Sigit Susanto
Sejarah bangsa Cekoslowakia berawal sejak abad ke 4 SM.
Banyak pendatang dari suku Boiern, dalam bahasa Latin "Bohemia", ke
dalam bahasa Jerman menjadi "Böhmen". Pada abad ke 9, atas keinginan
raja bangsa Slawia ini tidak lagi menggunakan nama Bohemia, namun nama "negara-negara
Ceko" yang meliputi wilayah; Böhmen, Mähren, dan Schlesien. Abad ke 12
mulai dibenahi perekonomian negara. Abad ke 13, mulai masuk pendatang Jerman mencari
pekerjaan dan berbaur menjadi satu dengan bangsa Cekoslowakia di bawah raja
Ottokar II, raja Ottokar II meninggal di medan perang melawan raja Rudolf dari
Habsburger. Kekuasaan di ganti oleh raja Johann von Luxemburg. Pada tahun 1355,
berkuasa raja Karl IV dari kerajaan Romawi. Praha menjadi ibu kota kekaisaran
Romawi. Istana raja berpindah ke bangunan megah berarsitek gotik. Nama raja
Karl diabadikan hingga kini sebagai nama sebuah Universitas Karl pertama di
Eropa tengah. Penerus raja Karl IV adalah anaknya bernama Wenzel IV, namun
warisan tahtanya tak bertahan lama akibat datangnya wabah penyakit pes dan
pertentangan antara kelompok bangsawan dan pendeta berakhir dengan pecahnya
revolusi berdarah. Para bangsawan Romawi dan pengikut yang murtad tak bisa
bersatu lagi. Atas kemenangan pasukan Osmania/Turki, di buat perjanjian, bahwa
wilayah Cekoslowakia tahun 1526 di bawah kekuasaan raja Ferdinand I dari
Habsburger. Tahun 1618 terjadi peperangan selama 30 tahun antara bangsawan
berhaluan Nasional-Protestan dengan Katholik. Abad 17 dari kekaisaran Wina di
mulai pendirian negara Eropa tengah dan abad 18 mulai terjadi industrialisasi.
Di bawah Maria Theresia, di Böhmen banyak berdiri bangunan berarsitek barok
yang megah. Tahun 1848 meletus revolusi di Eropa, konflik memuncak dari negara
ke negara lain bervariasi. Tahun 1918 pertama kali lahir republik Cekoslowakia
dengan presiden Tomàs Garrigue Masaryk, namun kelompok masyarakat Jerman tidak
menyambutnya dengan gembira. Tahun 1935 dari kelompok warga Jerman, Konrad
Henlein mendirikan partai Sudetendeutsche yang berhasil gemilang dalam
parlemen. Tahun 1938 presiden Edvard Benes di desak kekuatan barat (Inggris,
Perancis dan Itali) agar menyerahkan wilayahnya di perbatasan yang di tempati
warga Jerman kepada kerajaan Jerman. Tahun 1939 Josef Tiso, politikus fasis
Slowakia memproklamirkan; kemerdekaan, kesamaan bersama Hitler. Sementara
presiden Benes ber exil di London mendapat pengakuan dari sekutu untuk memimpin
pemerintah kembali di Cekoslowakia, setelah Soyiet dan Amerika berunding.
Kronologi Politik dari Sistem Komunis ke Sistem Demokrasi
Sejak tahun 1989 hingga kematiannya tahun 1992, Alexander
Dubcek sebagai presiden parlemen Praha. Dia bukan sebagai pencetus gejolak
musim semi di Praha, tapi dia adalah sebagai pahlawan Revolusi Damai (Samtene
Revolution), yang mengantarkannya sebagai presiden. Lebih baik lagi, tampaknya
tak bisa, bagaimana sebuah wajah sosialis di ramu dengan demokrasi, tentu
bukanlah sebuah model negara yang sudah biasa bergelora jiwa patriotisnya.
Peristiwa musim semi di Praha berhubungan erat antara 5 Januari dan 21 Agustus
1968. Era dimana Alexander Dubcek pertama kali dipilih sebagai sekretaris
Partai Komunis Cekoslowakia (KPC), yang bergema pada saudara kandung
negara-negara lainnya. Kemelut jiwa musim semi itu sudah dimulai dari kunjungan
sekretaris jenderal Kruschow dari Rusia tahun 1956 pada acara sidang partai,
yang memberi tahu tentang kepemimpinan Stalin yang menjurus ke
sewenang-wenangan, sejak itu sudah ada pemikiran seluruh negara-negara Blok
Timur mulai berpikir ke arah sebuah sistem demokrasi. Sebelum itu juga sudah
ada pemikiran membentuk sistem demokrasi di Cekoslowakia dimulai antara era
perang tahun 1945 dan 1948. Dimana perburuhan menjadi titik pangkal
pembangunan. Prinsip Ketergantungan dengan pimpinan partai komunis (KP) harus
dihindarkan banyak orang berharap agar supaya berorientasi pada kepentingan
penduduk. Partai Komunis (KP) bertanggung jawab pada penyalah gunaan wewenang
di tahun 1950-an. Korban sistem pemerintah Stalin telah berhasil di perbaiki,
juga tak diadakan sistem kontrol lagi. Sejak bulan Maret, di Cekoslowakia telah
dinyatakan Bebas Pers. Masyarakat dan pihak asing menyambut dengan antusias.
Kendala bagi partai; pandangan resminya menjadi kaku hanya dari partai, yang
harus mempertanggung jawabkan, perkecualian pada oposisi di parlemen, terus saja
KP bermaksud menuju liberalisasi, juga dari lawan-lawannya dalam merancang
bentuk sistem. Salah satu contohnya adalah dalam perkembangan manifesto 2000
Kata, setelah kembali ke dalam sistem multi partai. Namun reformasi komunis
sendiri tidak siap, karena landasan sistem masyarakat sosialis menjadi
dipertanyakan lagi.
Perlawanan Pasif
Perombakan itu membuat takut negara-negara sosialis
lainnya. Pada bulan Januari 1968, KPdSU pertama kali membahas tentang
perkembangan negara-negara sosialis tetangganya. Dubeck berpidato pada sidang
tahun ke 20 atas perpindahan kekuasaan KPC yang di tunjukkan sebagai
Konter-Revolusi.
Pertemuan antara pemimpin KPC dan perwakilan
negara-negara blok timur membuktikan bila telah terjadi jenjang waktu
perkembangan. Para reformis menuntut pada penyelesaian mata uang, mereka
benar-benar menohok telinga yang tuli. Hasilnya pada bulan Juni dilakukan
manuver di tubuh CSSR, bahwa pada 21 Agustus mendapatkan 300.000 tentara,
sebagai Bantuan Seruan dari kepercayaan kamunis Ceko terhadap Moskow. Akhirnya
dimana-mana banyak tentara, namun secara politik tak berpengaruh. Pemimpin
Soviet tidak mempertimbangkan bantuan yang lebih luas bagi masyarakat untuk
Dubcek, para penentang yang tak berbahaya itu, justru tak membuat keselamatan
tentara. Pertama Moskow Mendikte dengan berhasil agar Kemelut Musim Semi di
Praha segera diakhiri: masalah tindak kekerasan di ibu kota Soviet, pemimpin
Ceko harusnya bisa menerangkan, Kegiatan organisasi-organisasi anti sosialis
yang berkaitan dengan perintah bertindak untuk memperkuat aturan partai. Ketika
Dubcek kembali dari Moskow dan mulai berpidato, dia tak bisa menahan tetesan
air matanya. Satu sisi dia gembira, pada sisi lain mendapatkan kesulitan
sebagai seorang politikus terhadap nasib bangsa Ceko yang mengalami kekalahan
pada hari ini hingga 30 tahun yang akan datang. Pertama, keberhasilan revolusi
damai menuntut pembaruan dan menggeser Alexander Dubcek.
Pada 29 September 1938 diadakan perjanjian diplomatik
antara Hitler, Mussolini, Chamberlain dan Daladier. Diperoleh persetujuan bila
Ceko tidak mau menjadi anggota kekuasaan Jerman di bawah nasional sosialis,
akan tetapi setengah tahun kemudian, tepatnya pada 15 Maret 1939, Hitler
menanda tangani sebuah perjanjian bahwa Jerman akan menjadi pelindung dari dua
daerah Böhmen dan Mähren, sementara Slowakia juga minta menjadi negara yang dilindungi
dalam kapasitas yang terbatas dari tentara Hitler. Secara de facto negara
republik Cekoslowakia sudah tak ada lagi. Di London Edvard Benes menyusun
pemerintahan provisoris, pada tahun 1943 dia meminta dukungan Stalin untuk
membangun pemerintahnya di dekat perbatasan.
Pada era perang dunia kedua, kekejaman Jerman dibawah
partai nasional sosialis membuat banyak bangsa menjadi korban. Reinhard
Heydrich sebagai perwakilan partai nasional sosialis Hitler di Ceko menjadi
sasaran pembunuhan pada 26 Mei 1942. Pada 5 Mei 1945 bangsa Ceko di Praha
melawan tentara Hitler yang mendapat sokongan dari Soviet. Lebih dari 30.000
warga Ceko dan Slowakia menjadi korban pembantaian Hitler. Sekitar 200.000
warga Ceko, Slowakia dan Yahudi-Jerman kedapatan meninggal di bunuh di tempat
penampungan kota Theresien.
Antara tahun 1945 - 1948, di Slowakia timur Edvard Benes
berhasil mendirikan sebuah kabinet komunis yang kembali ke negara Cekoslowakia.
Bulan berikutnya telah diputuskan sebuah resolusi oleh sekutu terhadap pengusiran
- yang mencapai 2,3 Juta jiwa tentara Jerman, hanya sekitar 100.000 yang
diizinkan tinggal. Partai komunis dalam pemilu tahun 1946 memperoleh 43,3%,
yang merupakan partai terkuat. Pelaksanaan pemerintahnya mengikuti aturan dari
Soviet. Pada Februari 1948 dipilihlah presidennya Edvard Benes, namun di bulan
Mei dia harus meletakkan jabatan, untuk memperbaharui pemerintahan dan
mengangkat Klement Gottwald sebagai perdana menteri.
Antara tahun 1948 - 1960, tepatnya pada 9 Mei 1948 bangsa
Cekoslowakia memproklamirkan diri menjadi Republik Rakyat Demokrat Bersatu
dimana kekuasaan pemerintahan ada di tangan Partai Komunis Cekoslowakia (KPC).
Sektor industri menjadi tumpuhannya dan dimiliki oleh negara, pada tahun-tahun
berikutnya seluruh kekayaan ladang pertanian di kumpulkan dan dikuasai oleh
negara. Setelah pemerintahan ini berjalan dan juga menaklukkan musuh
politiknya, pada tahun 50-an mengalami penyimpangan sendiri dan
berangsur-angsur menjadi lemah.
Antara tahun 1960 - 1968, pada tahun 1960 terjadi perubahan
undang-undang negara, yang awalnya bernama republik rakyat sosialis menjadi
nama baru Republik Sosialis Cekoslowakia (CSSR). Akhirnya rakyat membenahi
kehidupan dengan semangat yang dipilihnya sendiri memakai bentuk sosialisme.
Meskipun demikian, semua kekuatan pertanian telah dioptimalkan tetap saja tidak
memadai, juga telah dibantu dengan reformasi pada sistem ekonomi dari Ota Sik,-
agar supaya tingkat kehidupan standar bisa bertahan. Ketidak puasan pada sektor
ekonomi meledak bersama-sama dengan keputusasaan, bahwa pencapaian Sebuah
Manusia Sosialis Baru menjadi sebuah utopi belaka.
Gejolak musim semi di Praha tak terhindarkan, kritik yang
ditujukan kepada fungsionaris generasi lama dan penolakan terhadap doktrinasi
yang menjurus pada pelaksanaan pemilu tahun 1968, dan berhasil dipilih
Alexander Dubcek, yang dikenal mempunyai kepribadian yang kuat sebagai ketua
sekretaris jenderal KPC, yang mempropagandakan sebuah Wajah Sosialisme Dengan
Kemanusiaan dengan sikap yang longgar terhadap ketergantungan pada Uni Soviet.
Tak berapa lama lagi, terjadi krisis di masyarakat terhadap kelesuan politik.
Dubcek berkeras kepala pada prinsipnya sendiri, sehingga
Moskow bersikap melawan dia, dan toleransi tak ada lagi. Pada 20 dan 21 Agustus
1968, mobil tanks dari pakta Warsawa tiba di Cekoslowakia. Presiden Ludvik
Svoboda bersama dengan Alexander Dubcek berkunjung ke Moskow, dan tunduk
menghormat kepada penguasa Kremlin: Reformasi dimulai lagi, partai dibersihkan
dari kelesuan dan pada April 1969 Dubcek diganti oleh Gustav Husak orang yang
terpercaya di partai, yang kemudian tahun 1975 diangkat sebagai presiden.
Kehidupan politik dan bangsa di Cekoslowakia menuntut perjuangan terus menerus.
Hasil dari undang-undang politik negara yang diilhami
dari gejolak musim semi di Praha tetap dipertahankan. Hanya administrasi
Republik yang sentralis dijadikan sebuah federasi dari negara bagian Ceko dan
Slowakia yang menghendaki pemerintahan dan parlemen sendiri.
Kebijakan politik luar negeri selalu merujuk ke CSSR,
terus menghangat: pada 11 Desember 1973, di Praha telah diadakan penanda
tanganan sebuah perjanjian kerja sama antara pemerintah Jerman dan CSSR, yang
sekaligus menjelaskan kembali pada perjanjian Münchener tahun 1938 yang tidak
jelas, atas korban tindak kekerasan Hitler dan membuat sebuah kerja sama baru.
Perubahan Politik dan Berpisahnya Ceko dan Slowakia
Dengan besar hati berdasar dokumen akhir dari Helsinki
pada 1 Januari 1977 sebuah kelompok yang mengatas namakan hak-hak rakyat yang
diwakili oleh seorang sastrawan Vàclav Havel menuntut dengan ditegakkannya
Charta 77, utamanya pada hak kebebasan berpendapat harus mendapat perlindungan.
Penanda tanganan Charta 77 pada waktu selanjutnya mendapat balasan penganiayaan
dan dikesampingkan oleh pihak penguasa.
Politik Michail Gorbatschow menganggap pemimpin di
Cekoslowakia tak ada yang istimewa. Setelah para demonstran mengkritik dengan
brutal pada rezim berkuasa, di tambah lagi dengan langkah dibukanya Hongaria
dan pendudukan para pengungsi atas kedutaan besar DDR,- pada 19 November 1989
Vàclav Havel mendirikan forum rakyat, sebagai corong gerakan demokrasi. Dengan
demonstrasi massal dan tekanan pada mogok secara umum membuat para pemimpin
Partai Komunis tak bisa bertahan lagi: pada 9 Desember 1989, di bentuklah Persetujuan
Pemerintah Nasional dimana anggota dari komunis merupakan bagian terkecil.
Setelah Gustav Husàk lengser, segera dipilih presiden baru pada 29 Desember
1989 - tanpa pertumpahan darah, agar supaya negara komunis itu menyerah pada
Revolusi Damai (Samtene Revolution).
Melalui pemilihan parlemen yang bebas pada 8 Juni 1990
terbentuklah gerakan pejuang hak-hak rakyat baik di republik Ceko maupun di
republik Slowakia, atas kemenangannya maka dibentuklah cikal bakal pemerintah
baru CSFR. Perkembangan selanjutnya adalah kecenderungan ide untuk berpisah
antara kedua republik itu, bukanlah yang terakhir dalam bayangannya untuk
mengadakan privatisasi di bidang ekonomi, dan terkonsentrasi untuk memajukan
industri berat, merupakan hambatan besar bagi Slowakia.
Pada pemilihan parlemen 7 Juni 1992, terjadi persatuan di
republik Ceko yang diwakili oleh Partai Demokrat Rakyat (ODS) dan republik
Slowakia yang diwakili oleh Gerakan Nasional untuk Demokrasi Slowakia (HZDS)
yang paling banyak mengumpulkan suara. Pada pemilihan parlemen 3 Juli Vàclav
Havel gagal dan di tolak oleh para pemilih dari Slowakia. Pada 27 Agustus 1992
terjadi kerja sama lagi antara perdana menteri Ceko dengan kawannya dari
Slowakia sebagai langkah peleburan dari federasi - meskipun sebagian banyak
rakyatnya tidak mendukung. Pada 1 Januari 1993, bersatu lagi di CSFR, antara
kedua negara pengikutnya, yaitu republik Slowakia dan republik Ceko, yang mana
presidennya dipilih sekali lagi Vàclav Havel pada 26 januari 1993.
Pada pemilu tahun 1996, sebagai sebuah patokan, bahwa
kwalitas pemerintahan pada tahun-tahun yang lampau berhasil dengan gemilang
dibawah perdana menteri Vàclav Klaus. Kenaikan laju ekonomi cukup
menggembirakan yang bisa mengkatrol dia dalam pemilu nanti, namun pada akhir
tahun 1997 harus di lengserkan dari pemerintahan karena terjerat kasus korupsi.
Pada waktu yang sama negara dalam kondisi krisis ekonomi.
Dari pemilu yang baru dilaksanakan bulan Juni 1998,
partai sosial demokrat sebagai partai yang terkuat, sejak itu minoritas pemerintah
memberi toleransi melalui ODS. Kedua partai itu telah menyatu dan berorientasi
ke negara-negara Eropa barat, yang diikuti berhasilnya negara Ceko masuk
anggota NATO pada awal tahun 1999 dan tujuan berikutnya adalah akan masuk
anggota EU. Sebuah ironi politik, negara Ceko dan Slowakia berpisah, tapi
nantinya juga akan bersatu lagi dalam masyarakat Eropa Union.
Vàclav Havel, penyair sebagai presiden
Vàclav Havel bukan seorang diplomat ataupun politikus,
perjalanan kariernya dimulai dari seorang dramawan, humanis, oposisi, dan
fanatik pada kebenaran. Dalam tempo beberapa minggu saja kariernya dari seorang
penentang negara menjadi seorang penguasa negara. Dia lahir tanggal 5 Oktober
1936 di Praha, dan selama lima tahun mendekam di tahanan. Di bawah rezim partai
komunis
Vàclav Havel telah terpinggirkan dan tak mendapat
kesempatan berkembang. Ayah Havel adalah seorang pengusaha kaya. Tahun 1948
setelah rezim komunis berkuasa, kekayaan keluarga Havel telah diambil alih
negara, Havel muda menjadi keturunan kelompok Borjuis yang mengenyam pendidikan
setaraf SMU, dia mulai belajar membuat sajak bersama seorang kawannya Milos
Forman (Amadeus) yang belakangan menjadi seorang sutradara di Hollywood. Tahun
1956 terjadi pemberontakan di Hongaria, Havel yang masih berusia 20 tahun ikut
menjadi peserta simposium sastrawan dengan tema yang amat genting atas
reformasi yang setengah hati. Havel makin terus aktif dalam membuat karya
teater, tahun 1969 dia menerima penghargaan sastra berkaliber Eropa dari
pemerintah Austria, atas karya teaternya yang berjudul: Hilangnya Bahasa
Birokrasi Yang Biadab (der Verlust der Sprache durch eine entmenchlichte
Bürokratie). Karya-karya teater Havel mendapat larangan lagi, dan dia ber exil
ke bagian utara wilayah Bohemia. Tahun 1977 Havel bekerja sama dengan filosof
Jan Patocka dan Jiri Hajek, seorang bekas komunis reformis. Havel mendekam di
penjara selama lima tahun dari tahun 1979 hingga 1983. Karena menderita radang
paru-paru sehingga mengundang protes di masyarakat untuk membebaskannya. Mulai
Oktober tahun 1989, pertama kalinya dia dipilih menjadi presiden di luar orang
komunis sejak tahun 1948. "Saya tak pernah membayangkan menjadi seorang
politikus", jawab Havel yang paling populer dalam sebuah interview.
"Saya merasakan dan saya masih beranggapan bahwa saya seorang sastrawan.
Tapi dari seluruh hidup saya, akan saya abdikan sepenuhnya untuk sebuah
tanggung jawab. Itu memaksa saya untuk menunjukkan daya tarik pada sesama
manusia, masyarakat, terhadap kepribadian saya sendiri. Kemauan politik rakyat
banyak telah mengantarkan saya ke puncak istana presiden. Disini saya tak ada
pilihan lain"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar