Kamis, 25 Maret 2010

GETIR CINTA; TERHALANG BALAS BUDI

Judul : ZALZALAH:Biarkan Cinta pada Akhirnya
Penulis : Masdhar Z
Penerbit : Semesta (Kelompok Pro-U Media), Yogyakarta
Tahun Terbit : 2009
Tebal : 325 Hlm
Peresensi : Denny Mizhar*
http://www.sastra-indonesia.com/

Perkembangan sastra relegius yang mengangkat tema agama ataupun hanya latar agama mengejala ketika novel ayat-ayat cinta beredar. Dibarengi dengan banyak munculnya penulis-penulis lahir dari pesantren, mereka banyak mengungkap pengalaman atas realitas yang di diaminya untuk diungkapkan dalam bentuk fiksi. Entah kisah sebuah semangat akan masa depan, atau hanya sekedar kisah cinta.

Begitu halnya novel yang ditulis oleh Masdar penulis yang beraktivitas di kota Malang, mengangkat latar pesantren dengan segala kehidupannya. Zalzalah sebuah novel yang mengajak pembaca menelisik kehidupan pesantren dari makan, tidur, pola pendidikan, serta ibadah-ibadah yang ada.

Bermula dari kisah Milati seorang gadis muda telah lama hidup dipesantren yang sekaligus panti asuhan. Melati adalah yatim piatu sejak kecil hidup dalam pesantren tersebut hingga dia mengabdikan diri pada yayasan yang telah membesarkannya. Sama halnya dengan Syaqib sahabat Milati dipesantren tersebut. Milati dan Syaqib sangat dekat, mereka berdua sama-sama mengerti kebiasaannya. Tetapi kehidupan pesantren yang mengedepankan ajaran Agama Islam, siapapun yang bukan mukhrim tidak boleh melebihi batas dalam bergaul (h.19). Melati dan Syaqib mendapat teguran hingga mereka membuat jarak diantaranya akhirnya.

Kisah dalam Novel Zalzalah ini menarik ketika kedatangan anak pengasuh pesantern dari studinya di Yaman. Pemuda yang tampan menggegerkan penghuni pesantren terutama santri perempuan yang beranjak dewasa serta para ustad yang masih belum punya pasangan. Beruntunglah Milati karena kedekatannya dengan pemilik pesantren hingga dia diajak menjemput anaknya dari bandara. Semua bertanya pada Milati bagaimana anak laki-laki Kyai pemilik pesantren tersebut.

Syaqib yang menaruh hati sejak awal pada Milati merasa tersingkirkan dalam hidup Milati. Walaupun Milati masih manganggap sahabat. Misas nama anak Kyai pemilik pesantren tersebut juga lama kelamaan menaruh hati pada Milati. Dengan gaya kehidupan pesantren Masdar mengemas kisah penaklukan Misas pada Milati. Melewati surat Misas mengunkapkan rasa hatinya pada Milati.

Seakan kita dibawah pada kisah cinta tempo dulu, surat adalah media menarik untuk saling bertukar perasaan. Syaqib sahabat Milati yang menaruh hati padanya semakin gusar atas perasaanya. Apalagi ketika Misas menitipkan surat untuk Milati padanya. Tak mampu melakukan dia pun menitipkannya kembali pada tukang masak di pesantren tersebut (h.93). Hal yang biasa kita temui dalam pesantren jika saling titip menitip surat dan sembunyi-sembunyi agar tak ketahuaan Kyainya. Walaupun Misas adalah anak Kyai dia tidak berani mengungkap terang-terangan persaannya tersebut.

Dengan sedikit dibubuhi narasi-narasi puitis Novel ini mengajak bermain-main keromantisan perasaan cinta dua anak manusia. Masdar mengajak pembacanya untuk menunggu dan terus menunggu bagaimana kelanjutan kisah Milati dan Misas.

Hingga pada suatu hari Misas terpukul atas perjodohan yang dilakukan oleh abahnya yakni meminang putrid Kyai Syafi’ dari Kediri. Begitupun Milati merasa terpukul atas rencana yang dilakukan oleh Kyainya yang sejak kecil mengasuh dirinya hingga tumbuh besar dan mengerti sedikit banyak tentang agama. Ketabahan tampak dari Milati walupun rasa cinta yang menderuh tertahan akibat sebuah balas budi yang dilakukan oleh Kyainya (h.139).

Kadang kita merasa bahwa balas budi tidak bisa dirupakan dengan apapun, sama dengan kita menolong orang yang telah menolong kita. Apapun yang kita punya akan kita berikan semua. Sakit hati terabaikan, rasa sungkan mengambang. Hal tersebut yang dialami oleh Milati.

Dalam Novel ini tokoh Milati harus rela berbohong demi balas budi dan menyenangkan orang yang menolongnya, ia mengorbankan cintanya. Sampailah pernikahan Misas dengan Hurin seorang gadis buta tetapi tidak kalah dengan Gadis normal untuk pemahaman agama dan hafalan al-quran. Tidak heran jika pesantren memiliki tardisi untuk jodoh menjodohkan. Di sinilah awal Gunjangan hati yang disebut Zalzalah oleh Masdar bermula.

Penulis tetap membawa pada rasa penasaran atas rasa cinta dua anak manusia yang mengelora antara Misas dan Milati. Di guncang-guncang terus dengan puisi-puisi yang juga banyak berserak dalam novel tersebut, serta surat-surat cinta yang romantis. Menguras air mata, menstimulus detak jantung, menguapkan kesediaan.Hingga akhirnya berujung pada maut yang tidak terkendaki melengkapi kata zalzala sebagai kisah penutup atas terjadinya gempa di Jogja dengan kematian Milati yang membawa cinta Misas. Cinta sejati, mungkin itu yang diharapkan oleh Milati hingga dia banyak mengorbankan diri, serta balas budi yang menjadikan ia menderita.

Novel Zalzalah: biarkan cinta pada akhirnya, banyak memberi refrensi dialek-dialek bahasa arab serta bahasa daerah dengan catatan kaki sebagi penuntun pembaca untuk mengerti arti dari dialek-dialek tersebut. Pesantren di daerah Nganjuk, Kediri serta Jombang terpotret dalam latar novel karya Masdar misalnya Pondok pesantren Nurul huda Pare, Lirboyo Kediri, Pondok Tebu Ireng Jombang, Pesantren Ilmu Al-Quran Malang. Tidak ketinggalan puisi-puisi juga menyapa pembaca getir, senang, sedih dimunculkan menjadi pemanis jalan cerita (h.291). Sebagai teman santai sambil mengingat kisah cinta masa lalu bagi alumni pesantren, serta sedikit pengetahuan tentang pesantren bagi yang tidak pernah menyinggahinya, Novel Zalzalah menarik untuk dibaca. Selamat Membaca.

*) Koordinator Divisi Pengkajian Sastra-Budaya Center For Relegiuos and Social Studies (ReSIST) Malang, Pegiat Komunitas Sastra-Budaya Lembah Ibarat Malang, Pegiat MOZAIK Comunity Malang.

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir