Suryanto Sastroatmodjo
http://sastra-indonesia.com/
1.
Agaknya hanya diriku yang jadi kagok, ketika berlangsung lomba pidato di kalurahan, siang itu, sehari sebelum hari perayaan Agustusan. Soalnya, pada lumrahnya pidato-pidato yang berdengung, di kampung-kampung, maka lebih dari limapuluh perkataan “pembagunan” disebut-sebut, yang teramat bersifat klise, lagipula membuat pidato itu mirip sebagai ungkapan yang verbal semata. Saya hanya menyebit tiga patah kata pembangunan, yang saya kaitkan dengan istilah “pembangunan mental spiritual”, “pembangunan bangsa dan manusia seutuhnya”, dan upaya untuk “membangun ciri budaya ethnis yang menuju Zaman Baru”, sebelum kita berbicara tentang “sesuatu etos yang terbangunkan”, begitu godam revolusi mengguntur di antariksa.
Nah, itu dia. Pak Lurah melotot tanpa makna, sedang Pak RT yang menunjuk diriku sebagai wakilnya, geleng-geleng kecil, karena ada konotasi pembangunan yang dirasanya kurang lazim, kurang sering terdengar lewat media massa. Aku berkeringat dan tak mengharapkan kemenangan. Tetapi jauh di dalam batinku, aku merasa lebih benar bila bukan hanya cringis-criwis berpidato tentang hal yang satu ini, tanpa pendalaman maknawinya. Jadi, alangkah baiknya, bila masalah community development dan personality development lebih dulu dijlenterahkan dan dimasyarakatkan seluas-luasnya, sehingga pengertian sejati tentang pembangunana bangsa jadi sesuatu yang luhur, suci dan terhormat—bukan hanya disebut berulangkali. Terlebih untuk kawula muda di kampung-kampung, di desa-desa, yang pada banyak hal menemukan kesimpangsiuran dari susuran kata bergetah ini.
2.
Alangkah baiknya kalau dipeti lagi pendapat Phillips Roupp dalam “Approaches to Community Development” (1953) menulis sebagai berikut : it is a term to which a number of ideas have become vaguely attached. One of these ideas is that of “development” toward better standards of living, more efficient use of physical resources, better helat, and more education for illiterates. A second idea stresses the community, rather than the individual as the unit to whom the approach should be made, and the means through which development should be achieved. A third idea is that the community as such be stimulated and assisted ti progress by own and initiative”. Artinya sebagai berikut : Pembangunan merupakan perkataan yang menimbulkan beberapa pemikiran (gagasan). Antara lain, ialah bahwa pembangunan dimaksudkan suatu pengarahan yang menuju perbaikan tingkat hidup yang lebih baik, penggunaan sarana fisik yang lebih efisien, kesehatan lebih terjamin, serta pemberantasan butahuruf. Kedua, menekankan kepada masyarakat di mana pembangunan direncanakn, diusahakan, dan hasilnya untuk dinikmati oleh mereka. Ketiga, bahwa pembangunan itu dirangsang dan dibantu untuk memajukan atas swadayanya sendiri.
3.
Oleh sebab itu pembangunan masyarakat—lebih-lebih masyarakat desa—harus melihat pada tujuannya, kendati dapat dianggap benar, bahwa hasilnya tergantung dalam daya-upayanya. Karena manusia dalam uapaya itu tak selamanya bisa ke tanah tepi. Justru pembangunan adalah suatu ikhtiar yang mengarah kepada tujuan yang ditentukan oleh sistem nilai suatu masyarakat. Dalam hal itulah maka terdapat sejumlah gagasan dan ide dalam pembangunan yang aktif. Dengan adanya pendapat, agar masyarakat desa didorong dan dirangsang untuk berinisiatif, maka itu berarti bahwa pembangunan meliputi pembangunan manusianya, karena warga desa diliputi serba keterbelakangan, dibandingkan dengan pembangunan kota. Maka perlu ditingkatkan kesadaran, keyakinan dan partisipasi sepenuhnya, lewat langkah disadarkan (conscienter), dibangunkan perhatiannya (sensibiliser) dan dengan demikian seluruh lapisan dapat diajak kerjasama. Laju pembangunan materi berkejar-kejaran dengan laju perkembangan pandangan rakyat terhadap nilai-nilai hidup. Sedangkan inisiatif adalah asset perjuangan hidup yang wigati. Dengarlah pula : “ It is the nature of community development that it must come from within trough the greates of the people ini accordance with needs determined by their values..” Ya, sebenarnya gagasan pembangunan masyarakat harus berasal dari kelompok bersangkutan, dengan segala kemungkinan adanya partisipasi sebagian besar dari rakyat tersebut, selaras dengan nilai-nilai yang ada. Tepat pula, apabila titik-tolak itupun bersumber dari masyarakat, ditopang kebutuhan bersama yang paling dirasakan oleh sebagian besar dari mereka, hingga dengan demikian rakyat dapat memberikan sumbangsihnya. Reaksi positif niscaya timbul dari kelompok-kelompok yang secara ethnis dan sosio-kultural berkepentingan terhadap peningkatan kualitas hidup setinggi-tingginya.
4.
Adalah suatu kisah yang menarik, bahwa menurut alkitab, pemerintahan raja Salomo yang bijaksana ternyata memberikan keamanan dan ketentraman yang memuaskan, sebagaimana diwartakan “Orang Yahudi dan Israel diam dengan tentram, masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon aranya…seumur hidup Salomo” (Raja 4:25). Dikatakan, rahasia dari keamanan yang dialami oleh pemerinntahan Salomo adalah lantaran diterapkannya hukum-hukum Yehuwa (Allah) yang adil dan benar-benar, namun bukankah hal ini sesuai dengan firmanNya, bahwa tatkala memasuki Tanah Perjanjian, bangsa Israel dinyatakan : “Jikalau kamu hidup menurut ketetapanKu, dan tetap berpegang pada ketetapanKu, tanah itu akan memberi hasilnya. Dan kamu akan diam di negerimu dengan aman, tenteram. Dan aku akan memberikan damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun (Imamat 26 :3-6). Sungguh sayang, setelah Salomo tiada, Israel segera pula menyepelekan Yehuwa, berpaling pada pemujaan berhala dan penyembahan seks yang keji. Akibatnya negeri kehilangan keamanan, dan ditaklukan oleh Fir’aun Sisak dari Mesir. Para ahli mengatakan dalam bahasa puitis : kemanan yang dialami di bawah pemerintahan Salomo hanyalah terbatas sifatnya. Raja manusia ini mustahil bisa membebaskan rakyatnya dari penyakit, dosa dan kematian. Suatu hal, yang pernah dipertanyakan oleh Sang Sidharta Gautama berpuluhtahun sebelumnya, yang gelisah oleh bahaya ini.
5.
Dalam pada itu, Sir Leon Radzinowics dan Joan King dalam kitabnya, “The Growth of Crime” (Perkembangan Kejahatan) mengatakan, dalam dua puluh tahun pertama dari abad ini, bahkan selama perang dunia pertama, angka kejahatan tetap tidak berubah, hanya sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Baru pada masa depresi sesudah perang, nyata terlihat adanya kecendrungan yang bersifat tetap. Selama tahun-tahun pergolakan ekonomi, pengangguran dan perang besar lain lagi, (Kejahatan) tanpa bisa dibendung menambah kecepatannya. Satu hal yang menyolok, bila anda memperhatikan kejahatan dalam skala dunia, adalah sifatnya yang terus meningkat dan meluas di mana-mana. Sementara itu, dari hasil penelitian di AS dalam dasawarsa terakhir, nampaknya pengaturan sisikamling kurang begitu efektif lagi, sehingga kelompok-kelompok yang pada beberapa kota “lebih maju dari tahun sebelumnya” toh dibarengi dengan sulitnya mengorganisasikan kelompok-kelompok penyelenggara keamanan daerah, sementara angka kejahatan meningkat tinggi. Bertambahnya kedurhakaan yang menjamah negri-negri maju, bukan mustahil karena bangsa-bangsa yang terlibat langsung itu kurang memahami kecendrungan pembangunan “merata” di golongan akar-rumput, kalangan jelata. Atau, program yang dilaksanakan justru belum mampu mengangkat derajat kaum lemah. Jikalau demikian, apakah usaha meningkatkan siskamling yang berskala luas tidak harus pula diimbangi dengan pemekaran sumberdaya insani di berbagai sektor, yang langsung dapat memelihara ruang hidup (lebensraum) kaum kromodongso itu? Kalau ini terjadi, alamat tercapai suatu rangkuman sayuk antara iktikad pembangunan penguasa dengan dambaan kecil. Juga terutama pada masyarakat pedusunan, harap kita amati perkembangan terakhirnya. Situasi keamanan yang terpelihara, belum menjamin terpeliharanya taraf hidup ideal yang diimpikan kaum lemah.
6.
Bagaimana pula kita terbaring, tanpa diusik oleh sesuatu yang menakutkan, menggelisahkan? Biar di bawah anggur, biar di bawah pohon ara, biar di bawah pohon zaitun—sebenarnya bisa memotret desa-desa yang jauh dan dekat dengan diri kita. Cara wicara tentang pembangunan yang dijelmakan oleh masyarakat yang merasa akan teguh merebut keunggulannya, bobotnya, niscaya juga bermakna : bisa mempertahankan prinsip kemanusiaan, sejauh yang diterapkan para pendahulu pembangunan wilayah. Cuma saja, adakah perjalanan yang ditempuh dari pusat-pusat perlembagaan regional itu menuju lingkar-keliling, tetap membawa gagasan murni dari mulanya, ataukah sudah dibebani pesan-pesan yang lebih baru, lebih memenuhi gelegak waktu, kendati tak sepenuhnya dipahami?
* Tanggungjawab posting atas PuJa [PUstaka puJAngga]
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Musthafa
A Rodhi Murtadho
A Wahyu Kristianto
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Wachid BS
Abdullah al-Mustofa
Abdullah Khusairi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimanyu
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Maulani
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adrian Ramdani
Ady Amar
Afrizal Malna
Agnes Rita Sulistyawati
Aguk Irawan Mn
Agus R. Sarjono
Agus Riadi
Agus Subiyakto
Agus Sulton
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahm Soleh
Ahmad Farid Tuasikal
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Luthfi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadie Thaha
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rasyid
AJ Susmana
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander Aur
Alexander G.B.
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Rif’an
Aliela
Alimuddin
Alit S. Rini
Alunk Estohank
Ami Herman
Amich Alhumami
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminudin TH Siregar
Ammilya Rostika Sari
An. Ismanto
Anaz
Andaru Ratnasari
Andhi Setyo Wibowo
Andhika Prayoga
Andong Buku #3
Andrenaline Katarsis
Andri Cahyadi
Angela
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Sudibyo
Anton Wahyudi
Anwar Holid
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Zulkifli
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayu Utami
Azyumardi Azra
Babe Derwan
Bagja Hidayat
Balada
Bandung Mawardi
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Setiawan
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Bernadette Lilia Nova
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Bhakti Hariani
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budi Winarto
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Bustan Basir Maras
Camelia Mafaza
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Choirul Rikzqa
D. Dudu A.R
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Darmanto Jatman
Dedy Tri Riyadi
Delvi Yandra
Denny JA
Denny Mizhar
Dewi Anggraeni
Dian Basuki
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dian Yanuardy
Diana AV Sasa
Dinar Rahayu
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Warsidi
Edy Firmansyah
EH Kartanegara
Eka Alam Sari
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil Amir
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F. Budi Hardiman
Fadly Rahman
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fani Ayudea
Fariz al-Nizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatkhul Aziz
Felix K. Nesi
Film
Fitri Yani
Franditya Utomo
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Garna Raditya
Gde Artawan
Geger Riyanto
Gendhotwukir
George Soedarsono Esthu
Gerakan Surah Buku (GSB)
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Tri Atmojo
H. Supriono Muslich
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim H.D.
Hamberan Syahbana
Hamidah Abdurrachman
Han Gagas
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hasan Aspahani
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Helvy Tiana Rosa
Helwatin Najwa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendriyo Widi Ismanto
Hepi Andi Bastoni
Heri Latief
Heri Listianto
Herry Firyansyah
Heru Untung Leksono
Hikmat Darmawan
Hilal Ahmad
Hilyatul Auliya
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husnun N Djuraid
I Nyoman Suaka
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilenk Rembulan
Ilham khoiri
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santosa
Imelda
Imron Arlado
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Margareta
Indra Darmawan
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ingki Rinaldi
Insaf Albert Tarigan
Intan Hs
Isbedy Stiawan ZS
Ismail Amin
Ismi Wahid
Ivan Haris
Iwan Gunadi
Jacob Sumardjo
Jafar Fakhrurozi
Jajang R Kawentar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean-Marie Gustave Le Clezio
JJ. Kusni
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Julika Hasanah
Julizar Kasiri
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kadir Ruslan
Kartika Candra
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Ketut Yuliarsa
KH. Ma'ruf Amin
Khaerudin
Khalil Zuhdy Lawna
Kholilul Rohman Ahmad
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Krisandi Dewi
Kritik Sastra
Kucing Oren
Kuswinarto
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lenah Susianty
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
M Shoim Anwar
M. Arman A.Z.
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Harya Ramdhoni
M. Kasim
M. Latief
M. Wildan Habibi
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria hartiningsih
Maria Serenada Sinurat
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Marsus Banjarbarat
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masriadi
Mawar Kusuma Wulan
Max Arifin
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Mezra E. Pellondou
Micky Hidayat
Mihar Harahap
Misbahus Surur
Moh Samsul Arifin
Moh. Syafari Firdaus
Mohamad Asrori Mulky
Mohammad Afifuddin
Mohammad Fadlul Rahman
Muh Kholid A.S.
Muh. Muhlisin
Muhajir Arifin
Muhamad Sulhanudin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Azka Fahriza
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naskah Teater
Nezar Patria
Nina Setyawati
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noor H. Dee
Noval Maliki
Nunuy Nurhayati
Nur Haryanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurudin
Octavio Paz
Oliviaks
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Panda MT Siallagan
Pandu Jakasurya
PDS H.B. Jassin
Philipus Parera
Pradewi Tri Chatami
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R Sutandya Yudha Khaidar
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmadi Usman
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rahmat Sutandya Yudhanto
Raihul Fadjri
Rainer Maria Rilke
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridha al Qadri
Ridwan Munawwar
Rikobidik
Riri
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rizky Andriati Pohan
Robert Frost
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Romi Febriyanto Saputro
Rosihan Anwar
RR Miranda
Rudy Policarpus
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Gerilyawan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra
SelaSastra ke #24
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Subhan SD
Suci Ayu Latifah
Sulaiman Djaya
Sulistiyo Suparno
Sunaryo Broto
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunudyantoro
Suriali Andi Kustomo
Suryadi
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susi Ivvaty
Susianna
Susilowati
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Bahri
Syam Sdp
Syarif Hidayatullah
Tajuddin Noor Ganie
Tammalele
Tan Malaka
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Tengsoe Tjahjono
Th Pudjo Widijanto
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tiya Hapitiawati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Joko Susilo
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi
Umar Kayam
Undri
Uniawati
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Vyan Tashwirul Afkar
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyudin
Wannofri Samry
Warung Boenga Ketjil
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Web Warouw
Wijang Wharek
Wiko Antoni
Wina Bojonegoro
Wira Apri Pratiwi
Wiratmo Soekito
Wishnubroto Widarso
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Wing King
WS Rendra
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosi M. Giri
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Yuyu AN Krisna
Zaki Zubaidi
Zalfeni Wimra
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhaenal Fanani
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Zulhasril Nasir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar