AS. Sumbawi
Pada KBU sebuah wartel laki-laki itu kecewa. Perempuan itu tidak
mengizinkan dirinya datang.
“Jangan marah, ya. Jangan marah….”
“Iyaa………”
“Bener. Jangan marah, ya!”
“Ya, santai saja. Santai, santai, santai,…”
Mereka diam.
“Oke, sudah kalau begitu. Terima kasih.”
Percakapan terhenti. Laki-laki itu menutup gagang telepon.
*
Di atas vespa keluaran tahun tujuhpuluhsembilan pikiran laki-laki itu
meloncat ke mana-mana. Sementara ruas jalan cukup ramai oleh kendaraan.
Berlalu-lalang di bawah sinar lampu jalan. Malam belum larut. Dan kondisi udara
di kota ini akhir-akhir ini terasa cukup menusuk pori-pori sampai ke tulang.
Bangsat. Rupanya dia lebih mementingkan FTv. Asu. Bajingan.
Laki-laki itu membawa laju vespa itu ke jalan perkampungan setelah mencapai
pertigaan. Tidak banyak kendaraan yang lewat di sana. Namun, beberapa orang
laki-laki dan perempuan terlihat berjalan cukup membuat jalan itu cukup padat.
Di beberapa warung makan, beberapa laki-laki dan perempuan duduk berhadapan.
Sementara di hampir seluruh beranda depan rumah di kanan-kiri jalan itu,
beberapa laki-laki dan perempuan tampak berbincang-bincang.
Laki-laki itu mengendorkan tarikan gas setelah melihat sepeda motor di
halaman sebuah rumah. Pandangan matanya menyerobot sela-sela daun dan dinding
berlobang. Tampak dua orang laki-laki dan perempuan asyik berbicara. Laki-laki
itu mengawasi. Sementara vespa yang dikendarainya terus melaju pelan.
Ah, benarkah ia membohongiku.
Ia teringat cerita temannya bahwa banyak laki-laki yang mencoba mengerami
cinta di dada perempuan itu.
Bajingan. Tapi, bukankah tidak hanya dia saja, perempuan yang tinggal di
rumah itu.
Laki-laki itu mengarahkan pandangan matanya kembali ke arah sepeda motor
itu. Kemudian menariknya kembali, menatap jauh menembus pertigaan jalan di
depan.
Jancuk. Rupanya aku dikalahkan oleh FTv. Hanya FTv. Ah, bajingan.
Setelah mencapai pertigaan, laki-laki itu membawa vespa menyusuri ruas
jalan yang cukup besar.
*
“Jancok!” umpat laki-laki itu. Seorang tukang becak tiba-tiba saja
menyeberang.
“Tengak-tengok, Pak. Nggak nyelonong saja,” katanya lagi. Tukang becak itu
tersenyum santai kemudian berlalu dengan acuh tak acuh. Beberapa orang berdiri
di depan rumah memperhatikannya, namun laki-laki itu tak memperdulikannya. Ia
kemudian mencoba menyalakan mesin.
Asu. Bajingan.
Ia kemudian turun. Men-standarkan vespa di atas kaki besinya yang tua.
Beberapa orang masih memperhatikannya. Laki-laki itu memiringkan vespanya,
mengalirkan aliran bensin campur ke mesin. Setelah beberapa kali kayuhan, mesin
vespa itu terdengar menderu. Laki-laki dan vespa itu melaju kembali.
“Hee, bajingan! Asu!” umpatnya ketika sebuah sedan memotong lajunya tanpa
memberi tanda. Kemudian terus melaju, menyusuri jalan kecil.
*
Laki-laki itu mengurangi kecepatan. Kemudian berhenti di antara kerumunan
kendaraan di depan lampu merah. Pikiran laki-laki itu masih belum terkumpul.
Wajahnya kusut. Sementara di sampingnya, dua orang laki-laki dan perempuan
tengah bercanda-mesra di atas sepeda motor bebek. Laki-laki itu
bernyanyi-nyanyi sendiri. Mencoba menenangkan hati dan mengumpulkan pikirannya.
Laki-laki itu menggerakkan setir. Di kaca spion, ia melihat mereka berdua
berbisik-bisik dan tertawa kecil. Sementara tangan si laki-laki menunjuk-nunjuk
kepadanya.
Bajingan. Rupanya benar. Mereka mengolok-olok diriku.
“Hee, bajingan. Minta dihajar, ya!”
Mereka buru-buru menyingkirkan pandangan matanya dari laki-laki itu.
Sementara beberapa orang yang ada di sana memandangi mereka. Ada yang hendak
tumpah di dada laki-laki itu. Namun, ketika ia hendak melayangkan kepalan
tangannya, dua orang laki-laki dan perempuan itu melesat bersama nyala lampu
hijau.
“Bajingan. Asu. Mentang-mentang….,” laki-laki itu tidak meneruskan katanya,
terganggu bunyi klakson beberapa kendaraan.
*
Laki-laki itu bersandar di dinding kamarnya. Pikirannya masih tak karuan.
Ingin sekali ia memukul dan menendang orang.
Bajingan semuanya. Bahkan untuk berkelahi pun aku tak punya kesempatan.
Laki-laki itu kemudian mengeluarkan sebungkus rokok dan sebotol minuman
berkarbonisasi dari tasnya yang dibelinya sebelum pulang. Setelah menyalakan
sebatang rokok dan menenggak minuman, ia mengambil sebuah koran di meja. Ia
membolak-balik lembaran koran itu. Melihat jadwal acara televisi.
Tidak. Perempuan itu tidak berbohong.
Ee, tapi bisa saja dia berbohong.
Ah, tidak. Coba lihat ini. Memang ada FTv.
Ee, Jangan tertipu. Pada mulanya barangkali perempuan itu nonton FTv.
Namun, setelah laki-laki itu datang, ia menemuinya dan memberikan kesempatan
untuk mengerami cinta di dadanya. Ee, jangan salah!
Tidak mungkin. Perempuan itu pasti nonton FTv.
Laki-laki itu menenggak minuman kembali. Kemudian menghisap rokoknya.
Ya, bolehlah perempuan itu tidak berbohong. Tapi, perempuan itu bangsat.
Bajingan. Masak kamu dikalahkan oleh FTv. Dan parahnya lagi kamu hanya
bilang: ya, santai saja. Goblok. Laki-laki kok begitu. Lemah. Seharusnya kamu
marahi perempuan itu. Kau harus seperti Wawan.
Si Wawan?
Ya, si Wawan. Bukankah dia bercerita pernah memukul perempuan yang
mengecewakan dirinya.
O, ya. Aku ingat.
Itu baru laki-laki. Biar perempuan itu tidak meremehkanmu.
Tidak, tidak, tidak. Aku bukan Wawan. Dan aku tidak akan memukul perempuan
meskipun aku pantas marah.
Dasar laki-laki lemah!
Hee, diam. Aku tidak lemah. Tapi, aku hanya mencintai perempuan itu.
Tapi, perempuan itu bangsat. Jancukan.
Jancukan?
Ya. Jancukan. Bajingan. Dan dia telah…
Tapi, aku sungguh-sungguh mencintainya.
Tapi, dia bangsat.
Benarkah?
Iya.
Jadi perempuan itu bangsat?
Iya, bangsat. Tidak hanya itu, perempuan itu juga jancukan, bajingan, asu,
kampang, tai, ngent……
Diam ngentot!
Jjddaarkkk. Botol minuman itu pecah tersepai-sepai di lantai. *
Laki-laki itu kembali menghisap rokoknya yang sudah memanaskan
jari-jarinya. Kemudian membuangnya ke dalam asbak. Pandangan matanya kemudian
menerawang jauh menembus dinding kamar. Menjangkau perempuan itu.
Apakah kau bohong padaku?
Tidak.
Tapi, siapa laki-laki di ruang tamu itu?
Dia temanku.
Ah, jangan bohong!
Aku tidak bohong.
Kenapa kau menghindar seperti menggoda saja?
Siapa yang menghindar? Aku tak pernah menghindar.
Ah, kau jangan bohong. Karena setiap kali aku ke tempatmu, kau selalu
keluar.
Memang ada keperluan.
Keperluan apa?! Pergi dengan laki-laki itu. Ya, ya, aku sering melihat kau
pergi dengan laki-laki itu.
Itu karena kau jarang pergi menemuiku.
Ah, alasan. Setiap kali aku pergi, kau selalu tak ada.
Itu karena kau tak memberitahu dulu.
Tapi, tadi?!
Memang aku tadi lagi tanggung.
Nonton FTv?
Iya.
Ah, bohong. Kau pasti sedang asyik dengan laki-laki itu.
Tidak. Aku nonton FTv.
Bohong.
Tidak.
Bohong.
Tidak.
Diam, bangsat!
Jjdaarkkk. Asbak kaca itu pecah tersepai-sepai di lantai.
Tak lama kemudian, laki-laki itu mengambil sebatang rokok lagi. Ia menyulutnya.
Asap tembakau keluar dari mulutnya dengan sekali hembusan kuat.
Ah, bangsat kau, perempuan. Rupanya kau lebih mementingkan FTv.
Berarti dia tidak bohong?
Ehm, mungkin….
Bagus. Kalau begitu, dia tidak mengarang-ngarang alasan. Jujur dan tegas.
Aku suka perempuan seperti itu. Kau harus mendapatkannya!
Tapi, dia membuatku kecewa. Buktinya aku sudah jauh-jauh ke sana, tapi dia
tidak mau menerimaku.
Itu karena dia sudah terbawa dalam cerita FTv itu. Kau harus menghargainya.
Dan salahmu sendiri tidak meneleponnya sore tadi. Dan bukankah kau sendiri
pernah menggagalkan janjimu pergi ke sana hanya karena ada Moto GP di TV?
Itu karena aku lupa kalau malam itu ada Moto GP.
Huu, dasar! Maunya menang sendiri.
Hee, bajingan. Siapa kau? Begitu mudah menyalah…..
Diam. Berdirilah di depan cermin itu!
Laki-laki itu beranjak menggeser tubuhnya.
Coba perhatikan!
Apanya yang per……..?!
Diam! Perhatikan dengan teliti!
Laki-laki itu memperhatikan dengan teliti. Sebentar tangannya meraba
wajahnya. Perlahan-lahan ia melihat jantungnya bergetar kencang. Lambungnya
mengerut. Dadanya tersedak-desak sesak. Darahnya merangkak ke atas. Otak dan
pikirannya berceceran. Semuanya bergerak dengan cepat. Lassz-lassz-lassz.
Dan ctyaar. Refleks tangan laki-laki itu menghantam cermin. Melihat `@#$$%^&*
tersenyum di sana.
***
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Musthafa
A Rodhi Murtadho
A Wahyu Kristianto
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Wachid BS
Abdullah al-Mustofa
Abdullah Khusairi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimanyu
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Maulani
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adrian Ramdani
Ady Amar
Afrizal Malna
Agnes Rita Sulistyawati
Aguk Irawan Mn
Agus R. Sarjono
Agus Riadi
Agus Subiyakto
Agus Sulton
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahm Soleh
Ahmad Farid Tuasikal
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Luthfi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadie Thaha
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rasyid
AJ Susmana
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander Aur
Alexander G.B.
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Rif’an
Aliela
Alimuddin
Alit S. Rini
Alunk Estohank
Ami Herman
Amich Alhumami
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminudin TH Siregar
Ammilya Rostika Sari
An. Ismanto
Anaz
Andaru Ratnasari
Andhi Setyo Wibowo
Andhika Prayoga
Andong Buku #3
Andrenaline Katarsis
Andri Cahyadi
Angela
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Sudibyo
Anton Wahyudi
Anwar Holid
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Zulkifli
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayu Utami
Azyumardi Azra
Babe Derwan
Bagja Hidayat
Balada
Bandung Mawardi
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Setiawan
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Bernadette Lilia Nova
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Bhakti Hariani
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budi Winarto
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Bustan Basir Maras
Camelia Mafaza
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Choirul Rikzqa
D. Dudu A.R
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Darmanto Jatman
Dedy Tri Riyadi
Delvi Yandra
Denny JA
Denny Mizhar
Dewi Anggraeni
Dian Basuki
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dian Yanuardy
Diana AV Sasa
Dinar Rahayu
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Warsidi
Edy Firmansyah
EH Kartanegara
Eka Alam Sari
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil Amir
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F. Budi Hardiman
Fadly Rahman
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fani Ayudea
Fariz al-Nizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatkhul Aziz
Felix K. Nesi
Film
Fitri Yani
Franditya Utomo
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Garna Raditya
Gde Artawan
Geger Riyanto
Gendhotwukir
George Soedarsono Esthu
Gerakan Surah Buku (GSB)
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Tri Atmojo
H. Supriono Muslich
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim H.D.
Hamberan Syahbana
Hamidah Abdurrachman
Han Gagas
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hasan Aspahani
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Helvy Tiana Rosa
Helwatin Najwa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendriyo Widi Ismanto
Hepi Andi Bastoni
Heri Latief
Heri Listianto
Herry Firyansyah
Heru Untung Leksono
Hikmat Darmawan
Hilal Ahmad
Hilyatul Auliya
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husnun N Djuraid
I Nyoman Suaka
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilenk Rembulan
Ilham khoiri
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santosa
Imelda
Imron Arlado
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Margareta
Indra Darmawan
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ingki Rinaldi
Insaf Albert Tarigan
Intan Hs
Isbedy Stiawan ZS
Ismail Amin
Ismi Wahid
Ivan Haris
Iwan Gunadi
Jacob Sumardjo
Jafar Fakhrurozi
Jajang R Kawentar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean-Marie Gustave Le Clezio
JJ. Kusni
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Julika Hasanah
Julizar Kasiri
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kadir Ruslan
Kartika Candra
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Ketut Yuliarsa
KH. Ma'ruf Amin
Khaerudin
Khalil Zuhdy Lawna
Kholilul Rohman Ahmad
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Krisandi Dewi
Kritik Sastra
Kucing Oren
Kuswinarto
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lenah Susianty
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
M Shoim Anwar
M. Arman A.Z.
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Harya Ramdhoni
M. Kasim
M. Latief
M. Wildan Habibi
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria hartiningsih
Maria Serenada Sinurat
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Marsus Banjarbarat
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masriadi
Mawar Kusuma Wulan
Max Arifin
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Mezra E. Pellondou
Micky Hidayat
Mihar Harahap
Misbahus Surur
Moh Samsul Arifin
Moh. Syafari Firdaus
Mohamad Asrori Mulky
Mohammad Afifuddin
Mohammad Fadlul Rahman
Muh Kholid A.S.
Muh. Muhlisin
Muhajir Arifin
Muhamad Sulhanudin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Azka Fahriza
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naskah Teater
Nezar Patria
Nina Setyawati
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noor H. Dee
Noval Maliki
Nunuy Nurhayati
Nur Haryanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurudin
Octavio Paz
Oliviaks
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Panda MT Siallagan
Pandu Jakasurya
PDS H.B. Jassin
Philipus Parera
Pradewi Tri Chatami
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R Sutandya Yudha Khaidar
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmadi Usman
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rahmat Sutandya Yudhanto
Raihul Fadjri
Rainer Maria Rilke
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridha al Qadri
Ridwan Munawwar
Rikobidik
Riri
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rizky Andriati Pohan
Robert Frost
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Romi Febriyanto Saputro
Rosihan Anwar
RR Miranda
Rudy Policarpus
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Gerilyawan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra
SelaSastra ke #24
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Subhan SD
Suci Ayu Latifah
Sulaiman Djaya
Sulistiyo Suparno
Sunaryo Broto
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunudyantoro
Suriali Andi Kustomo
Suryadi
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susi Ivvaty
Susianna
Susilowati
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Bahri
Syam Sdp
Syarif Hidayatullah
Tajuddin Noor Ganie
Tammalele
Tan Malaka
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Tengsoe Tjahjono
Th Pudjo Widijanto
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tiya Hapitiawati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Joko Susilo
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi
Umar Kayam
Undri
Uniawati
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Vyan Tashwirul Afkar
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyudin
Wannofri Samry
Warung Boenga Ketjil
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Web Warouw
Wijang Wharek
Wiko Antoni
Wina Bojonegoro
Wira Apri Pratiwi
Wiratmo Soekito
Wishnubroto Widarso
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Wing King
WS Rendra
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosi M. Giri
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Yuyu AN Krisna
Zaki Zubaidi
Zalfeni Wimra
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhaenal Fanani
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Zulhasril Nasir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar