Sabtu, 31 Maret 2012

Apa Kabar, Penerbit Alternatif?

Jusuf AN *
http://sosbud.kompasiana.com/

Enam tahun lalu, tepatnya pada 6 Oktober 2001 dalam momentum Pameran Buku yang diselenggarakan IKAPI di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama Yogyakarta sekelompok pegiat penerbit mendeklarasikan berdirinya Asisoasi Penerbit Alternatif (APA). Amien Wangsitalaja (Matabaca, 2003) yang merupakan deklataror APA memberikan 4 karakteristik penerbit alternatif, yakni: (1) berbekalkan semangat idealistik; (2) bukan sebagai sebuah usaha dagang yang murni; (3) bermodal finansial yang pas-pasan; dan, (4) memiliki semangat mendobrak mainstream wacana yang status quo.

Istilah “penerbit alternatif” sendiri baru mulai akrab pada pengujung dekade 1990-an di mana orde baru (Orba) tumbang dan kemudian bermunculan penerbit-penerbit kecil, khususnya di Jakarta dan Yogyakarta. Padahal sebenarnya, sejak akhir abad ke-19 penerbit alternatif sudah dimulai oleh warga keturunan Tionghoa dan peranakan Indo-Eropa. Mereka menerbitkan sekitar 3000-an judul buku, pamflet serta terbitan lainnya pasca-kemerdekaan. Pada waktu itu usaha penerbitan alternatif digagas guna melawan penjajah Belanda yang represif terhadap langkah-langkah perjuangan, selain juga menentang peraturan pemerintah tentang sensor tahun 1906. Sebagaimana diungkap Donny Anggoro (2004), penerbit alternatif pada masa itu juga berkeinginan melawan penerbit sebelumnya yang sudah mapan, di antaranya Balai Pustaka, yang dianggap telah berpihak pada kepentingan kekuasaan penjajahan Belanda. Dari sinilah kemudian muncul orang-orang pribumi (baca: bumiputra) yang kemudian tumbuh menjadi jurnalis sekaligus penerbit, di antaranya RM Tirtoadhisoerjo, Semaoen, Tjipto Mangoenkoesomo, Tan Malaka, Alimin. Sementara dari golongan sejarah berbalutkan karya fiksi lahir Marco Kartodikromo (1890-1935), seorang jurnalis cum aktivis revolusioner, dan juga Pramoedya Ananta Toer.

Sampai di sini, kita bisa menandai karakteristik penerbit alternatif yang paling menonjol baik pada masa penjajahan atau pada penujung 1990-an, yakni adanya semangat mendobrak mainstream wacana dengan produksi buku-buku dengan tema-tema yang berpeluang minim untuk diterbitkan karena kondisi politik yang tidak kondusif. Kini, pasca runtuhnya kekuasaan monolitik Orba, yang menandai dibukanya keran demokrasi dan kebebasan pers, penerbit alternatif seolah kehilangan gema. Sukar kita menemukan, penerbit non-commercial, demonstrating that ‘a basic concern for ideas, and not the concern for profit. Maka, kita patut bertanya, apa kabar, penerbit alternatif?

Sukar, bukan berarti tidak ada. Kalaupun sebagian besar penerbit alternatif, bahkan yang dulu begitu bangga menyebut dirinya penerbit idealis, sudah tak lagi beroprasi, atau telah berpindah jalur toh kita tak bisa menyalahkan. Yang terang, kita patut memberikan apresiasi kepada penerbit alternatif yang sampai sekarang masih bertahan (kalau memang masih ada), dan yang belakangan ini tumbuh. Sebab kita tahu, menerbitkan dan merawat penerbitan alternatif supaya tetap eksist bukan pekerjaan yang remeh.

Saya sendiri tak tahu apakah APA yang dideklarasikan enam tahun lalu itu masih berdiri atau tidak. Yang jelas, saya tak penah lagi mendengar dengungnya. Tetapi beberapa penerbit alternatif kecil yang baru-baru ini muncul, cukup membuat saya terharu bangga. Hanya bermodal semangat idealistik dan uang pas-pasan beberapa pegiat sastra-budaya di berbagai kota turut ambil bagian dalam memajukan negeri ini. Ambillah contoh beberapa buletin yang terbit berkala, seperti Rajakadal (Bandung), Pawon (Surakarta), Jurnal Sundih (Bali), Ben! (Yogyakarta). Para penggiat penerbit alternatif tersebut rela lembur, muter-muter cari sponsor dan iklan, merogoh kantong pribadi, dan bergelirya memasarkannya sendiri sampai ke pelosok-pelosok desa. Bahkan, Jurnal Cerpen Indonesia (Lembaga Kajian Kebudayaan AKAR Indonesia) yang kelihatannya mentereng itu konon diterbitkan dari uang hasil patungan para pengurusnya.

Loncatan Budaya

Sejak Ts’ai Lun menemukan kertas dan menyusul 4 abad kemudian Gutenberg menemukan mesin cetak kemajuan dunia semakin pesat. Belum matang negeri ini dengan budaya tulis-baca, sudah menyusul budaya elektronik. Kita kadang kagum dan gemetar dengan kemajuan dunia, khusunya dalam bidang teknologi informasi. Televisi dan internet sudah tak lagi asing di negeri yang masyarakatnya masih lebih senang bicara dan mendengar ketimabang menulis dan membaca ini. Globalisasi dan loncatan budaya yang terjadi seolah telah membuat masyarakat kita mengalami gegar budaya.

Joko Sumantri, Koordinator buletin Pawon, yang punya cita-cita menumbuhkan “Kota-kota Sastra” pernah menuturkan bahwa, buku-buku mahal diyakini telah mengulitkan akses kelompok ekonomi lemah guna mengakrabi karya sastra (baca: buku). Dengan menerbitkan media altenatif yang murah ia berharap akan bisa meningkatkan gairah membaca masyarakat. Karena itu, menurut saya, salah besar kalau menganggap penerbitan media alternatif sudah tak lagi diperlukan setelah keran kebebasan dibuka.

Jika penerbit alternatif pada masa penjajahan Belanda dan pada masa Orba bertujuan mendobrak mainstream wacana yang status quo, sekarang penerbit alternatif selain mewujudkan buku-buku murah, bahkan gratis, juga diarahkan untuk mengimbangi arus pasar. Sebab yang dijadikan alasan utama menerbitkan buku oleh para penerbit non alternatif kini bukan lagi karena buku itu bermutu, melainkan karena keinginan pasar. Dengan demikian, semakin banyaknya penerbit alternatif di negeri ini akan semakin baik. Apakah Anda mau menerbitkan media alternatif juga?

*) Jusuf AN, lahir di Wonosobo, 2 Mei 1984. Alumnus Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Guru MTs Negeri Wonosobo. Cerpennya tergabung dalam antologi bersama, Robingah Cintailah Aku (Grafindo, 2007), Jalan Menikung ke Bukit Timah (antologi cerpen TSI II, 2009), Puisinya dimuat dalam antologi: Kisah-Kisah Dari Tanah di Bawah Pelangi (2008) dan Antologi Pendhopo #5 (2008). Kumpulan Puisinya, Sebelum Kupu-kupu (2010) mendapat penghargaan dari Pusat Perbukuan. tulisannya dimuat di Majalah Sastra Horison, Jurnal Cerpen Indonesia, Majalah Femina, Majalah Anggun, Majalah Ummi, Suara Merdeka…

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir