Senin, 21 Maret 2011

Formalisme dan Simbolisme

Theresia Purbandini
Jurnal Nasional, 31 Agus 2008

BEN Sohib, penulis buku The Da Peci Code, mengatakan prosa Islami karya Hamka dan AA Navis mengandung nilai-nilai luhur, moral, etika yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam. Namun sebuah prosa bernapaskan Islam tak melulu hanya berisikan ajaran agama Islam secara simbolik. Selama mengandung nilai-nilai yang sepaham dengan ajaran Islam, maka sebuah prosa dapat saja dikatakan prosa islami.

Menurut Ben, Robohnya Surau Kami karya AA Navis mengandung nilai kemanusiaan yang kuat. Meperlihatkan hubungan antara sesama yang bersifat universal. Di dalam cerita, integritas seseorang yang akhirnya memutuskan bunuh diri dipersoalkan; ketika seorang alim yang taat beribadah bunuh diri, karena lalai dalam kehidupan duniawinya. Melalui prosa ini, kompleksitas moral disampaikan melalui metafora.

Ahmadun Yosi Herfanda, seorang sastrawan dan redaktur di sebuah koran nasional mengatakan, prosa islami lebih bersifat substansial, tidak banyak menceritakan adegan formal keagamaan namun mengedepankan nilai-nilai Islam. ”Melalui tema dan cara penyajiannya yang eksploratif, dapat dibedakan prosa mana yang disebut prosa islami. Nilai-nilai yang tertanam dalam ajaran agama Islam seperti kasih sayang, keadilan, kemanusiaan, merupakan pendekatan nonformal prosa-prosa islami,” paparnya.

Hal ini didukung oleh Jamal D Rahman, seorang sastrawan kelahiran Madura. “Karya-karya sastra yang banyak menggali nilai-nilai keislaman seperti budaya, tradisi, ajaran dan norma-norma yang sepaham dengan Islam dapat juga dikategorikan sebagai prosa islami secara simbolik.” Menurutnya lagi, nilai-nilai Islam tak hanya dapat didekati secara formal, juga simbolis. Muncul sebagai nilai-nilai yang secara umum mencerminkan spirit Islam. Secara substansial ia mengacu pada nilai-nilai Islam yang lebih abstrak.

Berangkat dari pemahaman sastra Islam melalui dua macam pendekatan. Formal, di mana pengungkapan jalan cerita dengan syariat-syariat agama Islam, nama-nama, bahasa, latar belakang budaya dan sebagainya. Juga pendekatan simbolik dan universal, menceritakan sisi lain kehidupan yang secara implisit mencerminkan ajaran dan nilai-nilai yang berhubungan dengan agama Islam.

Dari pergulatan kedaerahan

Bila ditelusuri ke masa silam, kebudayaan Melayu sangat berpengaruh terhadap kesinambungan perkembangan sastra islami di Indonesia. Sempat terjadinya pergeseran tematik ini sekitar abad ke-17 hingga ke-18. Tema yang sangat kuat mengalir menurut Jamal adalah ajaran tasawuf. Sastra sufistik yang dimunculkan oleh sastrawan seperti, Syeikh Hamzah Fansuri, Raja Ali Haji, Haji Hasan Mustafa dan masih banyak lainnya.

Kemudian berkembang pada abad ke-20 hingga tahun 1940-an, tema keislaman yang muncul seputar pergulatan dengan kedaerahan. Jamal mengungkapkan, ”Pergumulan Islam dengan tradisi lokal yang diperlihatkan melalui karya Hamka dan AA Navis, di mana persoalan keislaman di tengah-tengah masyarakat lokal tidak berjalan seimbang. Sehingga muncul ketegangan yang memisahkan dua aliran yakni, Islam Murni dengan Islam Kedaerahan — yang diadaptasi dari tradisi lokal,” katanya.

Belakangan ketegangan Islam antara dua kubu yang saling tarik menarik ini mulai ditinggalkan dalam sastra muktahir, sehingga mulailah hadirnya kecenderungan Islam secara formalistik yang lebih menonjol.

Beberapa kecenderungan secara formal lahir melalui karya sastra angkatan muda, diperkuat oleh fenomena Forum Lingkar Pena, seperti Habiburahman dengan karyanya Ayat-ayat Cinta (AAC) yang fenomenal hingga diangkat ke layar lebar dan menembus lebih dari tiga juta penonton yang ingin menyaksikan Fahri berpoligami.

Habibburahman atau biasa dipanggil Kang Abik hingga kini telah melahirkan enam novel. Selain Ayat-ayat Cinta, ia juga sudah menelurkan buku: Ketika Cinta Berbuah Surga, Di Atas Sajadah Cinta, Ketika Cinta Bertasbih Episode 1, Nyanyian Cinta, Ketika Derita Mengabadikan Cinta.

“Habibburahman berhasil menggambarkan latar sosial-budaya Timur Tengah dengan memandang pergaulan tokohnya secara islami dengan pendekatan secara formal, namun tetap menghadirkan konflik di dalamnya dengan perbedaan pandangan dengan agama lain antartokoh Islam sendiri serta dibumbui dengan cinta secara islami pula,” ungkap Ahmadun.

Pendekatan secara Islami dalam kisah AAC menurut Ahmadun, diceritakan melalui gaya berpacaran tidak secara vulgar tapi dengan ta’aruf, sebatas perkenalan antardua orang, saling memahami dan menyemangati masing-masing pihak hingga terjadi penyesuian diri menuju jenjang pernikahan.

Mengadaptasi perkembangan zaman

Senada dengan yang dungkapkan Ben Sohib, AAC dianggap sebagai novel islami yang kental dengan mengadaptasi perkembangan semangat zaman. Bisa dikatakan hal ini merupakan suatu strategi cara bertahan. Salah satu segmentasi pembaca sastra islami-remaja, dianggap dapat diidentifikasi sebagai salah satu target yang mengikuti arus perkembangan budaya yang pesat.

Jamal berpendapat, karya Habiburahman menjawab tema sastra remaja yang dapat diangkat secara menarik dan bisa dikaitkan dengan Islam. Hal ini dibuktikan dengan lanjutan gelombang fenomena jilbab yang sempat marak sekitar tahun 80-an.

Tak hanya Habiburachman yang membidik segmen remaja, karya-karya Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia sebagai komunitas Forum Lingkar Pena (FLP) juga mendapat tempat dihati para pembaca sastra Islam.

Diakui oleh para sastrawan ini, Helvy memiliki nilai kelas kesusastraan lebih tinggi daripada Ayat-ayat Cinta, karena ia juga membicarakan masalah relatif berat, misalnya penindasan, pergulatan sosial, peperangan, kewanitaan, tidak terlalu formalistik namun secara implisit, walaupun tak mengacu secara langsung terhadap Islam.

Agak sedikit berbeda dengan Asma Nadia yang cenderung lebih ringan (pop), yang lebih menarik untuk kalangan remaja. “Novel Asma merupakan novel fiksi pop islami, yang romantis namun disajikan dengan pendekatan secara Islam,” kata Ahmadun.

Lebih jauh menurut Jamal, “Kecenderungan penulis seperti Gus tf Sakai, Agus R Sarjono dan beberapa penulis lainnya yang tak pernah menyebut bahwa karya mereka islami, tapi justru kaya akan nilai-nilai Islam yang lebih substansial. Sayangnya kita terjebak dalam fenomena formal ketimbang simbolik,” jelasnya.

Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2008/08/oase-budaya-formalisme-dan-simbolisme.html

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir