Senin, 15 November 2010

HARI JADI JOMBANG, RIWAYATMU KINI

Dian Sukarno *)
http://forumsastrajombang.blogspot.com/

Belum satu bulan saya melakukan penelitian lanjutan atas karya tulis Melacak Jejak Mataram Kuna di Bumi Jombang, naskah ini sempat menduduki peringkat keempat dari enam besar pada ajang lomba penulisan tokoh dan peristiwa sejarah di Jawa Timur tahun 2008. Untuk tujuan itu saya menyempatkan sowan kepada pejabat kecamatan Tembelang, karena obyek penelitian saya di antaranya berada di kecamatan Tembelang. Karena Pak Camat sedang repot akhirnya diarahkan ke Pak Sekcam (Sekretaris Kecamatan) Siswanto. Dalam pertemuan di salah satu ruangan sebelah selatan pendapa kecamatan Tembelang tiba-tiba saya seperti mendapat durian runtuh alias berkah, karena Pak sekcam memberondong tausiyah kebudayaan tanpa saya minta. Beliau mengingatkan bahayanya jika hari jadi Jombang direalisasikan. Waktu itu saya hanya mampu manggut-manggut karena tujuan utama kedatangan saya bukan untuk membahas hari jadi Jombang. Namun jika dalam perkembangan penelitian mengarah pada penentuan tanggal lahir sebuah wilayah, maka biarlah masyarakat Jombang yang menilai dan menentukan.

Setiba di rumah dalam benak saya masih lekat ekspresi Pak sekcam Tembelang waktu memberi tausiyah, bahkan kata demi kata masih memenuhi gendang telinga. Kemudian terbetik angan yang menyeruak dalam tanya tak berbalas apakah kerja serius birokrasi terkait penelusuran hari jadi Jombang bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 2005 silam hanya sebatas seremonial kosong tanpa arti? Semoga dugaan ini banyak salahnya, sehingga ada langkah-langkah untuk menunjukkan kebenaran hakiki akan nasib Jombang sebagai daerah hystoric lanscape atau bentang wilayah yang mengandung nilai-nilai kesejarahan cukup tinggi.

Alasan utama ketidaksetujuan Pak Sekcam Siswanto jika hari jadi Jombang benar-benar terwujud, maka akan menyerap/ menyedot dana APBD untuk perayaan, sehingga dikhawatirkan bisa menghambat efisiensi anggaran. Lho…?! Saya ndomblong bin heran, mengapa kita harus ketakutan untuk mengungkap hari jadi sebagai bagian jatidiri bangsa? Analoginya/ pembanding bisa kita asumsikan dengan hari lahir seseorang. Sederhana saja hanya karena takut menggelar acara ulang tahun, maka tidak perlu mengetahui hari kelahiran. Sehingga tidak ada kewajiban mengurus akte, administrasi dan sebagainya.

Tanpa mengurangi rasa hormat atas perbedaan pendapat yang mengemuka, saya lantas terdorong untuk menuliskan sejumlah kemungkinan menyangkut hari jadi Jombang. Kalau tim penelusuran hari jadi Jombang pada 2005 lalu merekomendasikan empat tanggal atas peristiwa yang bisa dijadikan penentuan hari lahir Jombang, maka saya menyumbang dua kejadian yang bisa diasumsikan sebagai hari jadi Jombang. Sehingga kita mendapatkan enam hypotesis sebagai rekomendasi penentuan tonggak pertama kiprah daerah Jombang.

Keenam rekomendasi itu meliputi; pertama peristiwa berpindahnya ibukota Mataram Kuna dari I Poh Pitu (Jawa Tengah) ke Tamwlang (Jawa Timur). Letak Tamwlang oleh para ahli diduga daerah Tembelang, kabupaten Jombang. Hal ini berdasarkan berita prasasti Turyyan 851 Saka yang dikeluarkan oleh Sri Maharaja Rake Hino Dyah Sindok Sri Isawikrama Dharmmotunggawijaya berbunyi…maka tewek Sri Maharaja makadatwan I Tamwlang, maka Sri Maharaja berkedaton di Tamwlang. Peristiwa ini oleh Damais dikonversikan tanggal 24 Juli 929 Masehi.

Kedua berpindahnya ibukota Mataram Kuna dari Tamwlang ke Watugaluh (kecamatan Diwek). Hal ini diperkuat dalam prasasti Anjukladang 859 Saka (937 Masehi) yang berbunyi …kita prasidha manraksang ranghyangta Medang I Bumi Mataram I Watugaluh. Peristiwa ini diduga terjadi pada 10 April 937 M.

Ketiga legenda Kebokicak Karangkejambon versi budaya (ludruk) menerangkan bahwa Tumenggung Surana ayah Surantanu penguasa Katumenggungan Bantengan mendapat tugas mengamankan Brantas Kulon yang bergejolak. Meskipun legenda adalah bukti sejarah yang lemah, tetapi kita bisa berkaca pada Surabaya yang mengetahui hari jadinya setelah ada penelitian terkait legenda besar ikan Sura dan Baya. Menurut dugaan saya peristiwa Kebokicak terjadi pada waktu Prabu Girindrawardhana dari Daha/ Kediri menyerang Majapahit pada era Brawijaya V (Kertabhumi). Sayangnya saya belum menemukan analisis pertanggalan atas peristiwa yang memunculkan legenda asal-usul nama Jombang itu

Keempat ditetapkannya afdeeling Jombang oleh pemerintah Hindia Belanda lepas dari afdeeling Mojokerto pada 20 Maret 1881. Dalam surat keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda mengenai afdeeling Jombang/ Asisten Karesidenan Jombang yang beribukota di Jombang terdiri atas distrik-distrik; Mojoagung, Mojorejo, dan Mojodadi.

Kelima penetapan Patih untuk afdeeling Jombang pada 30 April 1881, dikarenakan Jombang belum memiliki seorang bupati.

Keenam penetapan batas-batas kota Jombang sebagai ibukota afdeeling Jombang oleh Staatblad van Nederlandsch-Indie Besluit van den Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie pada 20 September 1887.

Penentuan hari jadi sebuah kota atau wilayah bukan persoalan mudah, apalagi jika melihat daerah Jombang sudah berkiprah jauh pada masa klasik (Hindu Jawa). Tetapi dengan upaya yang sudah berkeringat-keringat alangkah bijaksana jika segera ditentukan tanggal lahir kota Jombang. Sehingga kita memiliki kebanggaan sebagai aset jatidiri bangsa.

Sebagai penulis yang juga penelusur sejarah saya hanya bisa berharap agar seluruh stakeholder di kabupaten Jombang bisa saiyek saeka kapti, satu tekad bersama menjadikan hari jadi sebagai pijakan identitas berbangsa dan bernegara. Sehingga penelitian terkait hari jadi Jombang tidak berubah menjadi penelitian kosong yang hanya berorientasi pada nilai nominal proyek. Saya yakin pada niat baik semuanya. Apakah Jombang tetap dibiarkan tanpa sebuah kejelasan hari jadi dan memunculkan pemeo riwayatmu kini atau sebaliknya? Sumangga…

*) Penulis adalah penelusur sejarah, penggiat budaya, dan pimpinan sanggar tari Lung Ayu, Sengon, Jombang.

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir