Jumat, 21 Januari 2011

BELAJAR SASTRA LOKAL ALA SAIPI ANGIN

[Dari Sabrank Suparno, Fikri. MS sampai Wong Wing King]
Nurel Javissyarqi

Sudah beberapa hari ini aku berada di Jombang, padahal rencananya paling banter dua atau tiga hari. Beginilah keadaanku kala berkelana, seperti udara diterbangkan angin ke mana sesukanya, tiada lebih diriku sewaktu di rumah. Ku bebaskan alam pikir-kalbu mengikuti arus tak terlihat, sericikan ombak kehidupan berjuta jumlah, dan setiap partikel terkecil menentukan aura. Daun-daun, burung-burung, bergerombol awan bertumpuk-tumpuk kadang menipis sesuai tarian bayu berdendang, berdentaman ke dasar jiwa.

Mungkin kesukaanku pada dua perkara; membaca dan menulis; menyimak buku, peredaran alam, gerak hayati, lajuan bertumbuh pula kelayuan. Semuanya kurasai sebadan bersandaran ketenangan, belajar menggali ikhwal ribuan makna, membongkar batu-batu cadas pengertian. Aku jadi teringat para ibu pemukul batu-batu di Gunung Kidul, penjual kerupuk berjalan kaki, pedagang almari dengan pikulan kayu, doanya perbuatan. Menjajakan yang dibawanya dengan kembalian tak memaksa, hanya ketenangan rahayu teridam, sekehendak pada alam keabadian.

Pagi ini aku kembali bertepatan di rumah Sabrank, desa Dowong, Plosokerep, Sumobito, yang kesehariannya bekerja ke sawah, dia tak lebih pantulan jiwa revolusioner Emha Ainun Nadjib, tetangga desanya, Mentoro, Sumobito, Jombang. Sejak belia dia sudah kerap mendengar kata-kata Emha, atau malahan jarang membaca karya-karyanya, seperti murid belajar langsung. Ucapan Cak Nun, tak kurang sama di buku-bukunya yang dikemudian hari dijumpainya.

Sabrank Suparno, awal mula kukenal seorang pembaca cerkak (cerito cekak atau cerpen berbahasa Jawa) yang handal, seperti petuah-petuah orang dulu. Jiwa tuturnya tak sebentuk menggurui, tetapi dengan langgam penceritaan sindiran, paribasan, membuat orang terheran-heran. Jikalau melihat perbedaan insan jaman sekarang yang banyak melupakan kebudayaan leluhur, dialah salah satu penguri-uri budaya. Aku bersyukur, dia mulai merambah ke kancah susastra Indonesia, sehingga kita mengetahui jawilan-jawilan kecil bak mutiara keringatnya.

Kukira keberangkatannya menapaki jalan kepengarangan lewat cerkak, tumbuh sejiwa berontak disamping menta’ati tradisi. Atau berkehendak melapangkan keduanya, dalam menggenapi usia kehadiran pribadi sebagai manusia Jawa mengenali bahasa Indonesia. Di lihat tulisannya makin membeludak, sedang buku-buku perpustakaan pribadinya tidak seberapa, atau bisa dikata lebih banyak baca realitas; bencah kebijakan, hijau pepadian perkaya pikiran, hujan lebat kegalauan menentukan pilihan tahap penelitannya, mendung bergayuh harapan kelam. Namun ada secercah cahaya di sela-sela gemawan, matahari keyakinan diberangkatkan dari kemauan, hasrat tak ingin tertinggal dari jauh.

Entah apa dipikir mengenai alam penulisan, kemungkinan bukan ketenaran, apalagi kekayakan, tidak. Dia telah berkelana ke pulau dewata Bali hingga plosok-plosoknya, Madura, dan dataran tanah Jawa sudah dihatamkannya. Mungkin segenap jiwa-raganya dipersembahkan demi nilai-nilai adiluhung terserap, sekaligus menyerap jati dirinya tetap kokoh di bumi kelahiran, sejauh kalimatnya mampu meresapi kalbu pembaca.

Sabrank sekadar lulusan Aliyah setingkat SMA, maka sangat memalukan, jika ada mahasiswa kurang bisa menulis. Alam pendidikan kelak benar-benar menuju titik kehancuran, kalau tidak pandai mengamalkan segenap keilmuannya, hanya berpelesiran dari desa ke kota, adu gengsi gagah-gagahan, atau hanya mampu mengadopsi teori pula mazhab aliran dari negeri jauh yang jelas tidak dapat mengakar di bumi Nusantara.
***

Minimal beberapa hari ini di Jombang, aku coba meresapi pelbagai kemungkinan ke depan; pertama membakar gairah kawan Fikri MS., kelahiran Muara Enim, Sumatera Selatan, 12 November 1982 yang lulus kuliah di STKIP Jombang, yang bertemu dengannya di malam pementasan teater bertajuk “Elegi Sebuah Negeri.” Serta memberi usulan spasi pada nama cerpenis Wong Wing King, kelahiran Jombang jebolan UNDAR.
***

Penyair Fikri. MS yang aktif di teater, menceritakan hari-harinya disibukkan kegiatan komunitas, sehingga sedikit waktu luang berkarya tulis, meski berbakat kesastrawian. Semoga sekembalinya dari Jawa, ada ruang-waktu khusyuk mengudar segenap pengalamannya demi dibentuk gugusan karya, berangkat dari realitas ditempa bacaanya. Setidaknya ia sudah menancapkan ruh semangat di Komunitas Sanggar Teater Gendhing di Muara Enim, yang digagas bersama kawan-kawannya semenjak 18 Agustus 2008 sampai sekarang menggeliat. Tampangnya, mengingatkan aku pada kawan Marhaliam Zaini asal Riau, yang berkacamata penuh selidik memandangi atau membaca para pendahulu demi ditumpahkan dalam karya yang menyatu sejiwa-raga, seperti percampuran ruh di ubun-ubun seniman.
***

Cerpenis Wong Wing King yang sebelumnya membentuk Sanggar Sinau Lentera, kini jadi Lentera Sastra Sepuluh. Juga menggagas Komunitas Teater Sanggar Seni Mentari Indonesia, dalam lingkungan UNDAR. Sosoknya malu-malu tapi haus belajar disamping dirinya pengajar, sehingga ringanlah kakinya melangkah, menambah wawasan di manapun dalam jangkauannya. Namanya mengingatkan aku pada buku “Pelita Hidup” disusun Moerthiko, penerbit Sekretariat Empeh Wong Kam Fu tahun 1979, yang diprakatai Empeh Wong Kam Fu sendiri. Lagian tidak keliru, Wong Wing King (dalam bahasa Jawa bermakna Orang di Belakang) pula berdarah turun Cina atas silsilah dari Kediri.
***

Malam itu di kampus AMIK Jombang, digelar acara rutin setiap tanggal 10an pengajian sastra, yang membedah salah satu cerpennya. Lantas diriku teringat rutinitas dulu di Lamongan, yang rutin pula menampik tulisanku untuk dibedah, sampai jadi buku. Hanya satu esai yang dibahas pun sebatas permukaan, padahal sudah kufotokopi di setiap acara bulanan. Entah imbas apalah, acaranya tidak berjalan lancar hingga lima tahun dari sekarang, dan sepertinya mulai diaktifkan kembali, mungkin juga tak lama.
***

Acara di AMIK tidak tampak bebentuk senioritas, sehingga memudahkan bertukar pengalaman, maka diriku tak segan mengajukan usul agar bulan depan karyaku dibahasa, dan aku bersyukur diterima dengan tangan terbuka. Ya, semoga ajek menimba keilmuan di Jombang, meski jarak Lamongan-Jombang lumayan membuat pegal, tapi kukira ini baik daripada membaca-menulis dalam kamar sedirian, yang menimbulkan minimnya kontrol. Setidaknya, atas bacaan kawan-kawan, kelak beberapa kekurangan akan terketahui atau guna ditambal di dalam perevisian.
***

Gejala kemandekan acara rutin kegiatan sastra biasanya tak ditopang penambahan bacaan para peserta, maka berputar itu-itu saja kajiannya dari waktu sudah-sudah. Rupa-rupa ini barangkali berasal sikap kegantengan, tapi dalam pancapain keilmuan tidak tampak peningkatan, biasanya sebagai gong penutup seolah berbijak rasa menampung jalannya diskusi. Padahal kedatangan para peserta diniatkan menimba keilmuan saling mengisi, bukan adu mulut tanpa referensi.

Sangat disayangkan, jika para pelaku sastra di Lamongan tidak terus sinahu, tapi masih suka disebut-sebut, apalagi bangga dimasukkan dalam antologi Jawa Timur, tapi tak mencerminkan tanjakan, padahal usia terus bertambah. Kukira ajaran ini masih patut didengungkan; “mencari ilmu sampai ke liang lahat.” Namun aku bersyukur, masih ada beberapa yang mau berdiskusi sepadan, meski di waktu-waktu kebetulan; Rodli TL., Imamuddin SA, Agus B. Harianto, dan Denny Mizhar, AS. Sumbawi sepulang dari Malang, Haris Del Hakim dari Surabaya. Sehingga mengurangi kecelakaan pula kebelusuknya tilikan tengah terbangun diatas masing-masing, yang diharapkan paparan terkemuka melalui jalan lurus mencerahkan.

Bulan Januari 2011.
http://sastra-indonesia.com/2011/01/belajar-sastra-lokal-ala-saipi-angin/

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir