Senin, 24 November 2008

PEREMPUAN-PEREMPUAN DI RERUNTUHAN HARGA DIRI

http://www.kompas.com/
Hamidah Abdurrachman

cina, malam kelabu, 13 desember 1937,
suara-suara yang tiba-tiba menyeruak kesunyian
telah mengubah peraduan menjadi persemayaman
perempuan tua, memeluk erat kedua cucu perempuannya
bersembunyi di kamarnya yang gelap
tamu yang tidak diundang, dengan seragamnya yang asing
telah meluluhlantakkan ketenangan malam
dan menukarkannya dengan tragedi,
pembantaian, pengrusakan dan pemerkosaan,
terjadi begitu nyata di depan mata sang perempuan tua,
tentara Jepang itu melepaskan semua hasrat mereka terhadap putrinya, menelanjanginya, memperkosanya dan menusuk dadanya dengan bayonet
dan menyodok botol parfum di liang vagina perempuan malang
ketiga mahluk ini akhirnya meregang nyawa dalam keaniayaan

meski berbeda tempat dan waktu
penindasan terhadap perempuan telah mewarnai setiap zaman
nyai ontosoroh, mungkin juga beribu nyai lainnya
dijual oleh orang tuanya demi melunasi hutang
menjadi gundik yang tidak memiliki hak atas apapun
termasuk cinta dan harga dirinya
ketika sang suami kembali ke tanah leluhurnya
semua harta bendanya dirampas oleh pemerintah
perempuan itu hanya mampu menyimpan lukanya diam-diam
Perempuan-perempuan lain memilih menjadi Ca Bau Kan
dari pada menahan rasa lapar dan kedinginan

Waktu yang bergulir dalam hitungan tahun
memberikan warna kehidupan yang berbeda bagi rakyat penjajahan
namun bagi perempuan2 yang ada hanyalah kematian
Jepang menjadikan perempuan-perempuan sebagai jugun ianfu
alat pemuas nafsu, budak dan tempat mereka menyimpan penyakit
yang mereka bawa dari pulau terapung
ketika mereka telah terjangkit
perempuan tersebut dibuang berserakan
bagai bangkai-bangkai bergincu

entah berapa banyak lagi
korban kekerasan dalam berbagai peristiwa
yang hanya berganti tanggal dan hari
timor timur, aceh, jakarta ...............
12-13 Mei 1998
perempuan-perempuan muda,
telah menjadi tumbal dendam etnis,
dalam batas waktu yang masih dapat disebut dengan jelas
kematian perempuan-perempuan yang meregang dalam keaniayaan, ketelantaran, atau hanya karena kecemburuan ............
aku ingatkan kalian dengan nama Marsinah, buruh perempuan yang
berhari-hari menelan kotoran anjing, menjadi tumbal kepuasan majikan dan anak-anaknya, akhirnya menyerah dalam dinginnya rawa-rawa,

perempuan-perempuan malang
di rumah mewah, di gubuk reot
di lorong-lorong kota
di kantor bertingkat
di hotel-hotel
di sawah tegalan
bahkan ditempat tidur
ada yang mampu bertahan
ada yang memilih diam
ada yang lari dari kenyataan
ada yang balas dendam
dan kekerasan tidak pernah berhenti

menjadi perempuan adalah takdir.
menjadi perempuan adalah pilihan yang telah ditetapkan
dengan seribu kepasrahan dan nrimo, kodrat yang dilekatkan oleh budaya. senyum manis, tutur kata lembut, berperangai halus, trampil di dapur dan kasur, membuat perempuan semakin terbelenggu
dan hanya pantas disebut konco wingking.

bahkan kartinipun tidak mampu menahan airmata
ketika ditengah perjuangannya memajukan kaumnya
tidak dapat menolak takdir ketika harus menikah dan dimadu

lihatlah pula kehidupan perempuan keraton
disembunyikan dibalik-balik tembok megah
bahkan disembunyikan dari dunia
menjadi segelas air yang bening untuk selalu siap diminum
atau dibuang ketika tak lagi dibutuhkan.

perempuan masa kini dipendopo-pendopo
sibuk merangkai bunga dan melanglang buana
berbicara tentang kemiskinan pada saat mereka sedang berpesta
membantu anak-anak dengan sisa-sisa pakaian mereka
yang mereka sendiri enggan memakainya lagi
perempuan-perempuan dipanggung politik
menggunakan nama perempuan sebagai alat untuk kepentingan
kelakpun perempuan hanya menjadi slogan atau bahkan tujuan untuk kesejahteraan mereka dan keluarganya.
Itulah perempuan-perempuan yang bukan hanya tidak memiliki nama
tetapi juga kehilangan identitas oleh kekuasaan dan kemewahan.

alam menjadi panggung airmata
setiap tahunnya ribuan anak perempuan dikorbankan
untuk menjadi pelacur-pelacur muda
dijadikan komoditas seks dunia,

disekeliling kita
anak anak belia menjadi tumbal setan
terluka oleh hawa nafsu
bahkan dari orang-orang yang seharusnya menjaganya
membiarkan dirinya menjadi alat perekat nama keluarga,
merelakan dirinya menjadi ibu dari benih yang ditanam bapak kandungnya malam itu bunga tak mampu bersuara, apalagi berteriak
“karena malu sama tetangga”, itu yang justru mboknya katakan
tetapi kepedihannya bukanlah hanya karena kehilangan kehormatan
namun kemusnahan harga diri lebih menunjam jantung
bahkan ketika setiap kali mala petaka itu kembali menelannya
helai rambutnya menjadi pisau yang mengiris kulit

perempuan-perempuan muda yang termakan bujuk rayu
mimpi tentang baju pengantin sutera putih
mengentas kemiskinan dengan kenikmatan yang diperdagangkan

perempuan-perempuan pekerja di negeri orang
menyerahkan nasibnya di tangan majikan

perempuan-perempuan malam menjajakan kenikmatan
menjual harga diri dan berpacu dengan kesempatan

perempuan-perempuan yang harus berebut cinta dengan kekasih suaminya
ketika harus memilih dicerai atau dimadu

perempuan-perempuan yang harus menelan siksa sebagai makanan
menjadikan malam sebagai teman berangan

perempuan-perempuan dibelahan dunia lain
bahkan membakar diri hanya sekedar menjadi simbol kesetiaan
menjadi budak keluarga sang suami demi status,
harus membayar dengan harga yang sangat mahal
untuk mendapatkan sebuah perkawinan

perempuan-perempuan di tanah Iraq,
diantara peluru perang melawan kekuasaan dajjal
dalam pakaian abaya yang menutup aurat
harus menjadi tumbal nafsu bejat para tentara berbaju loreng
mulut mereka harus menelan kotoran kelakian
tubuh mereka menjadi boneka mainan
dan nyawa mereka hany sebatas helaan nafas

perempuan-perempuan Palestina
berlari diantara mortir untuk menyelematkan anak-anak
dan berpacu dengan sang maut untuk mendapatkan sebuah kehidupan menyimpan makanan dalam jubah
menyimpan dendam dalam setiap denyut aura

perempuan-perempuan malang
tak mampu melawan
tak punya pilihan
kehilangan kesempatan
bahkan harga diripun telah runtuh
dalam lingkar melingkar jerat waktu

rasa sakit ini
entah siapa yang bakal mengerti
menjadi perempuan
menjalani sepi
mengais harap
dalam lingkar waktu
menjadi bayang, yang ketika berpaling sirna
perempuan-perempuan malang
aku kehabisan kata untuk bicara
aku kehabisan makna untuk memahami
aku kehabisan nafas untuk melangkah
aku kalah...............
tak mampu merengkuh air mata
bahkan sekedar mendekap hangat,
maafkan aku

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir