A.S. Laksana
Jawa Pos, 26 Jun 2016
ADA banyak penulis bagus di muka bumi, tapi bagi saya Jorge Luis Borges (1899–1986), penulis Argentina, adalah yang paling menjengkelkan.
Kita sudah sering mendengar atau membaca tuturan orang mengenai fiksi dan realitas. ”Masalah mendasar pada fiksi adalah ia harus bisa dipercaya. Realitas boleh saja tidak masuk akal,” kata Tom Wolfe, penulis dan wartawan sekaligus salah seorang pelopor New Journalism. Satu Tom lagi, yakni Tom Clancy, menyatakan hal yang kurang lebih sama.
Banyak contoh yang bisa kita sebutkan tentang hal itu. Misalnya, di dalam realitas seseorang bisa mendapatkan keberuntungan yang tidak diduga-duga. Dia bertemu teman lama yang memberinya pekerjaan seperti yang diinginkannya tepat saat dirinya membutuhkan pekerjaan itu.
Di dalam fiksi, jika Anda menceritakan orang yang terlunta-lunta mencari pekerjaan, kemudian mendapatkan begitu saja pekerjaan itu karena pemberian teman lama, fiksi Anda akan dianggap tidak masuk akal dan itu berarti fiksi yang buruk. Para pembaca tidak memercayai cerita yang tidak masuk akal dan mereka akan menganggap Anda penulis yang kurang sanggup menggunakan nalar.
Di dalam realitas, seseorang yang melakukan pembunuhan dan divonis penjara 24 tahun karena kejahatan yang dilakukannya bisa lancar-lancar saja mencalonkan diri menjadi ketua partai politik setelah menjalani masa hukuman hanya empat setengah tahun.
Kemudian, dia dipuja-puja oleh para penjilatnya dan orang-orang itu mendukungnya maju dalam pemilihan presiden. Dan dia betul-betul terpilih menjadi presiden. Seandainya hal itu terjadi di dalam fiksi, pembaca tidak akan percaya bahwa ada masyarakat sedungu itu, memilih seorang pelaku kejahatan menjadi presiden.
Realitas juga memberi kita fakta bahwa seseorang yang sedang dikurung di dalam sel penjara bisa terus menjadi ketua umum PSSI dan merasa tidak perlu mundur karena malu atau tertekan. Mungkin dia merasa tidak bersalah.
Tentu tidak selamanya hal-hal yang tidak masuk akal itu buruk. Ada juga hal baik yang tidak masuk akal di dalam realitas. Ketika saya menonton Unforgiven, garapan Clint Eastwood, saya tidak percaya bahwa itu betul-betul garapan dia.
Clint seumur hidup hanya bermain film tembak-tembakan dengan akting yang begitu-begitu saja, tidak banyak bicara dan lebih banyak menembak. Ketika dia menggarap film sendiri, menyutradarai dirinya sendiri sebagai pemain utama, ternyata filmnya bagus. Sulit dipercaya bahwa aktor yang sepanjang karirnya di dunia film hanya menembak ke sana kemari itu bisa membuat film bagus.
Film tersebut beredar pada 1992 dan saya menyangka itu film pertama Clint Eastwood. Rupanya, itu film ke-16 dia. Jadi, sambil menembak ke sana-kemari, Clint Eastwood sudah menyutradarai 15 film –tidak satu pun saya kenal– sebelum melahirkan Unforgiven yang memberinya dua piala Oscar untuk film terbaik dan sutradara terbaik. Itu sebuah capaian yang tidak terduga. Skenario film tersebut selesai ditulis pada 1976 dan ditolak oleh siapa pun karena dianggap terlalu remeh serta kacangan.
Dari sebuah website, saya mendapatkan informasi bahwa Sonia Chernus, kolega Clint Eastwood dan seorang penulis skenario, menulis memo kepada Clint setelah membaca skenario Unforgiven. ”Sebaiknya kita buang saja barang sampah ini... Saya tidak menemukan secuil pun hal bagus di dalamnya. Jadi, saya kira lebih baik kita lupakan saja,” tulisnya.
Clint menyepakati saran tersebut dan tidak pernah membaca skenario itu. Kemudian, saat mencari cerita untuk film baru yang akan dikerjakan, dia membaca The Cut-Whore Killings –judul awal Unforgiven– dan tertarik untuk memfilmkannya. Dia tidak menyadari bahwa skenario itulah yang dimaksud oleh Sonia Chernus.
Pada 2003 dia melahirkan satu lagi hal yang tidak masuk akal. Dia menyutradarai Mystic River, dan bagus lagi. Film itu meraih dua piala Oscar, satu untuk Sean Penn (aktor utama) dan satu lagi untuk Tim Robbins (aktor pembantu). Saya sudah percaya bahwa Clint Eastwood bisa membuat film bagus. Yang tidak masuk akal sekarang ini adalah Sean Penn.
Dia aktor kelas kambing dan mendapatkan perhatian dari media hanya karena suatu saat pernah menjadi suami penyanyi Madonna. Kualitas terbaik yang dia miliki di masa mudanya adalah mabuk-mabukan dan menghajar orang. Dalam Mystic River dia bermain sangat bagus. Saya bahkan tidak pernah berpikir bahwa dia bisa berakting.
Kadang saya merindukan realitas tidak masuk akal seperti itu. Saya pikir akan sangat menyenangkan ketika pada suatu hari, yang mungkin tidak akan pernah terjadi, mendadak ada kabar bahwa Eva Arnaz atau Mandra membuat film, dan film mereka bagus sekali.
Tetapi, kita jauh lebih sering mendapati hal-hal tidak masuk akal yang buruk. Mungkin itu konsekuensi wajar saja dari kondisi kita. Semakin awut-awutan sebuah masyarakat, ia akan melahirkan semakin banyak hal yang tidak masuk akal. Dan kita tidak bisa berbuat apa-apa terhadap realitas. Sebab, kehidupan dan realitas di dalamnya adalah ciptaan Tuhan. Setidaknya itulah yang diyakini mayoritas penduduk bumi.
Jadi, realitas boleh tidak masuk akal dan kita tidak bisa memprotesnya karena ia ciptaan Tuhan. Fiksi harus masuk akal karena ia ciptaan nalar manusia.
Realitas di dalam fiksi harus benar-benar dijaga sebab-akibat dan nalarnya serta struktur penceritaannya oleh si penulis. Rangkaian kejadian demi kejadian di dalamnya, seabsurd apa pun, harus bisa dipertanggungjawabkan dan masuk akal dalam logika fiksi itu.
Bahkan, dalam fiksi yang bukan realis pun, setiap penulis harus meyakinkan para pembacanya bahwa apa yang dia tulis itu benar-benar mirip ”kisah nyata”. Semua tokohnya bernyawa, berdarah, berdaging, dan memiliki kehendak masing-masing.
Di sinilah Borges berbeda dari kebanyakan penulis. Dia justru menulis cerita untuk membuat kita ragu apakah semua itu sungguh-sungguh terjadi atau tidak. Dia menuturkan setiap ceritanya dengan ketenangan dan wibawa orang yang memiliki banyak pengetahuan. Beberapa ceritanya menggunakan ayat Alquran sebagai kutipan pembuka. Sebuah cara menakjubkan untuk membuat kita percaya. Tetapi, kita tidak tahu apakah dia sedang berbohong atau menceritakan hal yang sungguh-sungguh terjadi.
Saya jengkel sekali setiap selesai membaca cerita-ceritanya. (*)
Akun Twitter: @aslaksana
https://www.jawapos.com/read/2016/06/26/36424/borges-dan-cerita-yang-meragukan
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Musthafa
A Rodhi Murtadho
A Wahyu Kristianto
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Wachid BS
Abdullah al-Mustofa
Abdullah Khusairi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimanyu
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Maulani
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adrian Ramdani
Ady Amar
Afrizal Malna
Agnes Rita Sulistyawati
Aguk Irawan Mn
Agus R. Sarjono
Agus Riadi
Agus Subiyakto
Agus Sulton
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahm Soleh
Ahmad Farid Tuasikal
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Luthfi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadie Thaha
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rasyid
AJ Susmana
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander Aur
Alexander G.B.
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Rif’an
Aliela
Alimuddin
Alit S. Rini
Alunk Estohank
Ami Herman
Amich Alhumami
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminudin TH Siregar
Ammilya Rostika Sari
An. Ismanto
Anaz
Andaru Ratnasari
Andhi Setyo Wibowo
Andhika Prayoga
Andong Buku #3
Andrenaline Katarsis
Andri Cahyadi
Angela
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Sudibyo
Anton Wahyudi
Anwar Holid
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Zulkifli
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayu Utami
Azyumardi Azra
Babe Derwan
Bagja Hidayat
Balada
Bandung Mawardi
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Setiawan
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Bernadette Lilia Nova
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Bhakti Hariani
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budi Winarto
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Bustan Basir Maras
Camelia Mafaza
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Choirul Rikzqa
D. Dudu A.R
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Darmanto Jatman
Dedy Tri Riyadi
Delvi Yandra
Denny JA
Denny Mizhar
Dewi Anggraeni
Dian Basuki
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dian Yanuardy
Diana AV Sasa
Dinar Rahayu
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Warsidi
Edy Firmansyah
EH Kartanegara
Eka Alam Sari
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil Amir
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F. Budi Hardiman
Fadly Rahman
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fani Ayudea
Fariz al-Nizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatkhul Aziz
Felix K. Nesi
Film
Fitri Yani
Franditya Utomo
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Garna Raditya
Gde Artawan
Geger Riyanto
Gendhotwukir
George Soedarsono Esthu
Gerakan Surah Buku (GSB)
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Tri Atmojo
H. Supriono Muslich
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim H.D.
Hamberan Syahbana
Hamidah Abdurrachman
Han Gagas
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hasan Aspahani
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Helvy Tiana Rosa
Helwatin Najwa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendriyo Widi Ismanto
Hepi Andi Bastoni
Heri Latief
Heri Listianto
Herry Firyansyah
Heru Untung Leksono
Hikmat Darmawan
Hilal Ahmad
Hilyatul Auliya
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husnun N Djuraid
I Nyoman Suaka
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilenk Rembulan
Ilham khoiri
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santosa
Imelda
Imron Arlado
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Margareta
Indra Darmawan
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ingki Rinaldi
Insaf Albert Tarigan
Intan Hs
Isbedy Stiawan ZS
Ismail Amin
Ismi Wahid
Ivan Haris
Iwan Gunadi
Jacob Sumardjo
Jafar Fakhrurozi
Jajang R Kawentar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean-Marie Gustave Le Clezio
JJ. Kusni
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Julika Hasanah
Julizar Kasiri
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kadir Ruslan
Kartika Candra
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Ketut Yuliarsa
KH. Ma'ruf Amin
Khaerudin
Khalil Zuhdy Lawna
Kholilul Rohman Ahmad
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Krisandi Dewi
Kritik Sastra
Kucing Oren
Kuswinarto
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lenah Susianty
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
M Shoim Anwar
M. Arman A.Z.
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Harya Ramdhoni
M. Kasim
M. Latief
M. Wildan Habibi
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria hartiningsih
Maria Serenada Sinurat
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Marsus Banjarbarat
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masriadi
Mawar Kusuma Wulan
Max Arifin
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Mezra E. Pellondou
Micky Hidayat
Mihar Harahap
Misbahus Surur
Moh Samsul Arifin
Moh. Syafari Firdaus
Mohamad Asrori Mulky
Mohammad Afifuddin
Mohammad Fadlul Rahman
Muh Kholid A.S.
Muh. Muhlisin
Muhajir Arifin
Muhamad Sulhanudin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Azka Fahriza
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naskah Teater
Nezar Patria
Nina Setyawati
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noor H. Dee
Noval Maliki
Nunuy Nurhayati
Nur Haryanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurudin
Octavio Paz
Oliviaks
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Panda MT Siallagan
Pandu Jakasurya
PDS H.B. Jassin
Philipus Parera
Pradewi Tri Chatami
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R Sutandya Yudha Khaidar
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmadi Usman
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rahmat Sutandya Yudhanto
Raihul Fadjri
Rainer Maria Rilke
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridha al Qadri
Ridwan Munawwar
Rikobidik
Riri
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rizky Andriati Pohan
Robert Frost
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Romi Febriyanto Saputro
Rosihan Anwar
RR Miranda
Rudy Policarpus
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Gerilyawan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra
SelaSastra ke #24
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Subhan SD
Suci Ayu Latifah
Sulaiman Djaya
Sulistiyo Suparno
Sunaryo Broto
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunudyantoro
Suriali Andi Kustomo
Suryadi
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susi Ivvaty
Susianna
Susilowati
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Bahri
Syam Sdp
Syarif Hidayatullah
Tajuddin Noor Ganie
Tammalele
Tan Malaka
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Tengsoe Tjahjono
Th Pudjo Widijanto
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tiya Hapitiawati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Joko Susilo
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi
Umar Kayam
Undri
Uniawati
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Vyan Tashwirul Afkar
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyudin
Wannofri Samry
Warung Boenga Ketjil
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Web Warouw
Wijang Wharek
Wiko Antoni
Wina Bojonegoro
Wira Apri Pratiwi
Wiratmo Soekito
Wishnubroto Widarso
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Wing King
WS Rendra
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosi M. Giri
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Yuyu AN Krisna
Zaki Zubaidi
Zalfeni Wimra
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhaenal Fanani
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Zulhasril Nasir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar