Nurel Javissyarqi
http://www.sastra-indonesia.com/
Ada sajak ditulis sederhana, tapi masih menawan digali kandungannya. Ada megah serta purna penggarapannya, sampai pesonakan mata-telinga. Tentu terketahui, dikala hari-hari diisi senandung puja nada puisi.
Tampak benar penggalian atau sekadar asal comot dari para pendahulu. Kentara pula penggurat pengekor, penjiplak atau berangkat memeras daya hidupnya, demi menelusuri di atas sejarah kehidupan.
Ada sajak belum jadi oleh tak sabaran suntuk seimbangkan nilai kata yang memondasi karyanya, sehingga tak sebuhul menstupa. Ini bisa diselidiki diksi-diksinya, apakah akrab penyairnya atau nyelonong tanpa kendali tanya, itu kelihatan jikalau menyusuri karya-karyanya.
Apakah dirinya kurang setia menapaki lelaku bathin kepenyairan, dalam pergantian waktu serupa tulisannya plin-plan, ada rasa ampang, njomplang dan seterusnya.
Ada penulis dinaungi bakat besar tapi terlalu menikmati kecerdasan, berjalan-jalan menyusuri naluri cemerlang meremahkan hal kodrati karyanya. Kata-katanya indah, namun tidak melekat senafas badan jiwa pergolakan di masanya.
Ada merangkaki ketekunan, tapi selepas kelihaiannya hadir, ikatan bathinnya melonggar melepas rerantai kemungkinan yang digayuh sebelumnya. Adanya terpancari cahaya puitik laksana pulung, tapi tak dirawatnya menjaga keseimbangan, buyar juga jadinya.
Sedari sini patut dirawat kewaspadaan, mencurigai himpunan perolehan diri, mematangkan tersirat pun sudah disuratkan. Melatih kepekaan di atas keseluruhan indra membaca tanda, sehingga wawasan bathin mengejawantah sedalam nafas pengertian dilakoninya.
Ini tidak berhenti, agar beberapa pintu terbuka mengisi kedahagaan, haus bertambah kerontang, temukan titik api gagasan sebatu lompatan, demi menerbangkan kehendak besar tengah mengeram di rahim kerinduan.
Terasa berat penyair sejati menapaki tangga kedirian. Kini aku insyaf, kenapa banyak dari mereka mati bunuh diri, gila, terkucilkan, serta nasib buruk lain semasa menggelandang mencari isyarat kalbu jaman.
Ada bergelimpangan di tengah jalan, putus-asa pula merasa puas sebelum waktu memanggilnya. Mungkin masih disebut namanya, tapi tak sekuat yang kurbankan hidupnya demi melestarikan nilai puitika, mencerahkan kekayaan bathin sesama, tulus berguna kejayaan dunia damai sentausa.
***
Albrecht Goes lahir 22 Maret 1908, meninggal 23 Februari 2000, penulis Jerman yang selama Perang Dunia II menjabat pendeta dalam ketentaraan Jerman. Setelah perang menulis beberapa novel yang berhubungan atas pengalamannya.
Salah satunya, Unruhige Nacht (1950), diterjemahkan ke bahasa Inggris sebagai “Arrow to the Heart” disesuaikan untuk disiarkan di televisi BBC Britania Raya, 1952.
Kini kucoba menafsirkan sajaknya di bawah ini:
LANGKAH-LANGKAH
Albrecht Goes
Anakku, pendek langkahmu yang pertama
Dan akan pendek pulalah langkahmu yang penghabisan.
Langkah pertama diiringi ayah dan bunda,
Langkah terakhir kaujalankan sendirian.
Mungkin setahun lagi, kau, anakku, akan membuat
Banyak langkah tanpa diawasi,
Entah itu nanti langkah apa
Dalam terang dan di malam hari?
Dunia ini luas dan milikmu,
Melangkahlah dengan tabah dan berani.
Setelah langkahmu yang terakhir, anakku,
Kita akan bersama kembali.
[Dari buku Malam Biru Di Berlin, terjemahan Berthold Damshäuser dan Ramadhan K.H. 1989]
Tapak pertama merisaukan, di sana ada ruang anggang-anggang; antara keyakinan ditancapkan berkeseluruhan niat, juga perasaan cemas pengalaman diimani bagi kesaksian.
Ini menyerapi segenap daya sekitar demi kokohkan langkah berikutnya; ada hening bersuara, ketakutan menggema memecahkan kendang telinga rasa dilahirkan, ada mengajak susuri jalan berduri tak dirasai.
Ialah gugusan gairah diledakkan sampai butiran terkecil mula kehadiran, nama lain sebelumnya batu, atau balokan kayu dengan kefitrohan. Kini debu-debu, pula arang pengisi ruangan kosong, dulu belum tertandai dimata, lalu sebagai sesuatu yang ada.
Bocah itu melawan bentukan nasib orang tuanya, sejarah akar menelusupi sela-sela seair hayati di goa keheningan, kiranya berharap tumbuh dicangkokkan.
Atau kelembutan angin sebarkan putik kembang, menari-nari bibit hayati menuju padang memungkinkan subur di jarak waktu nun jauh terlupa penghulu.
Kala sendirian betapa merindu bayu lama menghantarkan kokoh sekarang, andaikan hikayat baru di atas nama baru, sapaan lain masih menggenggam kesadaran puitik; hidup demi nafas-nafas bersama.
Sembari mencari titik lemah yang tidak menjelma awan pengayoman, diharapkan langkah penghabisan menawan setiap partikel pribadi seperti dirinya bersaksi.
Kala tanggungjawab menarik kesadaran, betapa sumringah kegelisahan dimatangkan; was-was dipadatkan, kelupaan terangkat kebebasan ke batas kemampuan.
Sambil menimba hening menimbang kesunyian, dari kegusarannya menebarkan jala kemana saja. Menarik bersegenap tenaga, timbullah perkiraan berasal himpitan kecewa, lantas menemukan bayangnya dari bayangan lain.
Sebatang pohon tumbuh di samping pepohonan, dilihatnya ada tumbang pula tidak berkembang, jikalau pohon asam perbahaui kesegaran dikala musim hujan.
Daunnya kembali perawan, bayangnya tidak tergoyahkan, angin pun segan meniup keras sekitarnya, hanya di jarak tertentu, menumbangkan pohonan tanggung.
Anak mencium keleluasaan pandang, keluar dari kerangkeng yang selama ini membelenggu langkah kaki. Kalau burung kuntul, lincah membajak bencah sawah, sebelum berniat menerbangkan sayap putih.
Rasa puas mengapungkan diri di udara, atau dahan mencium geraian hujan berkata; sambutlah musim, sambut kesucian terlahir, selepas negeri dilanda kekeringan lama.
Pada puncaknya, pepohon menggoyang batang menjatuhkan bebuahan, beburung melesat menuju sarang; setiap petang, malam pun pagi, awal kesadaran perbaharui masa demi wawasan bersanding perubahan yang memusarinya.
Lantas alam seisinya terhampar luas di atas ketabahan berani, mematangkan perolehan, pemahaman menghadirkan kekinian, sadarnya ruang-waktu peristiwa, yang diragukan kini menjelma kekuasaan.
Ingatan bentuk mewujud nyanyian, memadatkan keserupaan berarti, memangkas sampiran digenggamnya isi. Yang peroleh langkah akhir sepenuh makna, perasaan sepadan nyanyian masa menghirup keseimbangan pengertian.
Tak terlampau kenyang pun keterlaluan lapar, nilai pantas dipegang menatapi tapal batas kemungkinan; kepurnaan manusiawi, hakikat perjalanan menuntun itu menentukan cahaya hikmah meresapi relung terdalam.
Pada giliranya keleluasaan pandang, nafas teratur, faham dijalani kefitrian, mendapati pancaran damai, dunia puitik nirwana dijanjikan sedataran diimpi. Ini betapa realis bagi jiwa-jiwa berkesaksian, iman manis dari kegetiran dirasa, atau di balik lipatan pahit, ada madu keabadian.
Umpama bersyukur membuka tirai-tirai cakrawala yang melingkupi, warna keindahan meresapi tulang sum-sum penciptaan. Atau kelahiran terbaca di akhir meniti jalan lelah, nafas tersengal bangkitkan perasaan hidup menerus.
Akhirnya pemahaman menyamudra, tiada perbedaan meski dari sungai-sungai tak sama alirannya. Sungguh demikian, langkah akhir tertanda? Lalu masuk ke dalamnya, bersama kembali.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Musthafa
A Rodhi Murtadho
A Wahyu Kristianto
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Wachid BS
Abdullah al-Mustofa
Abdullah Khusairi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimanyu
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Maulani
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adrian Ramdani
Ady Amar
Afrizal Malna
Agnes Rita Sulistyawati
Aguk Irawan Mn
Agus R. Sarjono
Agus Riadi
Agus Subiyakto
Agus Sulton
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahm Soleh
Ahmad Farid Tuasikal
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Luthfi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadie Thaha
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rasyid
AJ Susmana
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander Aur
Alexander G.B.
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Rif’an
Aliela
Alimuddin
Alit S. Rini
Alunk Estohank
Ami Herman
Amich Alhumami
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminudin TH Siregar
Ammilya Rostika Sari
An. Ismanto
Anaz
Andaru Ratnasari
Andhi Setyo Wibowo
Andhika Prayoga
Andong Buku #3
Andrenaline Katarsis
Andri Cahyadi
Angela
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Sudibyo
Anton Wahyudi
Anwar Holid
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Zulkifli
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayu Utami
Azyumardi Azra
Babe Derwan
Bagja Hidayat
Balada
Bandung Mawardi
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Setiawan
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Bernadette Lilia Nova
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Bhakti Hariani
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budi Winarto
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Bustan Basir Maras
Camelia Mafaza
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Choirul Rikzqa
D. Dudu A.R
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Darmanto Jatman
Dedy Tri Riyadi
Delvi Yandra
Denny JA
Denny Mizhar
Dewi Anggraeni
Dian Basuki
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dian Yanuardy
Diana AV Sasa
Dinar Rahayu
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Warsidi
Edy Firmansyah
EH Kartanegara
Eka Alam Sari
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil Amir
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F. Budi Hardiman
Fadly Rahman
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fani Ayudea
Fariz al-Nizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatkhul Aziz
Felix K. Nesi
Film
Fitri Yani
Franditya Utomo
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Garna Raditya
Gde Artawan
Geger Riyanto
Gendhotwukir
George Soedarsono Esthu
Gerakan Surah Buku (GSB)
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Tri Atmojo
H. Supriono Muslich
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim H.D.
Hamberan Syahbana
Hamidah Abdurrachman
Han Gagas
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hasan Aspahani
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Helvy Tiana Rosa
Helwatin Najwa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendriyo Widi Ismanto
Hepi Andi Bastoni
Heri Latief
Heri Listianto
Herry Firyansyah
Heru Untung Leksono
Hikmat Darmawan
Hilal Ahmad
Hilyatul Auliya
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husnun N Djuraid
I Nyoman Suaka
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilenk Rembulan
Ilham khoiri
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santosa
Imelda
Imron Arlado
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Margareta
Indra Darmawan
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ingki Rinaldi
Insaf Albert Tarigan
Intan Hs
Isbedy Stiawan ZS
Ismail Amin
Ismi Wahid
Ivan Haris
Iwan Gunadi
Jacob Sumardjo
Jafar Fakhrurozi
Jajang R Kawentar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean-Marie Gustave Le Clezio
JJ. Kusni
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Julika Hasanah
Julizar Kasiri
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kadir Ruslan
Kartika Candra
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Ketut Yuliarsa
KH. Ma'ruf Amin
Khaerudin
Khalil Zuhdy Lawna
Kholilul Rohman Ahmad
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Krisandi Dewi
Kritik Sastra
Kucing Oren
Kuswinarto
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lenah Susianty
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
M Shoim Anwar
M. Arman A.Z.
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Harya Ramdhoni
M. Kasim
M. Latief
M. Wildan Habibi
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria hartiningsih
Maria Serenada Sinurat
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Marsus Banjarbarat
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masriadi
Mawar Kusuma Wulan
Max Arifin
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Mezra E. Pellondou
Micky Hidayat
Mihar Harahap
Misbahus Surur
Moh Samsul Arifin
Moh. Syafari Firdaus
Mohamad Asrori Mulky
Mohammad Afifuddin
Mohammad Fadlul Rahman
Muh Kholid A.S.
Muh. Muhlisin
Muhajir Arifin
Muhamad Sulhanudin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Azka Fahriza
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naskah Teater
Nezar Patria
Nina Setyawati
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noor H. Dee
Noval Maliki
Nunuy Nurhayati
Nur Haryanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurudin
Octavio Paz
Oliviaks
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Panda MT Siallagan
Pandu Jakasurya
PDS H.B. Jassin
Philipus Parera
Pradewi Tri Chatami
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R Sutandya Yudha Khaidar
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmadi Usman
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rahmat Sutandya Yudhanto
Raihul Fadjri
Rainer Maria Rilke
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridha al Qadri
Ridwan Munawwar
Rikobidik
Riri
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rizky Andriati Pohan
Robert Frost
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Romi Febriyanto Saputro
Rosihan Anwar
RR Miranda
Rudy Policarpus
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Gerilyawan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra
SelaSastra ke #24
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Subhan SD
Suci Ayu Latifah
Sulaiman Djaya
Sulistiyo Suparno
Sunaryo Broto
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunudyantoro
Suriali Andi Kustomo
Suryadi
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susi Ivvaty
Susianna
Susilowati
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Bahri
Syam Sdp
Syarif Hidayatullah
Tajuddin Noor Ganie
Tammalele
Tan Malaka
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Tengsoe Tjahjono
Th Pudjo Widijanto
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tiya Hapitiawati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Joko Susilo
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi
Umar Kayam
Undri
Uniawati
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Vyan Tashwirul Afkar
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyudin
Wannofri Samry
Warung Boenga Ketjil
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Web Warouw
Wijang Wharek
Wiko Antoni
Wina Bojonegoro
Wira Apri Pratiwi
Wiratmo Soekito
Wishnubroto Widarso
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Wing King
WS Rendra
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosi M. Giri
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Yuyu AN Krisna
Zaki Zubaidi
Zalfeni Wimra
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhaenal Fanani
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Zulhasril Nasir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar