Sabtu, 06 Desember 2008

BELAJAR MENULIS DARI BERTRAND RUSSEL

Sutejo*
http://thereogpublishing.blogspot.com/

Dalam buku Menulis itu Indah (Jendela, 2002) memuat tulisan Bertrand Russel dengan judul Bagaimana Saya Menulis (hal. 8-20). Belajar menulis atau sukses menulis orang lain (terlebih ia sastrawan dunia) dapatlah dipelajari pribadi, kiat, dan tips-nya dalam menulis. Bagaimana rahasia Russel?

Akuan berikut sebagai payung renung untuk memasuki dunia menulis yang luas: (a) ia tidak tahu bagaimana menulis yang baik, (b) sampai usia 21 tahun ia mengikuti gaya John Stuart Mill, (c) pada usia 21 tahun itu pula ia berkeyakinan bahwa menulis adalah meniru teknik para “dewa menulis” (Flaubert dan Walter Fater), (d) menemukan kekeliruan dalam satu aspek ia menuliskan kembali secara keseluruhan, (e) dia menemukan cara menulis secara bertahap, (f) belajar dari kesalahan, (g) apa yang ia tulis adalah yang ia yakini sebagai wahyu, (h) memanfaatkan pengalaman ovantour (berpetualang), (i) peniruan terhadap karya orang lain merupakan sesuatu yang berbahaya, (j) semua gaya bagus manakala mencerminkan kedalaman ekspresi kedalaman penulisnya, dan (k) dia punya tiga saran menulis yang diambil dari Pearsall Smith (iparnya).

Lain ladang lain pula tanamannya, begitulah barangkali yang pertama-tama dapat dimaknai dari pengalaman Russel. Seorang penulis dunia, ternyata begitu mempraktekkan pesan orang lain. Pesan penting yang dia lakukan adalah tiga saran dari iparnya (a) jangan menggunakan kalimat yang panjang jika kalimat pendek bisa dipakai, (b) jika ingin membuat pernyataan berisi beragam kualifikasi, taruhlah kualifikasi itu ke dalam kalimat terpisah, dan (c) jangan biarkan anak kalimat membaca pembaca pada dugaan yang bertentangan dengan akhir kalimat kita. Wah, pesan ini seperti seorang guru bahasa Indonesia saja.

Tapi begitulah, memang, jika kita jujur bidang apa pun, kemampuan menuangkan pikiran merupakan kemutlakan. Hanya orang yang pongah dan menganggap tidak penting bahasalah yang bilang begitu. Dalam amatan saya, ada dua hal yang dapat diterapkan dalam semua bidang (a) keunggulan kemampuan berpikir, dan (b) kemampaun membaca dan menulis.

Tiga saran dari ipar Russel itu, sesungguhnya dapat disederhanakan begini. Buatlah kalimat dalam tulisan pendek-pendek saja, sebab kecenderungan kalimat panjang berpotensi salah lebih besar, karena itu berpengaruh pada makna. Tiga saran itu, karenanya, menyarankan agar kita berhati-hati dalam membuat kalimat panjang baik itu bersifat kualifikatif maupun kalimat turunan. Untuk itu, jika Anda memasuki praksis kepenulisan mutlak bersentuhan dengan “aturan” ini.

Kedua, tidak usah berpikir tentang karya yang baik, pokoknya berkaryalah. Sebagaimana akuan Russel dalam perjalanan panjang kepenulisannya pun tidak paham bagaimana karya yang baik. Biarkan penilaian menjadi hak prerogatif pembaca, dan biarkan Anda tidak terusik oleh komentar pembaca. Ingat pengalaman Langit Kresna Hariadi ketika menuliskan 5 novel Gajahmada begitu banyak kritik berkaitan dengan data sejarah. “Biarkan anjing menggonggong kafilah (menulis) tetap berlari”. Bukankah novel Gajahmada kemudian bestseller padahal sebelumnya nyaris tidak ada penerbit yang sanggup menerbitkannya.

Flaubert, Walter Fater, dan John Stuar Mill menyebut ketiganya guru, “dewa-dewa”. Belajar dari gaya orang lain. Meskipun akhirnya dia berpesan meniru gaya orang lain hakikatnya berbahaya. Akuan ini menerbitkan pembelajaran begini: (i) meniru gaya orang lain menghilangkan kreativitas unik seorang penulis, dan (ii) jika tidak hati-hati kita akan terjebak pada pola orang lain padahal kepenulisan adalah keunikan-keunikan individu yang menarik untuk difasilitasi. Bolehlah, Anda meniru gaya orang lain, hal ini semata-mata untuk membuat alir kata kalimat lancar dan cepat, tetapi pada titik tertentu “tugu kepenulisan” Anda penting untuk didirikan.

Dalam proses menulis, setelah meniru gaya orang lain kita akan menemukan cara menulis “yang cocok” secara bertahap sekaligus menemukan kesalahan. Belajar dari kesalahan adalah kearifan berilmu. Meskipun ilmu menulis banyak tetapi tak jarang orang justru terjebak teori dan sama sekali tidak melangkah. Dosen menulis banyak tetapi karya tulis seringkali jiplak. Kesalahan dalam menulis adalah wajar, dan sebagaimana Russel, hal itu ditemukan setelah sekian lama menulis. Aib? Tentu bukan justru sebaliknya akan melahirkan kearifan dalam kepenulisan. Di sinilah, Russel sampai pada akuannya, “Aku menemukan tahap menulis itu secara bertahap.” Sebuah mutiara kejujuran yang menggerakkan siapa pun kita yang akan masuk lorong dan gua kepenulisan.

Selanjutnya, bahwa menulis itu diyakini sebagai wahyu. Ungkapan berlebihan? Tidak. Larik itu sesungguhnya bermakna begini, bahwa proses kepenulisan itu berlangsung pada saat tertentu, mooding, trans. Artinya, tidak sembarang waktu kita dapat melakukannya. Tetapi, semuanya tergantung situasi bawah sadar yang menggerakkan itu. Untuk inilah, maka jika kita ingin mengembangkan kepenulisan kondisi mood ini layak untuk dirindu dan disyukuri. Sebab, tidak semua orang mengalami dan menemukan sembarang waktu. Kegelisahan mendalam dan keinginan untuk mengungkapkan adalah pintu mooding itu.

Akhirnya, apa yang terpenting dalam menulis? Apa pun gaya yang kita pilih, yang terpenting adalah bagaimana tulisan itu dapat mencerminkan ekspresi terdalam kejiwaan dan kepribadian kita sebagai penulis. Petualangan Russel ketika menulis The Free man’s Worship adalah buah petualangan yang lama di Cumbridge hingga di Roma Italia. Saat advontur itulah dia merasakan kondisi trance, sesak, sebuah kenikmatan dunia imajinasi berbingkai realitas.

Dengan demikian, berguru pada pengalaman Bertrand Russel, tentu kita memasuki padang kejujuran tanpa batas, ruang-ruang kearifan tanpa sekat. Bukankah belajar (apa pun itu) hakikatnya proses. Dan di balik pengalaman proses kreatif Russel kita menemuakan proses, kesalahan, dan kearifan lain menarik dan memantik. Berpikir terbuka, kacamata insklusif, adalah modal lain dalam belajar dari sukses orang lain. Setuju?
***

*) Pernah dimuat di Ponorogo Pos

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir