Rabu, 12 November 2008

Elizabeth, Bawa Sastra Jawa ke Mancanegara

Mawar Kusuma Wulan
http://www.kompas.com/

Ketika tim dari Universitas Gadjah Mada masih berkutat untuk penyelesaian jilid terakhir dari 12 jilid karya sastra Jawa Serat Centhini yang telah digarap sejak tahun 1996, Elizabeth D Inandiak mampu merangkum serta mengkreasikan Serat Centhini menjadi buku dalam tiga tahun.

Maka, tak heran kalau Ketua Tim Penerjemah Serat Centhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Marsono, menyatakan kekagumannya terhadap Elizabeth D Inandiak, penyair asal Perancis ini. Sebab, menerjemahkan atau mengkreasi ulang Serat Centhini bukan pekerjaan mudah.

Karya dari awal abad ke-19 ini tebal naskahnya 4.200 halaman, berbahasa Jawa klasik yang dipenuhi deskripsi detail. Irama bunyi-bunyian gamelan, misalnya, ditulis lengkap dan sering kali tak ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Serat Centhini yang memuat banyak hal tentang tanah Jawa sering disebut sebagai ensiklopedia kebudayaan Jawa.

Dari Serat Centhini kreasi baru berbahasa Perancis bertajuk Les Chants de lile a dormer debout le Livre de Centhini yang terbit tahun 2002 itu, Elizabeth memperoleh penghargaan Prix de La Francophonic pada 2003. Ia lalu mengalihbahasakan karya itu ke dalam bahasa Indonesia yang terbit pada Juli 2008, judulnya Centhini, Kekasih yang Tersembunyi.

”Saya merasa ada rahasia sangat indah (dari Serat Centhini),” kata Elizabeth di rumahnya yang diapit sawah di kawasan Sleman, Yogyakarta.

Bercerita tentang bagaimana ia menerjemahkan Serat Centhini, dengan bersemangat Elizabeth menunjukkan cara kerjanya. Ia tunjukkan tumpukan buku referensi sembari membuka lembar demi lembar buku itu yang menarik perhatiannya.

Untuk menerjemahkan, ia tak hanya memerlukan buku yang terkait langsung dengan Serat Centhini, tetapi juga aneka karya sastra dunia, seperti syair dari seniman Perancis, Victor Hugo. Ia juga mempelajari buku tentang kehidupan Hallaj pada abad ke-10, hingga karya PJ Zoetmulder tentang sastra suluk dan sastra Jawa.

”Saya mengambil beberapa ajaran yang relevan untuk memperkaya Serat Centhini,” katanya.

Pengembaraan
Setelah melahirkan putrinya, Sarah Diorita (17) pada 1991, Elizabeth membaca karya Denys Lombard, Le Carrefour Javanis, yang dia peroleh dari sang ibu. Di salah satu jilid dalam buku tentang esai sejarah global tersebut, ia menemukan dua lembar ringkasan Serat Centhini tentang pengembaraan orang yang tak puas.

”Saya menemukan kesamaan karena saya pun seorang pengembara,” katanya.

Tahun 1999 Elizabeth mulai menerjemahkan Serat Centhini. Selama delapan bulan sebelum karya itu selesai, ia seakan tak lelah, setiap hari menulis mulai pukul 14.00 hingga 01.00.

”Saya beruntung, memperoleh bantuan pendanaan dari Kedutaan Perancis (di Indonesia) dalam membuat Centhini dalam bahasa Perancis,” katanya.

Demi Centhini, Elizabeth pun bekerja sama dengan murid PJ Zoetmulder, Sunaryati Sutanto, yang mahir berbahasa Jawa klasik. Sebab, kendala utama yang ia hadapi dalam penulisan ulang Serat Centhini adalah semakin sedikitnya orang Jawa yang bisa berbahasa Jawa klasik.

Penerjemahan Serat Centhini sering kali juga terkendala anggapan masyarakat bahwa karya ini ”kotor” karena mendeskripsikan kehidupan seksualitas dengan detail dan jujur. Namun, sebagian orang lainnya justru menganggapnya suci dalam menggambarkan pengembaraan spiritual menuju kesempurnaan.

Sementara pengembaraan Elizabeth dalam kehidupannya sendiri, dimulai saat duduk di bangku sekolah menengah atas. Menginjak usia 18 tahun, ia merasa hidup di luar rumah lebih menarik. Meski tergolong siswa pandai di kelas dwibahasa Jerman dan Perancis, ia memilih pergi dari rumah. Dia sempat bermukim di Jerman, lalu Amerika Serikat.

”Awalnya saya mengira pelarian ini dipicu ketidakcocokkan dengan ayah. Ini seperti tokoh dalam Serat Centhini. Mereka ternyata lari bukan karena dikejar Sultan Agung, tetapi karena pencarian jati diri. Untuk menemukan jati diri, awalnya memang harus mengembara secara horizontal atau vertikal. Tak sekadar perjalanan secara ragawi, melainkan juga batin,” ungkapnya.

Pengembaraan itu terus berlanjut setelah Elizabeth berprofesi sebagai wartawan lepas kebudayaan dari sebuah majalah di Perancis. Sebagai wartawan, ia menemukan dunia lain yang sering kali lebih keras dari bayangannya. Ia sempat ke India setahun dan mewawancarai Perdana Menteri Indira Gandhi sebelum terbunuh.

Meski tak merampungkan kuliahnya di bidang politik, ia menguasai berbagai bahasa, seperti bahasa Perancis, Jerman, Inggris, Rusia, Indonesia, dan Jepang.

Tanah Jawa
Elizabeth menginjak tanah Jawa pertama kali pada 1988. Saat itu ia menjadi wartawan lepas dan bertugas menulis tentang Islam dan kebatinan. Ia mewawancarai Menteri Agama pertama Indonesia, HM Rasjidi, yang pernah menulis disertasi tentang Serat Centhini dalam bahasa Perancis tahun 1956. Situasi Indonesia kala itu, seingatnya, masih diwarnai perdebatan tentang apakah kebatinan akan dimasukkan sebagai agama resmi negara.

Ia juga bertemu Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang memberinya informasi tentang mayoritas masyarakat Jawa dan ajaran sufi. ”Padahal, sebelumnya saya tak pernah berpikir akan ke Jawa, apalagi mencintai Jawa,” ujar Elizabeth yang pernah menikah dengan pria Jawa, lalu bercerai ini.

Berada di Pulau Jawa, ia merasa seperti kembali ke masa kanak-kanak yang indah dan penuh kepercayaan Ilahi. Makhluk khayalan dalam dongeng sang nenek yang sering kali didengarnya sewaktu kecil, seperti buaya, ditemuinya di tanah Jawa.

”Nasib membawa saya ke Jawa. Saya menemukan masa kanak-kanak saya di sini, dunia yang ajaib,” ungkap Elizabeth yang sejak kecil suka menulis syair.

Dari pengembaraannya, ia mendapati, jurang perbedaan yang memisahkan bangsa, agama, dan suku hanya terletak di permukaan. Ketika orang mulai masuk dalam tingkat keindahan, seperti syair dan kesenian, jurang itu tak ada lagi. Dalam keindahan syair, jurang tersebut sirna. Oleh karena itulah, ia merasa berkewajiban memperkenalkan karya sastra dari penyair besar yang belum dikenal dunia.

Tak puas hanya dengan Serat Centhini, ia berencana menulis ulang karya sastrawan Jawa, Ronggowarsito. Elizabeth juga sempat menulis beberapa buku, seperti The White Banyan, Lahirnya Kembali Beringin Putih, pada 1998.

Ia juga masih punya waktu bergiat di Sanggar Giri Gino Guna yang didirikannya di Dusun Bebekan, Pandak, Kabupaten Bantul. Sanggar ini berawal dari gempa yang melanda Yogyakarta pada 2006. Lewat sanggar, Elizabeth berharap bisa ikut mengisi pendidikan anak-anak, terutama dalam mempelajari karawitan, gamelan, dan seni budaya setempat.

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir