan dan nrimo, kodrat yang dilekatkan oleh budaya. senyum manis, tutur kata lembut, berperangai halus, trampil di dapur dan kasur, membuat perempuan semakin terbelenggu
dan hanya pantas disebut konco wingking.
bahkan kartinipun tidak mampu menahan airmata
ketika ditengah perjuangannya memajukan kaumnya
tidak dapat menolak takdir ketika harus menikah dan dimadu
lihatlah pula kehidupan perempuan keraton
disembunyikan dibalik-balik tembok megah
bahkan disembunyikan dari dunia
menjadi segelas air yang bening untuk selalu siap diminum
atau dibuang ketika tak lagi dibutuhkan.
perempuan masa kini dipendopo-pendopo
sibuk merangkai bunga dan melanglang buana
berbicara tentang kemiskinan pada saat mereka sedang berpesta
membantu anak-anak dengan sisa-sisa pakaian mereka
yang mereka sendiri enggan memakainya lagi
perempuan-perempuan dipanggung politik
menggunakan nama perempuan sebagai alat untuk kepentingan
kelakpun perempuan hanya menjadi slogan atau bahkan tujuan untuk kesejahteraan mereka dan keluarganya.
Itulah perempuan-perempuan yang bukan hanya tidak memiliki nama
tetapi juga kehilangan identitas oleh kekuasaan dan kemewahan.
alam menjadi panggung airmata
setiap tahunnya ribuan anak perempuan dikorbankan
untuk menjadi pelacur-pelacur muda
dijadikan komoditas seks dunia,
disekeliling kita
anak anak belia menjadi tumbal setan
terluka oleh hawa nafsu
bahkan dari orang-orang yang seharusnya menjaganya
membiarkan dirinya menjadi alat perekat nama keluarga,
merelakan dirinya menjadi ibu dari benih yang ditanam bapak kandungnya malam itu bunga tak mampu bersuara, apalagi berteriak
“karena malu sama tetangga”, itu yang justru mboknya katakan
tetapi kepedihannya bukanlah hanya karena kehilangan kehormatan
namun kemusnahan harga diri lebih menunjam jantung
bahkan ketika setiap kali mala petaka itu kembali menelannya
helai rambutnya menjadi pisau yang mengiris kulit
perempuan-perempuan muda yang termakan bujuk rayu
mimpi tentang baju pengantin sutera putih
mengentas kemiskinan dengan kenikmatan yang diperdagangkan
perempuan-perempuan pekerja di negeri orang
menyerahkan nasibnya di tangan majikan
perempuan-perempuan malam menjajakan kenikmatan
menjual harga diri dan berpacu dengan kesempatan
perempuan-perempuan yang harus berebut cinta dengan kekasih suaminya
ketika harus memilih dicerai atau dimadu
perempuan-perempuan yang harus menelan siksa sebagai makanan
menjadikan malam sebagai teman berangan
perempuan-perempuan dibelahan dunia lain
bahkan membakar diri hanya sekedar menjadi simbol kesetiaan
menjadi budak keluarga sang suami demi status,
harus membayar dengan harga yang sangat mahal
untuk mendapatkan sebuah perkawinan
perempuan-perempuan di tanah Iraq,
diantara peluru perang melawan kekuasaan dajjal
dalam pakaian abaya yang menutup aurat
harus menjadi tumbal nafsu bejat para tentara berbaju loreng
mulut mereka harus menelan kotoran kelakian
tubuh mereka menjadi boneka mainan
dan nyawa mereka hany sebatas helaan nafas
perempuan-perempuan Palestina
berlari diantara mortir untuk menyelematkan anak-anak
dan berpacu dengan sang maut untuk mendapatkan sebuah kehidupan menyimpan makanan dalam jubah
menyimpan dendam dalam setiap denyut aura
perempuan-perempuan malang
tak mampu melawan
tak punya pilihan
kehilangan kesempatan
bahkan harga diripun telah runtuh
dalam lingkar melingkar jerat waktu
rasa sakit ini
entah siapa yang bakal mengerti
menjadi perempuan
menjalani sepi
mengais harap
dalam lingkar waktu
menjadi bayang, yang ketika berpaling sirna
perempuan-perempuan malang
aku kehabisan kata untuk bicara
aku kehabisan makna untuk memahami
aku kehabisan nafas untuk melangkah
aku kalah...............
tak mampu merengkuh air mata
bahkan sekedar mendekap hangat,
maafkan aku
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Musthafa
A Rodhi Murtadho
A Wahyu Kristianto
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Wachid BS
Abdullah al-Mustofa
Abdullah Khusairi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimanyu
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Maulani
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adrian Ramdani
Ady Amar
Afrizal Malna
Agnes Rita Sulistyawati
Aguk Irawan Mn
Agus R. Sarjono
Agus Riadi
Agus Subiyakto
Agus Sulton
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahm Soleh
Ahmad Farid Tuasikal
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Luthfi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadie Thaha
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rasyid
AJ Susmana
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander Aur
Alexander G.B.
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Rif’an
Aliela
Alimuddin
Alit S. Rini
Alunk Estohank
Ami Herman
Amich Alhumami
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminudin TH Siregar
Ammilya Rostika Sari
An. Ismanto
Anaz
Andaru Ratnasari
Andhi Setyo Wibowo
Andhika Prayoga
Andong Buku #3
Andrenaline Katarsis
Andri Cahyadi
Angela
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Sudibyo
Anton Wahyudi
Anwar Holid
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Zulkifli
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayu Utami
Azyumardi Azra
Babe Derwan
Bagja Hidayat
Balada
Bandung Mawardi
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Setiawan
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Bernadette Lilia Nova
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Bhakti Hariani
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budi Winarto
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Bustan Basir Maras
Camelia Mafaza
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Choirul Rikzqa
D. Dudu A.R
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Darmanto Jatman
Dedy Tri Riyadi
Delvi Yandra
Denny JA
Denny Mizhar
Dewi Anggraeni
Dian Basuki
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dian Yanuardy
Diana AV Sasa
Dinar Rahayu
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Warsidi
Edy Firmansyah
EH Kartanegara
Eka Alam Sari
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil Amir
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F. Budi Hardiman
Fadly Rahman
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fani Ayudea
Fariz al-Nizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatkhul Aziz
Felix K. Nesi
Film
Fitri Yani
Franditya Utomo
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Garna Raditya
Gde Artawan
Geger Riyanto
Gendhotwukir
George Soedarsono Esthu
Gerakan Surah Buku (GSB)
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Tri Atmojo
H. Supriono Muslich
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim H.D.
Hamberan Syahbana
Hamidah Abdurrachman
Han Gagas
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hasan Aspahani
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Helvy Tiana Rosa
Helwatin Najwa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendriyo Widi Ismanto
Hepi Andi Bastoni
Heri Latief
Heri Listianto
Herry Firyansyah
Heru Untung Leksono
Hikmat Darmawan
Hilal Ahmad
Hilyatul Auliya
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husnun N Djuraid
I Nyoman Suaka
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilenk Rembulan
Ilham khoiri
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santosa
Imelda
Imron Arlado
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Margareta
Indra Darmawan
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ingki Rinaldi
Insaf Albert Tarigan
Intan Hs
Isbedy Stiawan ZS
Ismail Amin
Ismi Wahid
Ivan Haris
Iwan Gunadi
Jacob Sumardjo
Jafar Fakhrurozi
Jajang R Kawentar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean-Marie Gustave Le Clezio
JJ. Kusni
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Julika Hasanah
Julizar Kasiri
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kadir Ruslan
Kartika Candra
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Ketut Yuliarsa
KH. Ma'ruf Amin
Khaerudin
Khalil Zuhdy Lawna
Kholilul Rohman Ahmad
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Krisandi Dewi
Kritik Sastra
Kucing Oren
Kuswinarto
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lenah Susianty
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
M Shoim Anwar
M. Arman A.Z.
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Harya Ramdhoni
M. Kasim
M. Latief
M. Wildan Habibi
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria hartiningsih
Maria Serenada Sinurat
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Marsus Banjarbarat
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masriadi
Mawar Kusuma Wulan
Max Arifin
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Mezra E. Pellondou
Micky Hidayat
Mihar Harahap
Misbahus Surur
Moh Samsul Arifin
Moh. Syafari Firdaus
Mohamad Asrori Mulky
Mohammad Afifuddin
Mohammad Fadlul Rahman
Muh Kholid A.S.
Muh. Muhlisin
Muhajir Arifin
Muhamad Sulhanudin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Azka Fahriza
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naskah Teater
Nezar Patria
Nina Setyawati
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noor H. Dee
Noval Maliki
Nunuy Nurhayati
Nur Haryanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurudin
Octavio Paz
Oliviaks
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Panda MT Siallagan
Pandu Jakasurya
PDS H.B. Jassin
Philipus Parera
Pradewi Tri Chatami
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R Sutandya Yudha Khaidar
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmadi Usman
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rahmat Sutandya Yudhanto
Raihul Fadjri
Rainer Maria Rilke
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridha al Qadri
Ridwan Munawwar
Rikobidik
Riri
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rizky Andriati Pohan
Robert Frost
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Romi Febriyanto Saputro
Rosihan Anwar
RR Miranda
Rudy Policarpus
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Gerilyawan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra
SelaSastra ke #24
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Subhan SD
Suci Ayu Latifah
Sulaiman Djaya
Sulistiyo Suparno
Sunaryo Broto
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunudyantoro
Suriali Andi Kustomo
Suryadi
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susi Ivvaty
Susianna
Susilowati
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Bahri
Syam Sdp
Syarif Hidayatullah
Tajuddin Noor Ganie
Tammalele
Tan Malaka
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Tengsoe Tjahjono
Th Pudjo Widijanto
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tiya Hapitiawati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Joko Susilo
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi
Umar Kayam
Undri
Uniawati
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Vyan Tashwirul Afkar
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyudin
Wannofri Samry
Warung Boenga Ketjil
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Web Warouw
Wijang Wharek
Wiko Antoni
Wina Bojonegoro
Wira Apri Pratiwi
Wiratmo Soekito
Wishnubroto Widarso
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Wing King
WS Rendra
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosi M. Giri
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Yuyu AN Krisna
Zaki Zubaidi
Zalfeni Wimra
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhaenal Fanani
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Zulhasril Nasir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar